Aneh bin Ajaib! Karyawan Ini Tak Pernah Tes PCR, tapi Dinyatakan Positif Covid-19

Jum'at, 11 Februari 2022 - 18:44 WIB
Jamaludin (36), karyawan perusahaan swasta terheran-heran setelah mendapat pesan WA dari Kemenkes yang menyatakan dirinya positif Covid-19. Padahal, dia belum pernah tes PCR di rumah sakit mana pun di Depok. Foto: Ilustrasi/Dok SINDOnews
DEPOK - Jamaludin (36), karyawan perusahaan swasta terheran-heran setelah mendapat pesan WhatsApp/WA dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menyatakan dirinya positif Covid-19. Padahal, dia belum pernah tes PCR di rumah sakit mana pun di wilayah Depok.

“Saya mengecek aplikasi PeduliLindungi dan mendapatkan hasil PCR dirinya positif dari laboratorium sebuah RS di Depok. Sebelumnya saya tidak pernah melakukan PCR swab sekali pun di rumah sakit itu,” ujar Jamal, Jumat (11/2/2022).

Baca juga: Ini Alasan Hasil Tes Swab Berbeda, Menkes: Tidak Ada PCR yang 100 Persen Sempurna



Dari aplikasi tersebut Jamal masuk daftar hitam. Dia kaget dan menghubungi pihak rumah sakit (RS) dan aplikasi untuk mempertanyakan mekanisme perubahan status dirinya yang dirasa tidak valid.

Setelah berhasil terhubung dengan 119 ext 9, operator menyatakan kalau pihak aplikasi hanya menerima data tersebut dan saya diarahkan menghubungi pihak RS. Kemudian, dia menghubungi rumah sakit di Depok itu melalui call centre dan akhirnya keluhan tersebut ditampung dan diteruskan oleh pihak laboratorium RS.

Setelah bersusah payah menempuh berbagai cara kini status Jamal di aplikasi PeduliLindungi sudah berubah tidak hitam lagi alias normal. Kemudian, pembaruan data itu akan diteruskan ke Pusdatin.

“Sudah normal, mereka kan juga nerusin ke Pusdatin. Kemarin juga saya minta arahan dari Kemenkes. Cuma sekarang mereka lagi ngurusin ke Pusdatin segala macam sehingga belum tahu sudah diselesaikan atau belum. Kalau dari saya minta pihak RS ada permintaan maaf saya tidak mau panjang. Yang jelas dari mereka bisa memperbaiki,” ungkapnya.

Baca juga: Vicky Shu Curhat Tes PCR Positif Covid-19 tapi Antigen Negatif

Ketika ditanya apakah ada kesalahan input data dari pihak RS, menurut Jamal, dari pengakuan pihak RS mengakui ada kesalahan input. Pasalnya, ada kesamaan nama dan tanggal lahir dirinya dengan orang lain.

Dia mengaku banyak mengalami kerugian atas kasus tersebut. Pekerjaannya menjadi terganggu karena harus mengurus perbaikan kesalahan data itu. “Saya nggak bisa ke mana-mana dua hari. Dari jam 3 pagi sampai malam masih teleponin 119 lagi menanyakan ini gimana. Terus nelepon ke pihak mereka. Mereka komunikatif dan mereka bilang masih diurus-urus dan menjanjikan. Saya sebenarnya surat saja sudah cukup. Pihak PeduliLindungi sudah hilang hasil positifnya,” kata Jamal.

Dia meminta pihak RS membuat surat permintaan maaf secara tertulis. “Ada bentuk tanggung jawab mereka dan mereka mengakui kalau itu kelalaian dari pihak RS. RS ada iktikad baik meminta maaf secara tertulis, sudah cukup,” ujarnya.
(jon)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More