Pasokan Air Bersih di Marunda Kepu Jakut Terputus Satu Bulan
Kamis, 19 Mei 2022 - 21:29 WIB
JAKARTA - Pasokan air bersih di Marunda Kepu, Jakarta Utara sudah terputus selama satu bulan. Akibatnya, aktivitas warga menjadi terganggu.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) DKI Jakarta Suci F Tanjung mengatakan, masyarakat harus mengalokasikan dana tambahan untuk membeli air jerigen dengan harga yang tinggi.
Baca juga: Wagub DKI Minta Warga Jakarta Hemat Menggunakan Air Bersih
"Mereka harus meluangkan waktu lebih untuk mencari air bersih dan menggunakannya seirit mungkin," ujarnya, Kamis (19/5/2022).
Menurut dia, dampak dari kekurangan air bersih, warga menjadi rentan mengalami gangguan kesehatan terutama bagi perempuan, anak-anak, serta lansia.
"Potensi gangguan kesehatan juga mengintai warga, terutama bagi perempuan, anak, dan kelompok rentan lainnya," katanya.
Masyarakat sempat mengadukan keluhan ini kepada pihak berwenang, tetapi keluhan tidak direspons. "Alih-alih menerima keluhan dengan memperbaiki layanan, petugas justru mengatakan agar warga memutus aliran air jika tidak puas dengan layanan yang ada," ujar Suci.
Baca juga: 15 Kecamatan di Jakarta Berpotensi Krisis Air Bersih saat Musim Kemarau
Persoalan air bersih di Marunda Kepu tidak lepas dari buruknya layanan dan diskriminasi pemasangan pipa PDAM seperti pada Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 16 Tahun 2020 tentang Tata Cara Penyambungan dan Pemakaian Air Minum.
"Warga yang tidak dapat menunjukkan bukti kepemilikan tanahnya seperti warga Marunda Kepu hanya bisa memasang pipa PDAM secara khusus," ucapnya.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) DKI Jakarta Suci F Tanjung mengatakan, masyarakat harus mengalokasikan dana tambahan untuk membeli air jerigen dengan harga yang tinggi.
Baca juga: Wagub DKI Minta Warga Jakarta Hemat Menggunakan Air Bersih
"Mereka harus meluangkan waktu lebih untuk mencari air bersih dan menggunakannya seirit mungkin," ujarnya, Kamis (19/5/2022).
Menurut dia, dampak dari kekurangan air bersih, warga menjadi rentan mengalami gangguan kesehatan terutama bagi perempuan, anak-anak, serta lansia.
"Potensi gangguan kesehatan juga mengintai warga, terutama bagi perempuan, anak, dan kelompok rentan lainnya," katanya.
Masyarakat sempat mengadukan keluhan ini kepada pihak berwenang, tetapi keluhan tidak direspons. "Alih-alih menerima keluhan dengan memperbaiki layanan, petugas justru mengatakan agar warga memutus aliran air jika tidak puas dengan layanan yang ada," ujar Suci.
Baca juga: 15 Kecamatan di Jakarta Berpotensi Krisis Air Bersih saat Musim Kemarau
Persoalan air bersih di Marunda Kepu tidak lepas dari buruknya layanan dan diskriminasi pemasangan pipa PDAM seperti pada Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 16 Tahun 2020 tentang Tata Cara Penyambungan dan Pemakaian Air Minum.
"Warga yang tidak dapat menunjukkan bukti kepemilikan tanahnya seperti warga Marunda Kepu hanya bisa memasang pipa PDAM secara khusus," ucapnya.
(jon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda