Bima Arya Sebut Sampah di Sungai Ciliwung Didominasi Styrofoam
Jum'at, 30 Oktober 2020 - 07:59 WIB
JAKARTA - Wali Kota Bogor Bima Arya bersama Satgas Naturalisasi Ciliwung melakukan ekspedisi menyusuri Sungai Ciliwung menggunakan perahu karet, Kamis 29 Oktober 2020.
Tak sekedar arung jeram, aktivitas juga diisi dengan membersihkan titik-titik penumpukan sampah dan berkoordinasi dengan Camat setempat untuk menertibkan bangunan liar sebagai antisipasi bencana alam, khususnya banjir lintasan.
Penyusuran sungai dimulai di bawah Jembatan Satu Duit, Warung Jambu, Bogor Utara dan mengarungi lintasan sekitar 2 kilometer menuju Delta di kawasan Sukaresmi, Tanah Sareal.
Tampak ikut mengarungi Ciliwung, antara lain Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor Deni Wismanto, Kepala BPBD Kota Bogor Priyatna Syamsah, Camat Bogor Utara Marse Hendra Saputra, Camat Tanah Sareal Sahib Khan, Koordinator Komunitas Peduli Ciliwung (KPC), dan anggota Satgas Naturalisasi Ciliwung Kota Bogor.
Di setiap titik yang terlihat penumpukan sampah, rombongan yang terdiri dari enam perahu karet ini berhenti melakukan pembersihan dibantu petugas DLH yang sudah siap dengan peralatan lengkap. Hasilnya, sampah yang terkumpul dari susur Ciliwung sepanjang 2 kilometer sebanyak 100 karung atau tiga mobil pikap.
Menurut Bima, kegiatan ini merupakan ekspedisi khusus di long weekend sebagai salah satu langkah antisipasi mewaspadai bencana. Karena menurut data BMKG, cuaca sedang tidak menentu dan intensitas hujan sangat tinggi, khususnya di akhir pekan ini.
"Yang paling banyak sampah rumah tangga, sampah masker juga banyak. Tapi dominasi sampah styrofoam. Saya sedang mewacanakan membuat kebijakan bagaimana kita melakukan pengaturan penggunaan sampah styrofoam. Kita akan kaji dulu. Setelah kita mengeluarkan kebijakan pembatasan penggunaan sampah plastik, selanjutnya styrofoam," kata Bima, dalam keterangannya.
Namun, lanjut Bima, secara keseluruhan titik penumpukan sampah relatif berkurang. "Masalahnya lebih banyak sampah yang dibawa dari hulu. Ya tadi itu kebanyakan styrofoam. Ini juga satu program yang sudah rutin dilakukan oleh Satgas Naturalisasi Ciliwung. Relatif sudah lebih berkurang titik sampahnya karena intensitas dari satgas yang rajin turun patroli serta edukasi ke warga," jelasnya.
Selain fokus operasi sampah, Bima Arya dan rombongan ekspedisi juga melakukan observasi terhadap bangunan-bangunan liar yang berdiri di sempadan sungai. Bima Arya kemudian menginstruksikan aparatur wilayah, yakni Camat dan Lurah untuk menertibkan karena selain membahayakan warga, juga lingkungan.
"Ada beberapa bangunan liar yang menjorok ke sempadan sungai, memang tidak mudah mengawasi ini tetapi nanti akan ditertibkan oleh aparatur wilayah. Termasuk tadi ada pabrik tahu di pinggir sungai dan limbahnya dibuang ke situ," tutup Bima.
Sebelum melakukan ekspedisi Ciliwung, Bima Arya juga memimpin apel siaga bencana di Lapangan Sempur, Kota Bogor. Dalam kesempatan itu, Bima Arya menyampaikan beberapa pesan seperti antisipasi lonjakan wisatawan saat libur panjang, menjaga protokol kesehatan di tempat-tempat wisata dan rapid tes bagi pengunjung luar Kota Bogor.
Tak sekedar arung jeram, aktivitas juga diisi dengan membersihkan titik-titik penumpukan sampah dan berkoordinasi dengan Camat setempat untuk menertibkan bangunan liar sebagai antisipasi bencana alam, khususnya banjir lintasan.
Penyusuran sungai dimulai di bawah Jembatan Satu Duit, Warung Jambu, Bogor Utara dan mengarungi lintasan sekitar 2 kilometer menuju Delta di kawasan Sukaresmi, Tanah Sareal.
Tampak ikut mengarungi Ciliwung, antara lain Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor Deni Wismanto, Kepala BPBD Kota Bogor Priyatna Syamsah, Camat Bogor Utara Marse Hendra Saputra, Camat Tanah Sareal Sahib Khan, Koordinator Komunitas Peduli Ciliwung (KPC), dan anggota Satgas Naturalisasi Ciliwung Kota Bogor.
Di setiap titik yang terlihat penumpukan sampah, rombongan yang terdiri dari enam perahu karet ini berhenti melakukan pembersihan dibantu petugas DLH yang sudah siap dengan peralatan lengkap. Hasilnya, sampah yang terkumpul dari susur Ciliwung sepanjang 2 kilometer sebanyak 100 karung atau tiga mobil pikap.
Menurut Bima, kegiatan ini merupakan ekspedisi khusus di long weekend sebagai salah satu langkah antisipasi mewaspadai bencana. Karena menurut data BMKG, cuaca sedang tidak menentu dan intensitas hujan sangat tinggi, khususnya di akhir pekan ini.
"Yang paling banyak sampah rumah tangga, sampah masker juga banyak. Tapi dominasi sampah styrofoam. Saya sedang mewacanakan membuat kebijakan bagaimana kita melakukan pengaturan penggunaan sampah styrofoam. Kita akan kaji dulu. Setelah kita mengeluarkan kebijakan pembatasan penggunaan sampah plastik, selanjutnya styrofoam," kata Bima, dalam keterangannya.
Namun, lanjut Bima, secara keseluruhan titik penumpukan sampah relatif berkurang. "Masalahnya lebih banyak sampah yang dibawa dari hulu. Ya tadi itu kebanyakan styrofoam. Ini juga satu program yang sudah rutin dilakukan oleh Satgas Naturalisasi Ciliwung. Relatif sudah lebih berkurang titik sampahnya karena intensitas dari satgas yang rajin turun patroli serta edukasi ke warga," jelasnya.
Selain fokus operasi sampah, Bima Arya dan rombongan ekspedisi juga melakukan observasi terhadap bangunan-bangunan liar yang berdiri di sempadan sungai. Bima Arya kemudian menginstruksikan aparatur wilayah, yakni Camat dan Lurah untuk menertibkan karena selain membahayakan warga, juga lingkungan.
"Ada beberapa bangunan liar yang menjorok ke sempadan sungai, memang tidak mudah mengawasi ini tetapi nanti akan ditertibkan oleh aparatur wilayah. Termasuk tadi ada pabrik tahu di pinggir sungai dan limbahnya dibuang ke situ," tutup Bima.
Sebelum melakukan ekspedisi Ciliwung, Bima Arya juga memimpin apel siaga bencana di Lapangan Sempur, Kota Bogor. Dalam kesempatan itu, Bima Arya menyampaikan beberapa pesan seperti antisipasi lonjakan wisatawan saat libur panjang, menjaga protokol kesehatan di tempat-tempat wisata dan rapid tes bagi pengunjung luar Kota Bogor.
(mhd)
tulis komentar anda