Vaksin Covid-19 Aman Bagi Ibu Hamil dan Menyusui
Jum'at, 24 September 2021 - 21:09 WIB
Dia mengajak bidan aktif mendorong ibu hamil mendapat vaksin COVID-19. Apalagi, ada kelonggaran di masa pandemi. "Bagi yang izinnya habis, tetap bisa melayani (vaksinasi) sampai pandemi dinyatakan usai," ujarnya.
Baca juga: Di Masa Pandemi COVID-19, Ibu Hamil Harus Tetap Bugar
Vaksinolog dr Dirga Sakti Rambe mengatakan, semua jenis vaksin aman untuk ibu menyusui. Untuk ibu hamil, sementara ini hanya cocok dengan vaksin Pfizer, Moderna, dan Sinovac. Untuk tiga jenis vaksin itu telah ada uji klinis kepada ibu hamil. Data vaksin lain belum tersedia.
Dia juga menekankan orang-orang dengan komorbid justru paling membutuhkan vaksin COVID-19. Pelajaran dari Singapura, tidak ada penerima vaksin berusia di bawah 70 tahun yang masuk ICU karena COVID-19. Karena itu, orang dengan komorbid selain perlu didorong untuk divaksinasi juga agar mau dipantau penyakitnya oleh tenaga kesehatan.
Hal lain tidak ada orang yang terinfeksi COVID-19 gara-gara divaksin. Hal yang terjadi adalah seseorang tidak sadar telah terinfeksi lalu mendapat vaksin sehingga hasil pemeriksaannya positif. "Tidak ada vaksin mengandung virus hidup," kata Dirga.
Selain itu, tidak ada pula vaksin yang 100 persen kemanjurannya. Meski demikian, vaksinasi tetap harus dilakukan antara lain karena demi melindungi diri sendiri dan orang sekitar. "Vaksinasi adalah bentuk tanggung jawab sosial kita," ucapnya.
Lihat Juga: Terima Aduan RPA Perindo, Ombudsman Tindaklanjuti Kasus Ibu Hamil Ditahan di Tanjung Priok
Baca juga: Di Masa Pandemi COVID-19, Ibu Hamil Harus Tetap Bugar
Vaksinolog dr Dirga Sakti Rambe mengatakan, semua jenis vaksin aman untuk ibu menyusui. Untuk ibu hamil, sementara ini hanya cocok dengan vaksin Pfizer, Moderna, dan Sinovac. Untuk tiga jenis vaksin itu telah ada uji klinis kepada ibu hamil. Data vaksin lain belum tersedia.
Dia juga menekankan orang-orang dengan komorbid justru paling membutuhkan vaksin COVID-19. Pelajaran dari Singapura, tidak ada penerima vaksin berusia di bawah 70 tahun yang masuk ICU karena COVID-19. Karena itu, orang dengan komorbid selain perlu didorong untuk divaksinasi juga agar mau dipantau penyakitnya oleh tenaga kesehatan.
Hal lain tidak ada orang yang terinfeksi COVID-19 gara-gara divaksin. Hal yang terjadi adalah seseorang tidak sadar telah terinfeksi lalu mendapat vaksin sehingga hasil pemeriksaannya positif. "Tidak ada vaksin mengandung virus hidup," kata Dirga.
Selain itu, tidak ada pula vaksin yang 100 persen kemanjurannya. Meski demikian, vaksinasi tetap harus dilakukan antara lain karena demi melindungi diri sendiri dan orang sekitar. "Vaksinasi adalah bentuk tanggung jawab sosial kita," ucapnya.
Lihat Juga: Terima Aduan RPA Perindo, Ombudsman Tindaklanjuti Kasus Ibu Hamil Ditahan di Tanjung Priok
(jon)
tulis komentar anda