Buka Prostitusi Open BO, Wanita LC Karaoke Ini Bisa Nabung Rp5 Juta
Sabtu, 19 Juni 2021 - 08:20 WIB
JAKARTA - Usai tempat karaokenya di kawasan Mangga Besar, Taman Sari, Jakarta Barat bangkrut akibat pandemi, wanita pemandu lagu/ladies companion (LC) karaoke ini banting profesi menjadi PSK online .
Si (24), menjajakan kemolekannya melalui aplikasi MiChat. Di Twitter pun Si mempromosikan diri melalui hastag #vcs #openbo. Tagging tersebut memang cukup populer di kalangan pengguna dunia maya, bahkan kerap menjadi trending topic.
Baca juga: Lika Liku Pemandu Lagu Karaoke Ibu Kota Bertahan Hidup di Tengah Pandemi
Sekali kencan, dia memasang tarif Rp500 ribu hingga Rp1,2 juta. Sudah 6 bulan dia berselancar di media sosial mencari pria hidung belang. Berkat melayani jasa esek-esek via open booking out (BO), kini Si bisa kembali menabung dengan kisaran Rp3 juta-Rp5 juta per bulan.
Indekosnya pun berubah dari yang sebulannya hanya Rp750 ribu menjadi Rp2 juta per bulan. “Dulu saya punya mobil LCGC sekarang MPV. Termasuk kembali membangun rumah orangtua saya di kampung,” tutur Si saat ditemui di Taman Sari, Jakarta Barat, Sabtu (19/6/2021).
Baca juga: Faktor Ekonomi dan Salah Pergaulan, Penyebab Anak di Bawah Umur Terjerat Prostitusi Online
Meski sudah mencukupi, namun dia masih berharap Pemprov DKI Jakarta kembali membuka tempat hiburan malam. Sebab, dibanding harus menjajakan diri, dia lebih menyukai menjadi pemandu lagu. "Ya kadang suka nangis mas. Tapi, mau gimana lagi," ucapnya.
Si juga sempat bekerja sebagai sales produk alat kesehatan. Namun, pundi-pundi penghasilan tak mumpuni seperti menjadi wanita LC atau PSK online. Upah per dua minggu hasil bekerjanya tidak cukup menutupi kehidupan dan biaya pengiriman ke kampung untuk orangtuanya.
Si (24), menjajakan kemolekannya melalui aplikasi MiChat. Di Twitter pun Si mempromosikan diri melalui hastag #vcs #openbo. Tagging tersebut memang cukup populer di kalangan pengguna dunia maya, bahkan kerap menjadi trending topic.
Baca juga: Lika Liku Pemandu Lagu Karaoke Ibu Kota Bertahan Hidup di Tengah Pandemi
Sekali kencan, dia memasang tarif Rp500 ribu hingga Rp1,2 juta. Sudah 6 bulan dia berselancar di media sosial mencari pria hidung belang. Berkat melayani jasa esek-esek via open booking out (BO), kini Si bisa kembali menabung dengan kisaran Rp3 juta-Rp5 juta per bulan.
Indekosnya pun berubah dari yang sebulannya hanya Rp750 ribu menjadi Rp2 juta per bulan. “Dulu saya punya mobil LCGC sekarang MPV. Termasuk kembali membangun rumah orangtua saya di kampung,” tutur Si saat ditemui di Taman Sari, Jakarta Barat, Sabtu (19/6/2021).
Baca juga: Faktor Ekonomi dan Salah Pergaulan, Penyebab Anak di Bawah Umur Terjerat Prostitusi Online
Meski sudah mencukupi, namun dia masih berharap Pemprov DKI Jakarta kembali membuka tempat hiburan malam. Sebab, dibanding harus menjajakan diri, dia lebih menyukai menjadi pemandu lagu. "Ya kadang suka nangis mas. Tapi, mau gimana lagi," ucapnya.
Si juga sempat bekerja sebagai sales produk alat kesehatan. Namun, pundi-pundi penghasilan tak mumpuni seperti menjadi wanita LC atau PSK online. Upah per dua minggu hasil bekerjanya tidak cukup menutupi kehidupan dan biaya pengiriman ke kampung untuk orangtuanya.
(jon)
tulis komentar anda