3 Tahun Kepemimpinan Anies, Anggota Dewan Ini Minta Program Unggulan Lebih Jelas

Minggu, 18 Oktober 2020 - 16:22 WIB
Perlu diketahui, ITF Sunter ditargetkan mulai beroperasi pada 2022. Nantinya, fasilitas ini akan terhubung dengan Gardu Induk Kemayoran melalui jalur transmisi 150kV sepanjang 2,2 km. Menurut Kent, masalah sampah di Jakarta sangat serius, sehingga pengerjaan ITF di Sunter harus dipercepat pekerjaannya.

"Pemprov DKI menargetkan tahun 2022 proyek tersebut baru akan selesai. Menurut saya masalah sampah ini sangat serius. TPST Bantar Gebang akan mengalami kelebihan kapasitas atau overload pada 2021, dan dikhawatirkan bisa menimbulkan masalah besar di Jakarta, jika proyek ITF tidak dikebut pengerjaanya," tutur Kent.

Kent juga mengomentari kinerja Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP). Kent menilai kinerja TGUPP hingga saat ini belum maksimal dan tidak diketahui sampai sejauh mana. Pasalnya, Pemprov DKI Jakarta tidak transparan kepada publik tentang apa-apa yang sudah dikerjakan oleh TGUPP.

"Coba tolong di share ke publik tentang pencapaian yang dilakukan oleh TGUPP, agar masyarakat tahu. Karena mereka digaji menggunakan APBD, jadi masyarakat berhak mengetahui apa saja yang sudah dikerjakan oleh TGUPP, gaji mereka tidak sedikit loh," ketus Kent.

Pada mulanya Pemprov DKI Jakarta mengusulkan anggaran dalam dokumen KUA-PPAS 2020 untuk gaji TGUPP, dan disepakati Rp19,8 miliar untuk masuk dalam RAPBD 2020, dan anggaran tersebut paling banyak digunakan untuk menggaji 67 anggota TGUPP.

Hingga akhirnya, Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta hanya menyetujui anggaran untuk 50 orang. Namun, anggarannya belum diketahui kejelasannya karena kurang transparannya pemprov DKI terhadap hal ini.

"Anggota TGUPP sebanyak 50 orang menurut saya itu juga terlalu banyak, harusnya bisa di kurangi lagi, cukup hanya belasan saja. Berhentikan anggota TGUPP yang merangkap jabatan, dan bekerja tidak becus. Saya rasa 10 orang juga sudah cukup asal kerjanya benar dan serius," tegasnya.

Selain itu, Kent juga mengomentari kurang maksimalnya komunikasi dan koordinasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan anggota DPRD DKI Jakarta, sehingga jika membuat kebijakan banyak yang menimbulkan kontroversi.

"Pak Anies ini kurang berkomunikasi dengan anggota DPRD, sehingga setiap mengambil kebijakan tidak melibatkan DPRD seperti melakukan perpanjangan PSBB di Jakarta kemarin. Hal itu seharusnya melibatkan anggota dewan agar mendapatkan masukan-masukan yang baik, sehingga tidak mengeluarkan kebijakan yang blunder dan berat sebelah," sebut Kent.

Lalu soal penanganan Covid-19 di Jakarta, yang dinilai Kent terlalu banyak regulasi yang membuat warga DKI Jakarta kebingungan, seperti menerbitkan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 980 Tahun 2020 tentang Prosedur Pengelolaan Isolasi Terkendali dalam Rangka Penanganan Covid-19. Salah satunya memperbolehkan pasien positif corona, untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Lalu memasang stiker pengumuman rumah tempat pasien positif yang akan menjalani isolasi mandiri.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More