Puluhan Emak-emak Korban Arisan Online Geruduk Rumah Guru di Bekasi
Sabtu, 16 Oktober 2021 - 17:03 WIB
BEKASI - Puluhan korban arisan online menggeruduk rumah ketua arisan online yang berada di Kampung Bulaktemu, Desa Sukabudi, Kecamatan Sukawangi,Kabupaten Bekasi,Sabtu (16/10/2021). Sebelum ke rumah pelaku, para korban penipuan juga sempat mendatangi Sekolah Dasar Negri (SDN) Sukadaya 01.
Puluhan korban yang di dominasi oleh ibu-ibu ini mendatangi rumah pelaku dengan membawa kertas karton yang bertuliskan tuntutan dan memasang foto pelaku. Para korban meminta agar uangnya dikembalikan. Namun aksi tersebut dihadang oleh orang tua pelaku, yang tidak mengizinkan para korban masuk ke dalam rumah.
Sementara pelaku sendiri tidak mau menemui korbannyadan pelaku sebagai guru di sekolah tersebut.Menurut keterangan salah seorang korban penipuan arisan Maisaroh, kasus penipuan ini sudah terbongkar dari satu tahun yang lalu. Namun sampai sekarang tidak ada etikad baik dari pelaku untuk mengganti uang korban, hanya sebatas menjanjikan saja.
“Arisan ini sudah berjalan dua tahun. Tapi satu tahun terakhir ini sudah ketahuan bahwa nggak benar. Makanya kita minta uang dikembalikan, tapi sampai saat ini hanya di janjikan saja,” katanya.
Menurut dia,aksi modus arisan online ini berhasil diketahui setelah banyak anggota fiktif. Hal itu mengingat, dari grade Rp30 juta dengan biaya per orang Rp1 juta.
Orangnya itu hanya 15 orang dan 5 orang lainnya atas nama dia (pelaku). Begitu juga dengan arisan grade Rp24 juta.
“Saya ikut arisan yang Rp24 juta, yang sepuluh orang ini baru enam yang dapat, itu pun ada yang dibayar full dan ada yang setengah. Sementara, 15 orang yang kita kasih setiap bulan Rp1 juta, itu nggak ada orangnya,”jelasnya.
Menurutnya, korban penipuan arisan keseluruhan sekitar ada 50 orang, yang terbagi menjadi lima kloter. Untuk kerugian sendiri mencapai ratusan juta.
“Keseluruhan Rp800 juta. Kerugian perorang mulai dari Rp11 juta sampai Rp24 juta. Ini sudah berjalan selama dua tahundan sudah dilaporkan kepada petugas kepolisian,” katanya.
Lihat Juga: Antisipasi Pengguna Narkoba, Polres dan BNK Diminta Tes Urine 55 Anggota DPRD Kabupaten Bekasi
Puluhan korban yang di dominasi oleh ibu-ibu ini mendatangi rumah pelaku dengan membawa kertas karton yang bertuliskan tuntutan dan memasang foto pelaku. Para korban meminta agar uangnya dikembalikan. Namun aksi tersebut dihadang oleh orang tua pelaku, yang tidak mengizinkan para korban masuk ke dalam rumah.
Sementara pelaku sendiri tidak mau menemui korbannyadan pelaku sebagai guru di sekolah tersebut.Menurut keterangan salah seorang korban penipuan arisan Maisaroh, kasus penipuan ini sudah terbongkar dari satu tahun yang lalu. Namun sampai sekarang tidak ada etikad baik dari pelaku untuk mengganti uang korban, hanya sebatas menjanjikan saja.
“Arisan ini sudah berjalan dua tahun. Tapi satu tahun terakhir ini sudah ketahuan bahwa nggak benar. Makanya kita minta uang dikembalikan, tapi sampai saat ini hanya di janjikan saja,” katanya.
Menurut dia,aksi modus arisan online ini berhasil diketahui setelah banyak anggota fiktif. Hal itu mengingat, dari grade Rp30 juta dengan biaya per orang Rp1 juta.
Orangnya itu hanya 15 orang dan 5 orang lainnya atas nama dia (pelaku). Begitu juga dengan arisan grade Rp24 juta.
“Saya ikut arisan yang Rp24 juta, yang sepuluh orang ini baru enam yang dapat, itu pun ada yang dibayar full dan ada yang setengah. Sementara, 15 orang yang kita kasih setiap bulan Rp1 juta, itu nggak ada orangnya,”jelasnya.
Menurutnya, korban penipuan arisan keseluruhan sekitar ada 50 orang, yang terbagi menjadi lima kloter. Untuk kerugian sendiri mencapai ratusan juta.
Baca Juga
“Keseluruhan Rp800 juta. Kerugian perorang mulai dari Rp11 juta sampai Rp24 juta. Ini sudah berjalan selama dua tahundan sudah dilaporkan kepada petugas kepolisian,” katanya.
Lihat Juga: Antisipasi Pengguna Narkoba, Polres dan BNK Diminta Tes Urine 55 Anggota DPRD Kabupaten Bekasi
(mhd)
tulis komentar anda