Curah Hujan Ekstrem Picu Banjir Bandang Puncak Bogor, Ini Prediksi BMKG
Selasa, 19 Januari 2021 - 16:04 WIB
BOGOR - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) mengatakan, bencana banjir bandang di kawasan Puncak Bogor akibat curah hujan dengan intensitas ekstrem.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Bogor, Abdul Mutholib menjelaskan, bencana banjir bandang di Puncak Bogor, tepatnya di Perkebunan Teh Gunung Mas, Kampung Rawa Dulang, RT 02 RW 03, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, karena sejak dini hari diguyur hujan sangat lebat.
"Curah hujan dengan intensitas ekstrem tercatat pada Pos Hujan Gunung Mas Puncak Bogor mencapai 107,5 mili meter (Hujan Sangat Lebat)," kata Abdul Mutholib, dalam keterangan pers tertulisnya, Selasa (19/1/2021). (Baca juga; Waspada! Banjir Bandang Susulan di Puncak Bogor, Bendung Katulampa Siaga Empat )
Lebih lanjut, Abdul menjelaskan, berdasarkan pantauan dari pos pengamatan Naringgul Puncak Bogor, tercatat curah hujan sebesar 112 mm (Hujan sangat lebat). Berdasarkan pantauan citra radar, tampak terjadi pergerakan awan hujan dari arah Barat hingga Barat Laut ke wilayah di kawasan Puncak Bogor dalam durasi yang lama dan bersifat terus menerus dari siang hingga dini hari yakni pukul 10.46 – 05.00 WIB.
"Kondisi curah hujan yang cukup tinggi tersebut berpotensi memicu luapan air sungai dan mengakibatkan banjir di sekitar daerah aliran sungai," katanya. (Baca juga; 900 Jiwa Terdampak Banjir Bandang dan Longsor di Puncak Bogor )
Sekadar diketahui bencana banjir bandang mengakibatkan pohon tumbang dan menutup akses jalan warga Kampung Rawa Dulang, Desa Tugu Utara, Cisarua, Kabupaten Bogor. Bahkan data BNPB sebanyak 134 KK dengan jumlah jiwa 474 harus dievakuasi karena khawatir banjir susulan.
"Berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer proses pertumbuhan awan hujan pada saat tanggal kejadian tersebut dipicu oleh kondisi atmosfer yang labil. Didukung kondisi anomali suhu permukaan laut yang masih hangat serta terdapatnya daerah perlambatan angin yang melewati wilayah Jawa Barat, sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa Barat," katanya.
Terkait kejadian bencana banjir bandang itu, BMKG telah mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca ekstrem skala waktu 3 jam-an untuk wilayah Jawa Barat (khususnya Jabodetabek) sebelum terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, pada 18 Januari 2021 sejak pukul 17.20 WIB hingga 20.20 WIB dan pukul 22.20 hingga 23.45 WIB.
"Pada bulan Januari hingga Februari 2021 di wilayah Jawa Barat diprediksi mengalami periode puncak musim hujan. Prospek cuaca tiga hari ke depan, potensi hujan sedang hingga lebat masih terdeteksi di wilayah Perkebunan Teh Gunung Mas, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor," ungkapnya.
Pihaknya mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem yang menyebabkan bencana hidrometeorologi (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Bogor, Abdul Mutholib menjelaskan, bencana banjir bandang di Puncak Bogor, tepatnya di Perkebunan Teh Gunung Mas, Kampung Rawa Dulang, RT 02 RW 03, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, karena sejak dini hari diguyur hujan sangat lebat.
"Curah hujan dengan intensitas ekstrem tercatat pada Pos Hujan Gunung Mas Puncak Bogor mencapai 107,5 mili meter (Hujan Sangat Lebat)," kata Abdul Mutholib, dalam keterangan pers tertulisnya, Selasa (19/1/2021). (Baca juga; Waspada! Banjir Bandang Susulan di Puncak Bogor, Bendung Katulampa Siaga Empat )
Lebih lanjut, Abdul menjelaskan, berdasarkan pantauan dari pos pengamatan Naringgul Puncak Bogor, tercatat curah hujan sebesar 112 mm (Hujan sangat lebat). Berdasarkan pantauan citra radar, tampak terjadi pergerakan awan hujan dari arah Barat hingga Barat Laut ke wilayah di kawasan Puncak Bogor dalam durasi yang lama dan bersifat terus menerus dari siang hingga dini hari yakni pukul 10.46 – 05.00 WIB.
"Kondisi curah hujan yang cukup tinggi tersebut berpotensi memicu luapan air sungai dan mengakibatkan banjir di sekitar daerah aliran sungai," katanya. (Baca juga; 900 Jiwa Terdampak Banjir Bandang dan Longsor di Puncak Bogor )
Sekadar diketahui bencana banjir bandang mengakibatkan pohon tumbang dan menutup akses jalan warga Kampung Rawa Dulang, Desa Tugu Utara, Cisarua, Kabupaten Bogor. Bahkan data BNPB sebanyak 134 KK dengan jumlah jiwa 474 harus dievakuasi karena khawatir banjir susulan.
"Berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer proses pertumbuhan awan hujan pada saat tanggal kejadian tersebut dipicu oleh kondisi atmosfer yang labil. Didukung kondisi anomali suhu permukaan laut yang masih hangat serta terdapatnya daerah perlambatan angin yang melewati wilayah Jawa Barat, sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa Barat," katanya.
Terkait kejadian bencana banjir bandang itu, BMKG telah mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca ekstrem skala waktu 3 jam-an untuk wilayah Jawa Barat (khususnya Jabodetabek) sebelum terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, pada 18 Januari 2021 sejak pukul 17.20 WIB hingga 20.20 WIB dan pukul 22.20 hingga 23.45 WIB.
"Pada bulan Januari hingga Februari 2021 di wilayah Jawa Barat diprediksi mengalami periode puncak musim hujan. Prospek cuaca tiga hari ke depan, potensi hujan sedang hingga lebat masih terdeteksi di wilayah Perkebunan Teh Gunung Mas, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor," ungkapnya.
Pihaknya mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem yang menyebabkan bencana hidrometeorologi (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
(wib)
tulis komentar anda