Asal Usul Tanjidor Bekasi dari Mantan Budak yang Membentuk Kelompok Kesenian
Selasa, 17 Januari 2023 - 17:39 WIB
BEKASI - Tanjidor selama ini dikenal kesenian masyarakat Betawi. Ternyata tak hanya di Jakarta, Tanjidor yang merupakan salah satu kekayaan budaya Nusantara ini juga akrab di Bekasi dan Karawang.
Tanjidor diperkenalkan pertama kali oleh bangsa Portugis pada abad ke-14. Tanjidor berasal dari bahasa Portugis “Tangedor” yang berarti alat musik berdawai.
Selain Tanjidor, terdapat beberapa alat musik lainnya seperti Klarinet Piston, Trombone, Saksofon, Drum, Perkusi, dan Tambur.
Baca juga: Lulus Kuliah, Adik Ayu Ting Ting Diarak Keliling Depok Pakai Tanjidor
Tanjidor dimainkan secara berkelompok sebanyak 7-10 orang. Pengaruh Eropa yang cukup kuat menyebabkan Tanjidor menggunakan sistem nada diatonik. Sistem nada ini merupakan elemen dasar dalam teori musik barat yang memiliki 7 tangga nada dalam satu oktaf.
Saat itu, bangsa Eropa yang menjajah Indonesia membawa banyak budak yang dibawanya dari Eropa. Budak-budak tersebut memiliki keahlian dalam memainkan peralatan musik.
Setelah sistem perbudakan dihapus pada abad ke-19, mantan budak mulai membentuk kelompok kesenian yang merupakan cikal bakal terbentuknya orkes Tanjidor.
Meluasnya pengaruh Betawi di wilayah sekitar Batavia menjadi salah satu asal usul terbentuknya Tanjidor Bekasi. Sejak abad ke-19, Tanjidor mulai diperkenalkan di Bekasi.
Namun, tahukah ternyata ada perbedaan antara Tanjidor di Kota Bekasi dan Tanjidor yang berada di Kabupaten Bekasi.
Tanjidor di Kota Bekasi kental akan unsur Betawi, sedangkan Tanjidor di Kabupaten Bekasi lebih kental dengan unsur Sunda Karawitan dan Parahyangan. Tanjidor Bekasi biasa ditampilkan dalam beberapa acara seperti pernikahan, khitanan, serta berbagai pesta.
Tanjidor juga biasa ditampilkan saat Hari Kemerdekaan Indonesia, Imlek, serta Cap Go Meh. Lagu-lagu yang biasa dibawakan saat penampilan Tanjidor adalah Kramton, Bananas, Cente Manis, Keramat Karam, Merpati Putih, dan Surilang.
MG/Ari Achmad Dhani
Lihat Juga: Dapat Dukungan Forkkabi, Ridwan Kamil Tegaskan Komitmen kepada Masyarakat dan Budaya Betawi
Tanjidor diperkenalkan pertama kali oleh bangsa Portugis pada abad ke-14. Tanjidor berasal dari bahasa Portugis “Tangedor” yang berarti alat musik berdawai.
Selain Tanjidor, terdapat beberapa alat musik lainnya seperti Klarinet Piston, Trombone, Saksofon, Drum, Perkusi, dan Tambur.
Baca juga: Lulus Kuliah, Adik Ayu Ting Ting Diarak Keliling Depok Pakai Tanjidor
Tanjidor dimainkan secara berkelompok sebanyak 7-10 orang. Pengaruh Eropa yang cukup kuat menyebabkan Tanjidor menggunakan sistem nada diatonik. Sistem nada ini merupakan elemen dasar dalam teori musik barat yang memiliki 7 tangga nada dalam satu oktaf.
Saat itu, bangsa Eropa yang menjajah Indonesia membawa banyak budak yang dibawanya dari Eropa. Budak-budak tersebut memiliki keahlian dalam memainkan peralatan musik.
Setelah sistem perbudakan dihapus pada abad ke-19, mantan budak mulai membentuk kelompok kesenian yang merupakan cikal bakal terbentuknya orkes Tanjidor.
Meluasnya pengaruh Betawi di wilayah sekitar Batavia menjadi salah satu asal usul terbentuknya Tanjidor Bekasi. Sejak abad ke-19, Tanjidor mulai diperkenalkan di Bekasi.
Namun, tahukah ternyata ada perbedaan antara Tanjidor di Kota Bekasi dan Tanjidor yang berada di Kabupaten Bekasi.
Tanjidor di Kota Bekasi kental akan unsur Betawi, sedangkan Tanjidor di Kabupaten Bekasi lebih kental dengan unsur Sunda Karawitan dan Parahyangan. Tanjidor Bekasi biasa ditampilkan dalam beberapa acara seperti pernikahan, khitanan, serta berbagai pesta.
Tanjidor juga biasa ditampilkan saat Hari Kemerdekaan Indonesia, Imlek, serta Cap Go Meh. Lagu-lagu yang biasa dibawakan saat penampilan Tanjidor adalah Kramton, Bananas, Cente Manis, Keramat Karam, Merpati Putih, dan Surilang.
MG/Ari Achmad Dhani
Lihat Juga: Dapat Dukungan Forkkabi, Ridwan Kamil Tegaskan Komitmen kepada Masyarakat dan Budaya Betawi
(jon)
tulis komentar anda