Hari Kartini, Tenaga Kesehatan di Jakarta Main Angklung di Depan Anies
Rabu, 21 April 2021 - 20:16 WIB
JAKARTA - Dalam rangka memeringati Hari Kartini tahun 2021, Pemprov DKI Jakarta memberikan sebuah apresiasi kepada para tenaga kesehatan yang telah berjuang menanggulangi pandemi COVID-19. Hal ini diwujudkan dalam kegiatan 'Internalisasi Budaya Kerja melalui Harmonisasi Angklung Motivasi', yang diselenggarakan bersama jajaran Dinas Kesehatan, di Gedung Kesenian Jakarta, Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada Rabu (21/4).
Di sela-sela bermain angklung, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyampaikan pihaknya bersyukur memiliki srikandi tangguh dalam menjalankan tugas di dan fungsi sebagai pelayan masyarakat di masa pandemi COVID-19. Menurutnya, sosok perempuan sangat penting untuk membuat Jakarta berperan aktif dan melakukan respons cepat saat menerima panggilan kemanusiaan dari warga.
"Rasa syukur kita ucapkan kepada para nakes yang telah berjuang aktif dalam menangani pandemi. Saat ini, dengan bermain angklung memang sebuah rehat untuk mereka, sekaligus bentuk apresiasi kita dalam merayakan Hari Kartini, di mana peran kaum perempuan, hari ini amat besar. Di Jakarta, dalam penanganan COVID-19, seluruh posisi penting bagian pelayanan medis kebanyakan perempuan, banyak tokoh-tokoh, justru perempuan-perempuan yang jadi garda terdepan," ujar Anies di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (21/4/2021).
Dalam kegiatan yang bertajuk 'Perempuan Tangguh di Masa Pandemi, Kartini DKI Makin Teguh dengan Budaya Kerja Organisasi' tersebut, Gubernur Anies menilai permainan angklung menggambarkan berbagai unsur positif seperti integritas, kolaborasi, akuntabel, inovasi, serta berkeadilan. Sehingga, alat musik tersebut sarat akan makna kebersamaan, karena tidak bisa dimainkan sendirian saja.
Anies menuturkan, alat musik angklung memang harus dimainkan bersama-sama dengan ada partitur (kertas nada lagu penyusun instrumen musik), serta dipimpin oleh dirigen, yang dalam acara ini dipandu dirigen Joko 'Angklung' Nugroho.
Melalui perencanaan tersebut, permainan angklung baru bisa menghasilkan sebuah nada simponi yang enak untuk dinikmati."Artinya kerja dalam menghadapi pandemi ini, tidak bisa kerja sendiri-sendiri. Tapi harus kerja kolaborasi. Dan permainan Angklung adalah simulasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan pentingnya kolaborasi. Jakarta sudah mendeklarasikan sebagai kota kolaborasi, dan ini sebagai salah satu cara untuk internalisasi nilai-nilai kepada seluruh jajaran kita," tambah Anies.
Anies turut menggambarkan sosok R. A. Kartini yang memiliki pengaruh kuat dalam menuliskan gagasan tentang emansipasi perempuan dan terus hidup hingga saat ini. "Ini memberikan (makna) pentingnya gagasan di dalam sebuah usaha dalam melakukan perubahan yang ditinggalkan oleh Ibu Kartini adalah kata-kata yang berisi ide dan gagasan. Ide dan gagasan yang mewujud dalam membentuk karya. Di Jakarta ini ada sebuah rumah sakit, namanya RS Budi Kemuliaan. Didirikan tahun 1917 oleh orang-orang yang membaca tulisan Ibu Kartini, yang kemudian dari gagasan yang tertulis itu mereka tergerak untuk membuat fasilitas layanan kesehatan. Pelajaran penting dari Ibu Kartini adalah kekuatan gagasan. Beliau hidupnya hanya 25 tahun, tapi gagasannya hidup sampai dengan hari ini," pungkas Anies.
