BNPB: Kabupaten Bogor Secara Historis Berisiko Tinggi Banjir dan Tanah Longsor

Selasa, 18 Oktober 2022 - 09:55 WIB
BNPB menyatakan Kabupaten Bogor secara historis merupakan wilayah berisiko tinggi terjadi bencana banjir dan tanah longsor.Foto/Antara
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan Kabupaten Bogor secara historis merupakan wilayah berisiko tinggi terjadi bencana banjir dan tanah longsor. Tingginya kejadian bencana di Kabupaten Bogor diakibatkan karena topografinya yang berbukit-bukit sehingga berisiko tanah longsor .

“Kita punya 514 kabupaten kota, kalau kita runut historis kejadian bencana banjir dan tanah longsornya itu dari 514 itu yang paling tinggi adalah Kabupaten Bogor,” ungkap Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dikutip dari YouTube BNPB, Selasa (18/10/2022).

Aam sapaan akrabnya mengatakan, tingginya kejadian bencana di Kabupaten Bogor diakibatkan karena topografinya yang berbukit-bukit sehingga berisiko tanah longsor yang tinggi.



“Kabupaten Bogor mungkin hampir 40-60% topografinya banyak yang berbukit itu risiko tanah longsornya tinggi. Itu yang menjadi catatan kita,” katanya.

Aam menuturkan, dari data 10 tahun terakhir kejadian bencana paling tinggi di Kabupaten Bogor biasanya mulai terjadi pada bulan Agustus, puncaknya di Oktober, dan bulan April.

“Kalau kita lihat dalam satu tahun itu selama 10 tahun terakhir, itu di bulan-bulan apa saja baik itu banjir di Kabupaten Bogor ini kita lihat rata-rata dimulai dari Agustus, Oktober itu peak-nya cukup tinggi dan satu lagi di ada di bulan April, jadi biasanya ini memang di musim peralihan,” tuturnya.

Menurut Aam, saat ini kondisi musim yang tidak normal juga perlu diwaspadai kejadian bencana hidrometeorologi.

“Tapi sekarang musim-musim ini tidak normal lagi, Agustus yang seharusnya kemarau kita masih hujan bahkan intensitasnya tinggi, banjir tinggi. Juni, Juli, Agustus itu seharusnya kita masih kemarau tapi di sini banjir cukup tinggi, kemudian cuaca ekstrem cukup tinggi, longsor juga cukup tinggi,” ujarnya.

Aam berpesan bahwa tidak ada waktu dalam satu tahun untuk tidak waspada bencana hidrometeorologi.“Kita harus menyampaikan pesan kepada masyarakat dengan catatan seperti ini, ini data riil, data yang dilaporkan ke kita tidak ada waktu untuk 1 tahun itu setiap bulan untuk tidak waspada bencana hidrometeorologi basah,” katanya.

“Kemarau pun kita harus waspada longsor, Agustus pun kita harus waspada banjir. Jadi tidak ada 1 bulan dalam satu tahun, kalau kita melihat data waktu untuk tidak waspada bencana hidrometeorologi,” paparnya.
(hab)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More