Jelang New Normal, Benahi Transportasi agar Tak Terjadi Penularan Corona
Senin, 01 Juni 2020 - 10:51 WIB
JAKARTA - Transportasi umum menjadi salah satu persoalan vital yang harus dicarikan jalan keluarnya jelang persiapan new normal atau kenormalan baru di tengah pandemi Covid-19. Sebab, jaga jarak antar sesama (physical distancing) dikhawatirkan tidak akan terlaksana mengingat mobilitas masyarakat perkotaan yang amat tinggi di jam sibuk.
Pengamat transportasi publik Djoko Setijowarno mengatakan, jelang penerapan new normal jangan sampai sektor transportasi umum sebagai penyumbang angka terbesar penyebaran virus corona. Menurut Djoko, kapasitas angkutan umum di Jabodetabek belum menjamin physical distancing di jam sibuk.
"Sulit bagi transportasi umum menambah kapasitas angkutan pada jam sibuk, contoh KRL tentu tidak mungkin menambah kapasitas pada saat itu," kata Djoko Setijowarno dalam keterangan tertulis, Senin (1/6/2020).
Djoko melanjutkan, jika penumpang KRL harus dialihkan ke moda transportasi umum seperti bus, yang perlu dipastikan adalah besaran tarif yang sesuai dengan KRL. Dengan begitu, masyarakat akan menerima karena tidak merasa terbebani dan kondisi jalan pun tidak melebihi kapasitas. (
).
"Buntutnya nanti kemacetan akan lebih parah saat sebelum pandemi terjadi. Pemilik kendaraan pribadi akan memilih menggunakan motor atau mobil karena jarak tempuh menjadi lebih lama dan ongkos membekak," ujarnya.
Djoko menambahkan, sepatutnya perusahaan menyediakan angkutan bagi karyawan dan bekerja sama dengan penyedia jasa transportasi yang saat ini mengalami imbas dari Covid-19. "Ini dapat membantu agar jelang penerapan new normal khususnya di Jabodetabek tidak timbul kekacauan di sektor transportasi," katanya.
Pengamat transportasi publik Djoko Setijowarno mengatakan, jelang penerapan new normal jangan sampai sektor transportasi umum sebagai penyumbang angka terbesar penyebaran virus corona. Menurut Djoko, kapasitas angkutan umum di Jabodetabek belum menjamin physical distancing di jam sibuk.
"Sulit bagi transportasi umum menambah kapasitas angkutan pada jam sibuk, contoh KRL tentu tidak mungkin menambah kapasitas pada saat itu," kata Djoko Setijowarno dalam keterangan tertulis, Senin (1/6/2020).
Djoko melanjutkan, jika penumpang KRL harus dialihkan ke moda transportasi umum seperti bus, yang perlu dipastikan adalah besaran tarif yang sesuai dengan KRL. Dengan begitu, masyarakat akan menerima karena tidak merasa terbebani dan kondisi jalan pun tidak melebihi kapasitas. (
Baca Juga
"Buntutnya nanti kemacetan akan lebih parah saat sebelum pandemi terjadi. Pemilik kendaraan pribadi akan memilih menggunakan motor atau mobil karena jarak tempuh menjadi lebih lama dan ongkos membekak," ujarnya.
Djoko menambahkan, sepatutnya perusahaan menyediakan angkutan bagi karyawan dan bekerja sama dengan penyedia jasa transportasi yang saat ini mengalami imbas dari Covid-19. "Ini dapat membantu agar jelang penerapan new normal khususnya di Jabodetabek tidak timbul kekacauan di sektor transportasi," katanya.
(zik)
tulis komentar anda