Profil Ridwan Saidi, Budayawan Betawi yang Suka Musik Jazz
Rabu, 06 April 2022 - 22:29 WIB
JAKARTA - Ridwan Saidi, politikus dan budayawan Betawi yang kerap wara-wiri di layar kaca stasiun televisi swasta nasional. Ternyata pria kelahiran Jakarta, 2 Juli 1942 ini suka musik jazz dan seni sastra.
Ridwan berasal dari keluarga yang sederhana. Usai menamatkan sekolah di SMAN I Budi Utomo, dia berkuliah di Fakultas Publisistik Universitas Padjadjaran (Unpad). Baru setahun jadi mahasiswa, dia memutuskan tak melanjutkan pendidikan terhitung sejak 1962-1963.
Baca juga: Sunan Kalijaga (5): Mubaligh yang Seniman dan Budayawan
Ridwan kembali menumbuhkan tekad untuk mendapatkan gelar sarjana. Dia masuk Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (sekarang FISIP) Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1963-1976.
Saat berkuliah, Ridwan aktif dalam berbagai keorganisasian. Dia pernah menjabat Kepala Staf Batalyon Soeprapto Arief Rahman Hakim (1966), Sekjen Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara (1973-1975), dan Ketua Umum PB HMI (1974-1976).
Dia juga pernah terlibat dalam kegiatan internasional seperti White House Conference on Youth di Colorado, Amerika Serikat (1971); Australia-Indonesia Dialogue di Canberra, Australia (1981); hingga ASEAN Parliament Conference di Singapura (1983).
Baca juga: Vaksinasi Seniman dan Budayawan, Sandi: Semoga Sektor Ekonomi Kreatif Pulih
Berbekal keorganisasiannya selama berkuliah, Ridwan pun terjun ke ranah politik. Dia menjadi anggota DPR dari Fraksi PPP mulai 1977-1982 dan 1982-1987, menjadi Wakil Ketua Komisi APBM (1977-1982), Wakil Ketua Komisi X (1982-1987), Ketua Umum Partai Masyumi Baru (1995-2003), sampai menduduki jabatan Ketua Komite Waspada Komunisme.
Ridwan juga hobi menulis. Sejak 1992, dia sudah aktif menerbitkan banyak buku. Buku-buku yang dia tulis di antaranya Golkar Pascapemilu; Anak Betawi Diburu Intel Yahudi; Profil Orang Betawi: Asal Muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadatnya; Status Piagam Jakarta: Tinjauan Hukum dan Sejarah; serta Fakta dan Data Yahudi di Indonesia.
Ridwan berasal dari keluarga yang sederhana. Usai menamatkan sekolah di SMAN I Budi Utomo, dia berkuliah di Fakultas Publisistik Universitas Padjadjaran (Unpad). Baru setahun jadi mahasiswa, dia memutuskan tak melanjutkan pendidikan terhitung sejak 1962-1963.
Baca juga: Sunan Kalijaga (5): Mubaligh yang Seniman dan Budayawan
Ridwan kembali menumbuhkan tekad untuk mendapatkan gelar sarjana. Dia masuk Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (sekarang FISIP) Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1963-1976.
Saat berkuliah, Ridwan aktif dalam berbagai keorganisasian. Dia pernah menjabat Kepala Staf Batalyon Soeprapto Arief Rahman Hakim (1966), Sekjen Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara (1973-1975), dan Ketua Umum PB HMI (1974-1976).
Dia juga pernah terlibat dalam kegiatan internasional seperti White House Conference on Youth di Colorado, Amerika Serikat (1971); Australia-Indonesia Dialogue di Canberra, Australia (1981); hingga ASEAN Parliament Conference di Singapura (1983).
Baca juga: Vaksinasi Seniman dan Budayawan, Sandi: Semoga Sektor Ekonomi Kreatif Pulih
Berbekal keorganisasiannya selama berkuliah, Ridwan pun terjun ke ranah politik. Dia menjadi anggota DPR dari Fraksi PPP mulai 1977-1982 dan 1982-1987, menjadi Wakil Ketua Komisi APBM (1977-1982), Wakil Ketua Komisi X (1982-1987), Ketua Umum Partai Masyumi Baru (1995-2003), sampai menduduki jabatan Ketua Komite Waspada Komunisme.
Ridwan juga hobi menulis. Sejak 1992, dia sudah aktif menerbitkan banyak buku. Buku-buku yang dia tulis di antaranya Golkar Pascapemilu; Anak Betawi Diburu Intel Yahudi; Profil Orang Betawi: Asal Muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadatnya; Status Piagam Jakarta: Tinjauan Hukum dan Sejarah; serta Fakta dan Data Yahudi di Indonesia.
(jon)
tulis komentar anda