Demonstran Pengungsi Afghanistan Diterima UNHCR, Ini Hasilnya
Selasa, 24 Agustus 2021 - 21:24 WIB
JAKARTA - Unjuk rasa yang digelar para pengungsi dari Afghanistan sempat membuahkan hasil. Sebanyak 12 demonstran akhirnya diterima masuk ke Gedung UNHCR, di Menara Revindo, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (24/8/2021).
Komisariat Tinggi Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) akhirnya membuka suara. Menurut salah satu perwakilan demonstran, Hassan Ramazan Rateq pihak UNHCR akan membuat tim baru guna mengatasi para pengungsi tersebut. (Baca juga; Unjuk Rasa Pengungsi Afghanistan Kembali Dibubarkan, Polisi Semprot Depan Gedung UNHCR )
“Satu-satunya poin yang sedikit positif yang kita terima yaitu mereka (UNHCR) akan membuat tim baru dengan anggota baru untuk mendengarkan para pengungsi,” kata Hassan Ramazan Rateq saat memberikan keterangan di depan Gedung UNHCR.
Hassan menambahkan, nantinya pihak UNHCR akan membuat grup gabungan melalui whatsapp grup. Adapun grup ini nantinya akan diisi oleh berbagai perwakilan dari pengungsi Afghanistan yang berada pada wilayah-wilayah di Indonesia. (Baca juga; Afghanistan Dominasi Bisnis Opium dan Heroin Global )
“Dari mana pun, misalnya dari Bogor, Jakarta, Tangerang dan dari daerah lain, mereka akan buat group (whatsapp), mereka akan mendengarkan pengungsi di group itu, mereka juga akan menjelaskan langsung kepada para pengungsi di group tersebut,” imbuhnya.
Hasan juga menyampaikan bahwa pihak UNHCR berjanji untuk mulai memindahkan para pengungsi dimulai dari waktu yang lebih awal datang. Hassan mengaku pihaknya mendorong UNHCR untuk tidak melakukan diskriminasi di antara para pengungsi.
“Hal utama yang kami pertanyakan yaitu beberapa pencari suaka dari tahun 2017 berhasil mendapatkan tempat pengungsian, namun yang dari 2011 atau 2012 masih berada di sini. Mereka (UNCHR) bilang mereka akan mulai (melakukan pengungsian) dari awal (tahun sampai),” ujarnya.
Meskipun begitu, Hassan mengaku belum ada kepastian para pengungsi akan dipindahkan. Menurut dia, pihak UNHCR terus menghindari pertanyaan tersebut bahkan meminta untuk menggelar aksi lanjutan.
“Kita tidak dapat jawaban yang positif, mereka terus menghindari pertanyaan tersebut. Mereka meminta kami untuk tidak melakukan aksi protes, tapi mereka tidak memberikan jawaban yang kami harapkan.” pungkasnya.
Komisariat Tinggi Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) akhirnya membuka suara. Menurut salah satu perwakilan demonstran, Hassan Ramazan Rateq pihak UNHCR akan membuat tim baru guna mengatasi para pengungsi tersebut. (Baca juga; Unjuk Rasa Pengungsi Afghanistan Kembali Dibubarkan, Polisi Semprot Depan Gedung UNHCR )
“Satu-satunya poin yang sedikit positif yang kita terima yaitu mereka (UNHCR) akan membuat tim baru dengan anggota baru untuk mendengarkan para pengungsi,” kata Hassan Ramazan Rateq saat memberikan keterangan di depan Gedung UNHCR.
Hassan menambahkan, nantinya pihak UNHCR akan membuat grup gabungan melalui whatsapp grup. Adapun grup ini nantinya akan diisi oleh berbagai perwakilan dari pengungsi Afghanistan yang berada pada wilayah-wilayah di Indonesia. (Baca juga; Afghanistan Dominasi Bisnis Opium dan Heroin Global )
“Dari mana pun, misalnya dari Bogor, Jakarta, Tangerang dan dari daerah lain, mereka akan buat group (whatsapp), mereka akan mendengarkan pengungsi di group itu, mereka juga akan menjelaskan langsung kepada para pengungsi di group tersebut,” imbuhnya.
Hasan juga menyampaikan bahwa pihak UNHCR berjanji untuk mulai memindahkan para pengungsi dimulai dari waktu yang lebih awal datang. Hassan mengaku pihaknya mendorong UNHCR untuk tidak melakukan diskriminasi di antara para pengungsi.
“Hal utama yang kami pertanyakan yaitu beberapa pencari suaka dari tahun 2017 berhasil mendapatkan tempat pengungsian, namun yang dari 2011 atau 2012 masih berada di sini. Mereka (UNCHR) bilang mereka akan mulai (melakukan pengungsian) dari awal (tahun sampai),” ujarnya.
Meskipun begitu, Hassan mengaku belum ada kepastian para pengungsi akan dipindahkan. Menurut dia, pihak UNHCR terus menghindari pertanyaan tersebut bahkan meminta untuk menggelar aksi lanjutan.
“Kita tidak dapat jawaban yang positif, mereka terus menghindari pertanyaan tersebut. Mereka meminta kami untuk tidak melakukan aksi protes, tapi mereka tidak memberikan jawaban yang kami harapkan.” pungkasnya.
(wib)
tulis komentar anda