Survei IPO: Anies Baswedan Kepala Daerah Paling Responsif Tangani Covid-19
Sabtu, 04 Juli 2020 - 13:30 WIB
JAKARTA - Hasil survei terbaru Indonesia Public Opinion (IPO) menempatkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai kepala daerah paling responsif dalam menangani pandemi Covid-19. Berdasarkan penilaian publik, Anies Baswedan menduduki posisi teratas sebanyak 62,6%.
Kemudian disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebesar 60,1%, dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono sebesar 54,3%. "Formasi ini menggeser Ridwan Kamil yang hanya memperoleh penilaian 53,0 persen, dari yang biasanya selalu bersanding dengan Anies dan Ganjar," ujar Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (4/7/2020).
Dalam survei kali ini muncul nama baru yang mendapat penilaian publik cukup tinggi, yakni Bupati Bolaang Mengondow Timur (Boltim) Sehan Salim Landjar sebesar 37,7 persen, lebih tinggi dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang mendapatkan penilaian positif 36,2% dari responden. (Baca juga: Hasil Survei, Susi Pudjiastuti dan Anies Baswedan Paling Disukai)
“Popularitas Bupati Boltim cukup mendapat perhatian publik. Dia dianggap responsif dan lebih baik dari Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Meskipun Khofifah berada di Jawa, faktanya ia dianggap lebih lamban dari Gubernur Bali, Gubernur Aceh Darussalam, Gubernur Sumatera Utara, bahkan dari Wali Kota Surabaya sekalipun,” tutur Dedi.
Dikatakan Dedi, bagi beberapa kepala daerah ini menjadi pertarungan politik menyongsong Pilpres 2024. "Publik tentu akan mengingat momentum pandemi ini sebagai titik penilaian, terutama kepala daerah yang ada di Jawa,” paparnya. (Baca juga: Pengaruhi Investasi, Reshuffle Kabinet Harus Pasti Jangan Sekadar Wacana)
Survei nasional ini dilakukan pada 8-25 Juni 2020 menggunakan metode Wellbeing Purposive Sampling (WPS), dengan melihat komposisi jumlah populasi di tiap wilayah tersurvei. WPS memungkinkan pendapat publik tersimpan dengan model spiral majority, di mana setiap surveyor mendistribusikan questionnaire sesuai kuota sebaran, yakni kepada responden yang memiliki relevansi dengan yang di nilai.
Validitas data menggunakan triangulasi bertingkat, membandingkan antar data ter-input, dengan analisis coder expert dan pengecekan ulang melalui wawancara via telepon sejumlah 20 persen dari total 1.350 responden yang tersebar di 30 provinsi terpilih. Penentuan sampling error pada 3.54 persen dengan tingkat akurasi data dalam rentang maksimum 97 persen.
Kemudian disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebesar 60,1%, dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono sebesar 54,3%. "Formasi ini menggeser Ridwan Kamil yang hanya memperoleh penilaian 53,0 persen, dari yang biasanya selalu bersanding dengan Anies dan Ganjar," ujar Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (4/7/2020).
Dalam survei kali ini muncul nama baru yang mendapat penilaian publik cukup tinggi, yakni Bupati Bolaang Mengondow Timur (Boltim) Sehan Salim Landjar sebesar 37,7 persen, lebih tinggi dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang mendapatkan penilaian positif 36,2% dari responden. (Baca juga: Hasil Survei, Susi Pudjiastuti dan Anies Baswedan Paling Disukai)
“Popularitas Bupati Boltim cukup mendapat perhatian publik. Dia dianggap responsif dan lebih baik dari Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Meskipun Khofifah berada di Jawa, faktanya ia dianggap lebih lamban dari Gubernur Bali, Gubernur Aceh Darussalam, Gubernur Sumatera Utara, bahkan dari Wali Kota Surabaya sekalipun,” tutur Dedi.
Dikatakan Dedi, bagi beberapa kepala daerah ini menjadi pertarungan politik menyongsong Pilpres 2024. "Publik tentu akan mengingat momentum pandemi ini sebagai titik penilaian, terutama kepala daerah yang ada di Jawa,” paparnya. (Baca juga: Pengaruhi Investasi, Reshuffle Kabinet Harus Pasti Jangan Sekadar Wacana)
Survei nasional ini dilakukan pada 8-25 Juni 2020 menggunakan metode Wellbeing Purposive Sampling (WPS), dengan melihat komposisi jumlah populasi di tiap wilayah tersurvei. WPS memungkinkan pendapat publik tersimpan dengan model spiral majority, di mana setiap surveyor mendistribusikan questionnaire sesuai kuota sebaran, yakni kepada responden yang memiliki relevansi dengan yang di nilai.
Validitas data menggunakan triangulasi bertingkat, membandingkan antar data ter-input, dengan analisis coder expert dan pengecekan ulang melalui wawancara via telepon sejumlah 20 persen dari total 1.350 responden yang tersebar di 30 provinsi terpilih. Penentuan sampling error pada 3.54 persen dengan tingkat akurasi data dalam rentang maksimum 97 persen.
(thm)
tulis komentar anda