Mengenal Menara ATC Tintin Kemayoran, Saksi Sejarah Kejayaan Penerbangan Indonesia
Rabu, 11 November 2020 - 19:22 WIB
JAKARTA - Kemayoran saat ini dikenal sebagai Kawasan Bisnis Internasional yang dikelola oleh Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran). Kawasan eks Bandara Internasional Kemayoran seluas 454 hektare ini menyimpan sejuta kenangan dan sejarah yang tidak terlupakan dalam dunia penerbangan Indonesia.
"Bandara ini menghantarkan Indonesia menjadi dikenal dunia luas dan menjadi pintu gerbang utama untuk masuk ke Indonesia kala itu," kata Riski Renando, Direktur Perencanaan dan Pembangunan PPK Kemayoran, Kamis (12/11/2020).
Tidak hanya menjadi persinggahan tamu penting Indonesia, bandara internasional pertama di Indonesia ini juga menjadi buah bibir dunia internasional ketika masuk dalam Komik Tintin. (Baca juga: Berkah Libur Panjang, Bisnis Penerbangan Dapat Angin Segar)
Komik ini mengisahkan petualangan tokoh yang bernama Tintin, seorang wartawan yang sering memecahkan banyak misteri dan teka teki. Komik yang diterjemahkan ke dalam lebih dari lima puluh bahasa ini bahkan sudah dicetak lebih dari 200 juta copy.
Komik karya seniman Belgia bernama Georges Remi tersebut sangatlah istimewa bagi Indonesia lantaran Indonesia pernah menjadi bagian dalam salah satu kisah perjalanan Tintin.
Dalam seri komik yang berjudul Flight 714, Tintin melakukan penerbangan dari London menuju Sydney dan singgah di Indonesia. Tidak hanya memperlihatkan ruang tunggu bandara, namun komik Tintin juga memuat menara Air Traffic Control (ATC).
Menara yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 495 tahun 1993 tersebut kini dikenal dengan sebutan menara ATC Tintin.
Meski Bandara Kemayoran telah berhenti beroperasi sejak 1985, namun bangunan menara ATC masih dapat dilihat dengan jelas. Hingga saat ini masih banyak pengunjung baik dari komunitas hingga Duta Besar Belgia yang mengunjungi menara ATC untuk mengenang sejarah penerbangan dan kisah perjalanan Tintin di Indonesia.
Kehadiran menara ATC Tintin tentu tidak dapat dilepaskan dari perjalanan penerbangan Indonesia dengan cat khas merah putih menara ini masih kokoh berdiri meski dibangun pada 1938. (Baca juga: Saat Pandemi Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran Tetap Jaga Kebersihan dan Keindahan)
"Bandara ini menghantarkan Indonesia menjadi dikenal dunia luas dan menjadi pintu gerbang utama untuk masuk ke Indonesia kala itu," kata Riski Renando, Direktur Perencanaan dan Pembangunan PPK Kemayoran, Kamis (12/11/2020).
Tidak hanya menjadi persinggahan tamu penting Indonesia, bandara internasional pertama di Indonesia ini juga menjadi buah bibir dunia internasional ketika masuk dalam Komik Tintin. (Baca juga: Berkah Libur Panjang, Bisnis Penerbangan Dapat Angin Segar)
Komik ini mengisahkan petualangan tokoh yang bernama Tintin, seorang wartawan yang sering memecahkan banyak misteri dan teka teki. Komik yang diterjemahkan ke dalam lebih dari lima puluh bahasa ini bahkan sudah dicetak lebih dari 200 juta copy.
Komik karya seniman Belgia bernama Georges Remi tersebut sangatlah istimewa bagi Indonesia lantaran Indonesia pernah menjadi bagian dalam salah satu kisah perjalanan Tintin.
Dalam seri komik yang berjudul Flight 714, Tintin melakukan penerbangan dari London menuju Sydney dan singgah di Indonesia. Tidak hanya memperlihatkan ruang tunggu bandara, namun komik Tintin juga memuat menara Air Traffic Control (ATC).
Menara yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 495 tahun 1993 tersebut kini dikenal dengan sebutan menara ATC Tintin.
Meski Bandara Kemayoran telah berhenti beroperasi sejak 1985, namun bangunan menara ATC masih dapat dilihat dengan jelas. Hingga saat ini masih banyak pengunjung baik dari komunitas hingga Duta Besar Belgia yang mengunjungi menara ATC untuk mengenang sejarah penerbangan dan kisah perjalanan Tintin di Indonesia.
Kehadiran menara ATC Tintin tentu tidak dapat dilepaskan dari perjalanan penerbangan Indonesia dengan cat khas merah putih menara ini masih kokoh berdiri meski dibangun pada 1938. (Baca juga: Saat Pandemi Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran Tetap Jaga Kebersihan dan Keindahan)
tulis komentar anda