Cegah Bencana Hidrometeorologi, Bupati Bogor Minta Warga Tak Alih Fungsi Lahan Hutan
Selasa, 20 Oktober 2020 - 22:30 WIB
JAKARTA - Mengantisipasi bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang dan tanah longsor yang pernah terjadi pada awal 2020 lalu khususnya di Kabupaten Bogor, Bupati Bogor Ade Yasin telah menyiapkan beberapa strategi.
“Pertama yang kita lakukan adalah mitigasi. Mitigasi bencana ini penting sekali karena dengan kontur Kabupaten Bogor tanahnya yang berbukit-bukit. Dan setiap wilayah berbeda, selalu berbeda konturnya, jadi ada yang rapuh, ada yang kuat. Kita harus sisir dulu yang rapuh sehingga jangan sampai terjadi lagi bencana seperti awal tahun 2020,” ungkap Ade dalam diskusi virtual “Mengantisipasi Bencana Hidrometeorologi” di Megamendung, Kabupaten Bogor, Selasa (20/10/2020). (Baca juga: DKI Petakan Lokasi untuk Program Naturalisasi dan Normalisasi Kali)
Mitigasi ini tidak hanya mengandalkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ataupun lembaga-lembaga yang resmi, namun masyarakat pun diminta turun tangan ikut menangani mitigasi ini.
“Jadi ada beberapa pecinta alam, keterlibatan masyarakat dan juga penyuluhan kepada masyarakat supaya tidak terlalu mudah menebang pohon,” ujarnya
Dia berpesan kepada warganya untuk tidak mudah melakukan alih fungsi lahan hutan. “Walaupun itu menjadi kebun ataupun ladang, tetapi kalau ini merusak, ini sebaiknya segera diwaspadai,” ucapnya. (Baca juga: Sediakan Layanan Esek-esek, Izin 3 Panti Pijat di Perumahan Elite Bintaro Dicabut)
Menurut dia, untuk mencegah terjadinya bencana peran semua pihak menjadi penting. “Kita butuh peran serta seluruh komponen masyarakat, kepala desa, para RT/RW untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, bahayanya itu tidak hanya buat mereka, tetapi juga untuk ke bawah atau untuk masyarakat yang berada di dataran paling bawah,” kata Ade.
Dia menyebutkan wilayah Bogor bagian Barat, Selatan, dan Timur menjadi paling rawan bencana. “Yang pertama itu Bogor Barat yang paling rawan, kemudian di Bogor Selatan sudah mulai karena kondisi alam juga kondisi curah hujan yang semakin tinggi lalu di wilayah Timur. Di Bogor wilayah Selatan, Barat, dan Timur merupakan dataran lebih tinggi. Nah, kalau Utara kan lebih datar sehingga masih aman,” ujarnya.
“Pertama yang kita lakukan adalah mitigasi. Mitigasi bencana ini penting sekali karena dengan kontur Kabupaten Bogor tanahnya yang berbukit-bukit. Dan setiap wilayah berbeda, selalu berbeda konturnya, jadi ada yang rapuh, ada yang kuat. Kita harus sisir dulu yang rapuh sehingga jangan sampai terjadi lagi bencana seperti awal tahun 2020,” ungkap Ade dalam diskusi virtual “Mengantisipasi Bencana Hidrometeorologi” di Megamendung, Kabupaten Bogor, Selasa (20/10/2020). (Baca juga: DKI Petakan Lokasi untuk Program Naturalisasi dan Normalisasi Kali)
Mitigasi ini tidak hanya mengandalkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ataupun lembaga-lembaga yang resmi, namun masyarakat pun diminta turun tangan ikut menangani mitigasi ini.
“Jadi ada beberapa pecinta alam, keterlibatan masyarakat dan juga penyuluhan kepada masyarakat supaya tidak terlalu mudah menebang pohon,” ujarnya
Dia berpesan kepada warganya untuk tidak mudah melakukan alih fungsi lahan hutan. “Walaupun itu menjadi kebun ataupun ladang, tetapi kalau ini merusak, ini sebaiknya segera diwaspadai,” ucapnya. (Baca juga: Sediakan Layanan Esek-esek, Izin 3 Panti Pijat di Perumahan Elite Bintaro Dicabut)
Menurut dia, untuk mencegah terjadinya bencana peran semua pihak menjadi penting. “Kita butuh peran serta seluruh komponen masyarakat, kepala desa, para RT/RW untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, bahayanya itu tidak hanya buat mereka, tetapi juga untuk ke bawah atau untuk masyarakat yang berada di dataran paling bawah,” kata Ade.
Dia menyebutkan wilayah Bogor bagian Barat, Selatan, dan Timur menjadi paling rawan bencana. “Yang pertama itu Bogor Barat yang paling rawan, kemudian di Bogor Selatan sudah mulai karena kondisi alam juga kondisi curah hujan yang semakin tinggi lalu di wilayah Timur. Di Bogor wilayah Selatan, Barat, dan Timur merupakan dataran lebih tinggi. Nah, kalau Utara kan lebih datar sehingga masih aman,” ujarnya.
(jon)
tulis komentar anda