15 Kecamatan di Jakarta Berpotensi Krisis Air Bersih saat Musim Kemarau
Selasa, 10 Mei 2022 - 21:41 WIB
JAKARTA - Sebanyak 15 kecamatan di Jakarta berpotensi mengalami krisis air bersih saat musim kemarau. Tahun ini BMKG belum mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis untuk wilayah yang lebih spesifik di Jakarta.
"Jika merujuk pada peringatan dini kekeringan meteorologis yang pernah dikeluarkan BMKG pada tahun 2019, terdapat 15 kecamatan rawan kekeringan yakni Jakarta Pusat (Menteng, Gambir, Kemayoran, Tanah Abang), Jakarta Utara (Cilincing, Tanjung Priok, Koja, Kelapa Gading, Penjaringan), Jakarta Selatan (Tebet, Pasar Minggu, Setiabudi), dan Jakarta Timur (Makasar, Pulogadung, Cipayung)," ujar Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji, Selasa (10/5/2022).
Baca juga: Soal Cuaca Jakarta, BPBD DKI Keluarkan Peringatan Dini
Tiga kecamatan belum terlayani jaringan perpipaan air bersih juga perlu diwaspadai seperti Jagakarsa, Pasar Minggu, dan sebagian wilayah Kecamatan Cilandak.
Pihaknya akan terus memantau perkembangan saat musim kemarau. Dia akan mengerahkan tim khusus apabila kondisi semakin tidak memungkinkan.
"Tim khusus dapat sewaktu-waktu diaktifkan apabila terjadi kekeringan yang berdampak langsung ke masyarakat. Karena itu, sinergi dan koordinasi antar OPD dan stakeholders terus kami perkuat dalam mengantisipasi musim kemarau," ucap Isnawa.
"Jika merujuk pada peringatan dini kekeringan meteorologis yang pernah dikeluarkan BMKG pada tahun 2019, terdapat 15 kecamatan rawan kekeringan yakni Jakarta Pusat (Menteng, Gambir, Kemayoran, Tanah Abang), Jakarta Utara (Cilincing, Tanjung Priok, Koja, Kelapa Gading, Penjaringan), Jakarta Selatan (Tebet, Pasar Minggu, Setiabudi), dan Jakarta Timur (Makasar, Pulogadung, Cipayung)," ujar Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji, Selasa (10/5/2022).
Baca juga: Soal Cuaca Jakarta, BPBD DKI Keluarkan Peringatan Dini
Tiga kecamatan belum terlayani jaringan perpipaan air bersih juga perlu diwaspadai seperti Jagakarsa, Pasar Minggu, dan sebagian wilayah Kecamatan Cilandak.
Pihaknya akan terus memantau perkembangan saat musim kemarau. Dia akan mengerahkan tim khusus apabila kondisi semakin tidak memungkinkan.
"Tim khusus dapat sewaktu-waktu diaktifkan apabila terjadi kekeringan yang berdampak langsung ke masyarakat. Karena itu, sinergi dan koordinasi antar OPD dan stakeholders terus kami perkuat dalam mengantisipasi musim kemarau," ucap Isnawa.
(jon)
tulis komentar anda