Senja di Langit Jakarta Indah Beberapa Hari Ini, BMKG Ungkap Penyebabnya
Jum'at, 13 Januari 2023 - 20:02 WIB
Beberapa hari ini langit sore di Jakarta terlihat indah. Pemandangan jingga membuat sejumlah warga berswafoto menikmati suasana sore. Foto: MPI/Dimas Choirul
JAKARTA - Beberapa hari ini langit sore di Jakarta terlihat indah. Pemandangan jingga membuat sejumlah warga berswafoto menikmati suasana sore.
Senja indah itu banyak dibagikan warganet melalui unggahan di media sosial. Lantas, mengapa hal ini terjadi? Bukankah saat ini wilayah Indonesia masih musim penghujan?
Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ida Pramuwardani menjelaskan, hal ini terjadi karena adanya partikel-partikel mikro di udara yang cukup besar. Sehingga, mengakibatkan berkas cahaya matahari akan lebih banyak komponen warna biru yang dihamburkan.
Baca juga: Langit Jakarta Jadi Trending Topik, Ada Apa?
"Dan hanya menyisakan komponen warna merah saat cahayanya tiba di bagian atmosfer di atas pengamatan," ujar Ida, Jumat (13/1/2023).
Fenomena tersebut sering diistilahkan dengan Hamburan Rayleigh yakni hamburan elastis pada cahaya oleh partikel-partikel mikro/nano di udara yang ukurannya lebih kecil daripada panjang gelombang cahaya tampak.
Beberapa waktu lalu, terjadi kepadatan partikel-partikel mikro/nano di udara yang cukup besar sehingga lebih padat daripada partikel pada udara normal.
"Karena lebih padat maka berkas cahaya matahari yang melewatinya akan dihamburkan khususnya pada panjang gelombang pendek (spektrum biru) hingga medium (spektrum hijau)," katanya.
Senja indah itu banyak dibagikan warganet melalui unggahan di media sosial. Lantas, mengapa hal ini terjadi? Bukankah saat ini wilayah Indonesia masih musim penghujan?
Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ida Pramuwardani menjelaskan, hal ini terjadi karena adanya partikel-partikel mikro di udara yang cukup besar. Sehingga, mengakibatkan berkas cahaya matahari akan lebih banyak komponen warna biru yang dihamburkan.
Baca juga: Langit Jakarta Jadi Trending Topik, Ada Apa?
"Dan hanya menyisakan komponen warna merah saat cahayanya tiba di bagian atmosfer di atas pengamatan," ujar Ida, Jumat (13/1/2023).
Fenomena tersebut sering diistilahkan dengan Hamburan Rayleigh yakni hamburan elastis pada cahaya oleh partikel-partikel mikro/nano di udara yang ukurannya lebih kecil daripada panjang gelombang cahaya tampak.
Beberapa waktu lalu, terjadi kepadatan partikel-partikel mikro/nano di udara yang cukup besar sehingga lebih padat daripada partikel pada udara normal.
"Karena lebih padat maka berkas cahaya matahari yang melewatinya akan dihamburkan khususnya pada panjang gelombang pendek (spektrum biru) hingga medium (spektrum hijau)," katanya.
(jon)
tulis komentar anda