Penanganan Banjir di Bekasi Terkendala Sejumlah Persoalan

Sabtu, 16 Oktober 2021 - 13:36 WIB
Pemkab Bekasi melakukan normalisasi Kali Jambe, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, guna mengurangi dampak banjir.Foto/SINDOnews/Abdullah M Surjaya
BEKASI - Pemkab Bekasi harus bekerja ekstra keras untuk mencegah banjir yang berpotensi terjadi pada akhir tahun ini. Pasalnya, terdapat sejumlah persoalan yang harus diselesaikan seperti sampah serta persimpangan tol yang menghambat aliran air sungai.

Penjabat Bupati Dani Ramdan mengatakan, proyek normalisasi sungai yang dilakukan di Kali Jambe Desa Lambang Jaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi tidak serta merta mampu mencegah banjir. Karena ada empat masalah yang juga memengaruhi banjir.

Pertama, sampah yang kerap memenuhi badan sungai bahkan hingga sepanjang ratusan meter.”Proyek-proyek pengendalian banjir di antaranya yang kita kerjakan ini Kali Jambe mulai normalisasi di titik Dukuh Bima. Namun ada persoalan lain, seperti sampah. Ini sebenarnya kan mulai dari Kota Bekasi,” kata Dani kepada wartawan Sabtu (16/10/2021).



Banyaknya sampah itu lantaran Kali Jambe melewati tempat pembuangan sampah. Ribuan ton sampah itu, beberapa di antaranya lantas masuk ke sungai. Kemudian sampah juga dibuang sembarangan oleh warga.

Alhasil, selain mencemari, sampah pun menghambat laju air dan menyebabkan banjir di beberapa wilayah.

”Di situ melewati TPA di mana sampahnya terbawa masuk ke sini. Artinya kami memang harus berkoordinasi dengan (Pemerintah) Kota Bekasi supaya bisa menanggulangi sampah tidak masuk ke Kali Jambe,” ucapnya. Persoalan kedua yakni laju air Kali Jambe terkendala pada persimpangan Tol Jakarta-Cikampek.

Hal serupa pun terjadi pada persimpangan dengan kanal Kalimalang yang menjadi persoalan ketiga.”Setelah di sana dinormalisasi, masuk crossing tol, ada hambatan. Tapi sudah didiskusikan dengan Jasa Marga, akan ditangani 1-2 tahun ke depan. Tapi ada lagi crossing tol di Kalimalang dan itu harus dengan PJT yang terkait itu,” ungkapnya.

Karena persoalan tersebut banyak titik yang tidak bisa diakses oleh alat berat sehingga normalisasi Kali Jambe tidak dapat dilakukan secara maksimal.”Jadi alat berat kita enggak bisa masuk karena enggak ada aksesnya. Apalagi di crossing tol Kalimalang juga terjadi halangan ya. Sehingga air jadi macet,” ucapnya.

Persoalan keempat yakni keberadaan bangunan liar di sejumlah titik yang menghambat laju air di Kali Jambe. Untuk mengantisipasi itu, rencananya akan dibuat kolam retensi yang mampu menampung air saat debit meningkat dan anggaran yang akan digunakan dari APBD 2022 Kabupaten Bekasi.

Seperti diketahui, Februari-Maret lalu banjir besar melanda Kabupaten Bekasi dengan tinggi muka air mencapai lebih dari dua meter. Terparah terjadi di Pebayuran lantaran tanggul di hilir Citarum jebol sehingga merendam ribuan rumah warga. Lebih dari itu, puluhan ribu warga pun terpaksa mengungsi.
(hab)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More