Diskusi Bersama Wali Kota se-Asia Tenggara, Arief Paparkan Program Kampung Proklim

Selasa, 09 November 2021 - 18:03 WIB
Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah menjadi salah satu pembicara dalam acara Roundtable of Southeast Asian Mayors yang mengusung tema Ensuring Climate Investments Reflect The Aspiration of Urban Poor secara daring, Selasa (9/11/2021).Foto/Istimewa
TANGERANG - Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah menjadi salah satu pembicara dalam acara Roundtable of Southeast Asian Mayors yang mengusung tema "Ensuring Climate Investments Reflect The Aspiration of Urban Poor" secara daring, Selasa (9/11/2021).

Dalam diskusi yang juga diikuti sejumlah kepala daerah dari berbagai negara tersebut, Arief menyampaikan upaya dan program yang diusung oleh Pemkot Tangerang dalam menangani dampak perubahan iklim yang terjadi.

"Di Kota Tangerang, kekuatan dan kerja sama dari masyarakat menjadi salah satu unsur yang penting," jelas Arief dalam diskusi yang juga menghadirkan narasumber Wakil Wali Kota Del Carmen Provinsi Surigao del Norte Alfredo Coro II dan Wali Kota La Trinidad Provinsi Benguet Romeo Salda dari negara Filipina.



Arief menjabarkan program Kampung Proklim yang merupakan salah satu cara dari Pemkot Tangerang bersama dengan masyarakat dan sektor swasta untuk dapat peduli dan bergerak dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim. "Pada tahun 2021, terdapat sebanyak 240 Kampung Proklim di Kota Tangerang," ujar Arief di acara yang diinisiasi oleh Asian Development Bank (ADB).

"Dengan kegiatan masyarakat di antaranya pembuatan lubang biopori dan sumur resapan, pengolahan sampah di sumber hingga pemanfaatan lahan tidur menjadi KWT," sambungnya.

Pada pelaksanaan program Kampung Proklim, masyarakat telah membuat tak kurang dari 290 sumur resapan serta melakukan penanaman pohon sebanyak 33.522 pohon."Hasilnya telah dapat mengurangi titik banjir di Kota Tangerang hingga lebih dari 75%," ujar Arief.

Selain Kampung Proklim, lanjut Arief, Pemkot Tangerang juga memiliki program Kampung Kita di mana setiap kampung dapat mengangkat kearifan lokal yang dimiliki untuk menjadi sebuah ikon dalam memperkenalkan identitas ataupun keunikan yang dimiliki.

"Contohnya Kampung Markisa, Kampung Talas dan masih banyak lagi yang bisa memberikan dampak positif terhadap perubahan iklim yang terjadi," ucap Arief.
(hab)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More