Perlu diketahui, kegiatan yang dihadiri oleh 207 tenaga kesehatan ini juga turut disaksikan oleh Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono; Direktur Kesehatan Keluarga Ditjen Kesmas Kemenkes RI, Erna Mulati; Kepala Dinas Kesehatan DKI, Widyastuti; Deputi Gubernur Bidang Pengedalian Penduduk dan Pemukiman, Suharti; Asperkeu Setda DKI, Sri Haryati, Kadiskominfotik DKI, Atika Nur Rahmania; Kadis Kebudayaan DKI, Iwan Henry Wardhana; serta para dirut RSUD se-DKI Jakarta.
Di sela-sela bermain angklung, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyampaikan pihaknya bersyukur memiliki srikandi tangguh dalam menjalankan tugas di dan fungsi sebagai pelayan masyarakat di masa pandemi COVID-19. Menurutnya, sosok perempuan sangat penting untuk membuat Jakarta berperan aktif dan melakukan respons cepat saat menerima panggilan kemanusiaan dari warga.
"Rasa syukur kita ucapkan kepada para nakes yang telah berjuang aktif dalam menangani pandemi. Saat ini, dengan bermain angklung memang sebuah rehat untuk mereka, sekaligus bentuk apresiasi kita dalam merayakan Hari Kartini, di mana peran kaum perempuan, hari ini amat besar. Di Jakarta, dalam penanganan COVID-19, seluruh posisi penting bagian pelayanan medis kebanyakan perempuan, banyak tokoh-tokoh, justru perempuan-perempuan yang jadi garda terdepan," ujar Anies di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (21/4/2021).
Dalam kegiatan yang bertajuk 'Perempuan Tangguh di Masa Pandemi, Kartini DKI Makin Teguh dengan Budaya Kerja Organisasi' tersebut, Gubernur Anies menilai permainan angklung menggambarkan berbagai unsur positif seperti integritas, kolaborasi, akuntabel, inovasi, serta berkeadilan. Sehingga, alat musik tersebut sarat akan makna kebersamaan, karena tidak bisa dimainkan sendirian saja.
Anies menuturkan, alat musik angklung memang harus dimainkan bersama-sama dengan ada partitur (kertas nada lagu penyusun instrumen musik), serta dipimpin oleh dirigen, yang dalam acara ini dipandu dirigen Joko 'Angklung' Nugroho.
Melalui perencanaan tersebut, permainan angklung baru bisa menghasilkan sebuah nada simponi yang enak untuk dinikmati."Artinya kerja dalam menghadapi pandemi ini, tidak bisa kerja sendiri-sendiri. Tapi harus kerja kolaborasi. Dan permainan Angklung adalah simulasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan pentingnya kolaborasi. Jakarta sudah mendeklarasikan sebagai kota kolaborasi, dan ini sebagai salah satu cara untuk internalisasi nilai-nilai kepada seluruh jajaran kita," tambah Anies.
Anies turut menggambarkan sosok R. A. Kartini yang memiliki pengaruh kuat dalam menuliskan gagasan tentang emansipasi perempuan dan terus hidup hingga saat ini. "Ini memberikan (makna) pentingnya gagasan di dalam sebuah usaha dalam melakukan perubahan yang ditinggalkan oleh Ibu Kartini adalah kata-kata yang berisi ide dan gagasan. Ide dan gagasan yang mewujud dalam membentuk karya. Di Jakarta ini ada sebuah rumah sakit, namanya RS Budi Kemuliaan. Didirikan tahun 1917 oleh orang-orang yang membaca tulisan Ibu Kartini, yang kemudian dari gagasan yang tertulis itu mereka tergerak untuk membuat fasilitas layanan kesehatan. Pelajaran penting dari Ibu Kartini adalah kekuatan gagasan. Beliau hidupnya hanya 25 tahun, tapi gagasannya hidup sampai dengan hari ini," pungkas Anies.
Perlu diketahui, kegiatan yang dihadiri oleh 207 tenaga kesehatan ini juga turut disaksikan oleh Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono; Direktur Kesehatan Keluarga Ditjen Kesmas Kemenkes RI, Erna Mulati; Kepala Dinas Kesehatan DKI, Widyastuti; Deputi Gubernur Bidang Pengedalian Penduduk dan Pemukiman, Suharti; Asperkeu Setda DKI, Sri Haryati, Kadiskominfotik DKI, Atika Nur Rahmania; Kadis Kebudayaan DKI, Iwan Henry Wardhana; serta para dirut RSUD se-DKI Jakarta.
(hab)
tulis komentar anda