Pandemi Covid-19, Pelaku UMKM Harus Beradaptasi dengan Teknologi
Senin, 16 Agustus 2021 - 14:28 WIB
Sementara itu, Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi melalui Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, kewirausahaan berbasis digital menjadi salah satu solusi adaptif di tengah pandemi, agar perekonomian tetap tumbuh dan protokol kesehatan tetap terjaga.
"Situasinya kan saat ini masih rebutan antara kesehatan dan ekonomi ini saling rebutan, kita terus membuat kebijakan yang seimbang, oleh karena itu momentum kemarin tanggal 10 sampai 16 kita uji coba untuk memperkuat sektor konsumsi yang pengaruhnya cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi terhadap pandemi," kata Oke.
Ekonomi berbasis digital bisa membantu keseimbangan antara prioritas kesehatan dan ekonomi, namun Oke tak memungkiri terdapat beberapa tantangan yang dihadapi UMKM di masa pandemi ini.
"Akses permodalan, pembiayaan, walaupun tadi pemerintah sudah berupaya dengan berbagai kebijakan untuk mempermudah akses permodalan, rupanya tadi ada berbagai hambatan yang menjadikan akses permodalan atau pembiayaan itu tetap belum nyampe, bisa saja secara administrasinya atau tadi pelaku usaha juga tidak berani untuk mengakses karena usahanya penuh tidak kepastian," beber Eko.
Untuk itu, Kementerian Perdagangan akan melakukan berbagai upaya dengan mengeluarkan berbagai kebijakan terkait kewirausahaan dan merevisi sejumlah regulasi. Yang secara garis besar memastikan hadirnya negara dalam memperkuat daya saing para pelaku usaha kecil dan mendorong agar tetap dapat seiring sejalan dengan pelaku usaha besar.
Di sisi lain, Asisten Deputi Pengembangan TI dan Inkubasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Christina Agustin mengungkapkan empat isu kewirausahaan nasional yang menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kewirausahaan di Indonesia.
Pertama, rendahnya pendidikan atau pengenalan kewirausahaan sejak dini. Kedua, kurangnya ekosistem kewirausahaan yang membantu UMKM mengadopsi teknologi dari usaha yang lebih besar.
Kemudian, ketiga, Indonesia memiliki tingkat kesempatan berusaha yang tinggi namun keberlanjutan usaha yang rendah. Keempat, berdasarkan Global Entrepreneurship Index (GEI), Indonesia peringkat 74 dari 137 negara dengan nilai 26, setara dengan Vietnam.
"Ini adalah peluang bagi kita untuk bangkit saat ini dan saya yakin dengan kolaborasi dan kerja sama kita semua ini bisa kita lampaui," ujar Christina yakin.
Kementerian Koperasi dan UKM sendiri pada tahun 2024 nanti menargetkan 30 juta UMKM onboarding digital, 500 koperasi digital, dan kontribusi ekspor UMKM 17,6 persen. Untuk itu berbagai pendekatan dan program telah dilakukan dengan berkolaborasi antar lintas kementerian, lembaga, instansi, dan swasta.
"Situasinya kan saat ini masih rebutan antara kesehatan dan ekonomi ini saling rebutan, kita terus membuat kebijakan yang seimbang, oleh karena itu momentum kemarin tanggal 10 sampai 16 kita uji coba untuk memperkuat sektor konsumsi yang pengaruhnya cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi terhadap pandemi," kata Oke.
Ekonomi berbasis digital bisa membantu keseimbangan antara prioritas kesehatan dan ekonomi, namun Oke tak memungkiri terdapat beberapa tantangan yang dihadapi UMKM di masa pandemi ini.
"Akses permodalan, pembiayaan, walaupun tadi pemerintah sudah berupaya dengan berbagai kebijakan untuk mempermudah akses permodalan, rupanya tadi ada berbagai hambatan yang menjadikan akses permodalan atau pembiayaan itu tetap belum nyampe, bisa saja secara administrasinya atau tadi pelaku usaha juga tidak berani untuk mengakses karena usahanya penuh tidak kepastian," beber Eko.
Untuk itu, Kementerian Perdagangan akan melakukan berbagai upaya dengan mengeluarkan berbagai kebijakan terkait kewirausahaan dan merevisi sejumlah regulasi. Yang secara garis besar memastikan hadirnya negara dalam memperkuat daya saing para pelaku usaha kecil dan mendorong agar tetap dapat seiring sejalan dengan pelaku usaha besar.
Di sisi lain, Asisten Deputi Pengembangan TI dan Inkubasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Christina Agustin mengungkapkan empat isu kewirausahaan nasional yang menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kewirausahaan di Indonesia.
Pertama, rendahnya pendidikan atau pengenalan kewirausahaan sejak dini. Kedua, kurangnya ekosistem kewirausahaan yang membantu UMKM mengadopsi teknologi dari usaha yang lebih besar.
Kemudian, ketiga, Indonesia memiliki tingkat kesempatan berusaha yang tinggi namun keberlanjutan usaha yang rendah. Keempat, berdasarkan Global Entrepreneurship Index (GEI), Indonesia peringkat 74 dari 137 negara dengan nilai 26, setara dengan Vietnam.
"Ini adalah peluang bagi kita untuk bangkit saat ini dan saya yakin dengan kolaborasi dan kerja sama kita semua ini bisa kita lampaui," ujar Christina yakin.
Kementerian Koperasi dan UKM sendiri pada tahun 2024 nanti menargetkan 30 juta UMKM onboarding digital, 500 koperasi digital, dan kontribusi ekspor UMKM 17,6 persen. Untuk itu berbagai pendekatan dan program telah dilakukan dengan berkolaborasi antar lintas kementerian, lembaga, instansi, dan swasta.
tulis komentar anda