Lika Liku Pemandu Lagu Karaoke Ibu Kota Bertahan Hidup di Tengah Pandemi

Sabtu, 19 Juni 2021 - 07:02 WIB
loading...
Lika Liku Pemandu Lagu Karaoke Ibu Kota Bertahan Hidup di Tengah Pandemi
Foto: Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Covid-19 yang mewabah lebih dari 1 tahun ini membuat bisnis tempat hiburan malam gulung tikar, termasuk usaha tempat karaoke . Para pekerjanya termasuk perempuan pemandu lagu/ladies companion (LC) terpaksa alih profesi demi bertahan hidup di tengah pandemi .

Si (24), seorang pemandu lagu di tempat karaoke ternama di kawasan Mangga Besar, Taman Sari, Jakarta Barat, salah satunya yang terkena imbas pandemi. Akibat tempat bekerjanya tutup sejak 2020, dia mengganggur selama beberapa bulan lalu pulang kampung menjelang Idul Fitri 2020.
Baca juga: Bisnis Prostitusi di Karaoke Venesia Serpong Masuk Persidangan, Mami Gisel Terancam 15 Tahun

“Ketika itu, saya berprinsip enggan menjajakan diri dan lebih memilih menggunakan uang tabungan yang berjumlah puluhan juta hasil memandu tamu karaoke,” ujar Si saat ditemui di Taman Sari, Jakarta Barat, Sabtu (19/6/2021).

Lambat laun tabungan milik Si menipis hingga akhirnya menjelang akhir Juli 2020 simpanannya tak kurang dari sejuta. Kesal di kampung yang tak berpenghisalan, Si kembali merantau ke Jakarta dan menumpang di kosan temannya sesama pemandu lagu.

Dua minggu nganggur, Si kemudian diterima sebagai sales di sebuah alat kesehatan. Pundi-pundi penghasilan mulai berhasil dikumpulkan. Meski demikian, tak seperti menjadi perempuan LC yang menghasilkan uang jutaan rupiah dalam semalam, perlahan-lahan tabungan Si pun kembali terkuras.
Baca juga: Mucikari Prostitusi Anak Ini Lancarkan Modus Pacari Korban dan Dijual via MiChat

Upah per dua minggu hasil bekerjanya sebagai sales tak cukup menutupi kehidupan dan biaya pengiriman ke kampung untuk orangtuanya.

Bertahan hingga akhir tahun 2020, penjualan fasilitas kesehatan merosot. Karena kebutuhan meningkat hingga konflik dengan teman sekamar membuat Si kembali beralih profesi. "Temen yang nyaranin beginian (PSK online)," ucap Si.

Sempat kesulitan mencari pelanggan pertama, namun perlahan tapi pasti Si mendapatkan pelanggannya melalui aplikasi MiChat. Tarif Rp500 ribu dia tawarkan saat kencan pertamanya. "Engga ada pilihan lagi mas, kita semua kan butuh makan," tuturnya.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1137 seconds (0.1#10.140)