Masalah Klasik Banjir Pondok Gede Permai, Ini Penyebab Sungai Dangkal
Sabtu, 19 Februari 2022 - 04:00 WIB
BEKASI - Penyebab sungai dangkal sebenarnya sudah diketahui oleh pemangku kepentingan dan menjadi prioritas dalam penanganan banjir. Sayangnya, meskipun cara mengatasinya dengan pembuatan tanggul, banjir masih saja terjadi.
Seperti di kawasan Pondok Gede Permai beberapa hari lalu. Sama seperti tahun sebelumnya, banjir di Pondok Gede Permai itu disebabkan oleh jebolnya tanggul kali Bekasi.
Saat itu, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSC) melakukan penanganan tanggul di PGP dengan dua kategori pengerjaan yaitu penanganan sementara dan permanen. Penanganan sementara tidak dilakukan dengan pembronjongan, melainkan menggunakan sheet pile, nantinya akan diselesaikan yang permanen dengan bentuk tanggul.
Bahkan, Kepala BBWSC Bambang Hidayah berjanji menjadikan kawasan tersebut sebagai priorotas utama pembangunan tanggul dari total penanganan Kali Bekasi sepanjang 11 kilometer, mulai dari pertemuan Sungai Cileungsi-Cikeas hingga Bendung Bekasi.
Pembuatan tanggul merupakan salah satu cara program normalisasi selain pengerukan. Normalisasi sendiri dilakukan karena sungai mengalami pendangkalan. Lalu apa si penyebab sungai dangkal?, berikut ulaasanya:
Pendangkalan sungai adalah proses pengendapan material-material padat di bagian dasar sungai. Penyebab sungai dangkal itu akibat adanya penumpukan beberapa material alami seperti tanah, pasir atau lumpur. Termasuk hasil kegiatan manusia seperti pembuangan sampah ke sungai.
Fenomena pendangkalan sungai dapat terjadi secara alami. Saat musim hujan, sedimentasi lumpur tidak bisa dihindarkan. Di daerah perkotaan, pendangkalan sungai secara umum terjadi akibat penumpukan limbah aktivitas manusia.
Pendangkalan sungai merupakan masalah lingkungan yang serius. Di Jakarta sendiri, bencana banjir yang terjadi setiap tahun merupakan dampak langsung dari pendangkalan sungai-sungai yang melewati Jakarta.
Untuk itu BBWSCC melakukan normalisasi 13 sungai sejak 2013 sepanjang 33 kilometer dengan pembuatan tanggul dan pengerukan. Bambang menjelaskan, sendimentasi akan terus terjadi pada umumnya ketika di hulu curam, longsor dan terbawa ke hilir yang akhirnya menyebabkan sendimentasi.
Selain di Jakarta, beberapa sungai besar di Indonesia sudah dalam kondisi kritis karena banyaknya material yang mengganggu aliran air. Sebut saja Sungai Musi yang mengalami pengendapan lumpur dengan laju dua hingga tiga juta kubik per tahun akibat erosi tanah.
Penebangan hutan di hulu sungai untuk perkebunan kelapa sawit dianggap sebagai penyebab fenomena ini. Pendangkalan sungai ini mempersulit kapal yang melintas di sungai dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat yang kehidupannya bergantung pada Sungai Musi.
Bambang menjelaskan, pendagkalan sungai disebabkan sendimentasi akan terus terjadi pada umumnya ketika di hulu curam, longsor dan terbawa ke hilir yang akhirnya menyebabkan sendimentasi.
Seperti di kawasan Pondok Gede Permai beberapa hari lalu. Sama seperti tahun sebelumnya, banjir di Pondok Gede Permai itu disebabkan oleh jebolnya tanggul kali Bekasi.
Saat itu, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSC) melakukan penanganan tanggul di PGP dengan dua kategori pengerjaan yaitu penanganan sementara dan permanen. Penanganan sementara tidak dilakukan dengan pembronjongan, melainkan menggunakan sheet pile, nantinya akan diselesaikan yang permanen dengan bentuk tanggul.
Bahkan, Kepala BBWSC Bambang Hidayah berjanji menjadikan kawasan tersebut sebagai priorotas utama pembangunan tanggul dari total penanganan Kali Bekasi sepanjang 11 kilometer, mulai dari pertemuan Sungai Cileungsi-Cikeas hingga Bendung Bekasi.
Pembuatan tanggul merupakan salah satu cara program normalisasi selain pengerukan. Normalisasi sendiri dilakukan karena sungai mengalami pendangkalan. Lalu apa si penyebab sungai dangkal?, berikut ulaasanya:
Pendangkalan sungai adalah proses pengendapan material-material padat di bagian dasar sungai. Penyebab sungai dangkal itu akibat adanya penumpukan beberapa material alami seperti tanah, pasir atau lumpur. Termasuk hasil kegiatan manusia seperti pembuangan sampah ke sungai.
Fenomena pendangkalan sungai dapat terjadi secara alami. Saat musim hujan, sedimentasi lumpur tidak bisa dihindarkan. Di daerah perkotaan, pendangkalan sungai secara umum terjadi akibat penumpukan limbah aktivitas manusia.
Pendangkalan sungai merupakan masalah lingkungan yang serius. Di Jakarta sendiri, bencana banjir yang terjadi setiap tahun merupakan dampak langsung dari pendangkalan sungai-sungai yang melewati Jakarta.
Untuk itu BBWSCC melakukan normalisasi 13 sungai sejak 2013 sepanjang 33 kilometer dengan pembuatan tanggul dan pengerukan. Bambang menjelaskan, sendimentasi akan terus terjadi pada umumnya ketika di hulu curam, longsor dan terbawa ke hilir yang akhirnya menyebabkan sendimentasi.
Selain di Jakarta, beberapa sungai besar di Indonesia sudah dalam kondisi kritis karena banyaknya material yang mengganggu aliran air. Sebut saja Sungai Musi yang mengalami pengendapan lumpur dengan laju dua hingga tiga juta kubik per tahun akibat erosi tanah.
Penebangan hutan di hulu sungai untuk perkebunan kelapa sawit dianggap sebagai penyebab fenomena ini. Pendangkalan sungai ini mempersulit kapal yang melintas di sungai dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat yang kehidupannya bergantung pada Sungai Musi.
Bambang menjelaskan, pendagkalan sungai disebabkan sendimentasi akan terus terjadi pada umumnya ketika di hulu curam, longsor dan terbawa ke hilir yang akhirnya menyebabkan sendimentasi.
(ams)
tulis komentar anda