Dipulangkan Polisi, Pelajar Terlibat Kericuhan 1310 Sungkem ke Orang Tua
Rabu, 14 Oktober 2020 - 15:35 WIB
JAKARTA - Ratusan pelajar yang ditangkap petugas Polda Metro Jaya karena hendak membuat kerusuhan saat demo menolak UU Ciptaker di Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Selasa, 13 Oktober kemarin, dipulangkan kepolisian. Saat keluar dari kantor polisi, sejumlah pelajar ini melakukan sungkem kepada orang tuanya sebagai tanda penyesalan.
Berdasarkan pantauan, para pelajar yang diamankan polisi baik sebelum ataupun sesudah aksi demo pada Selasa, 13 Oktober kemarin dikumpulkan di Stadion Polda Metro Jaya. Mereka sudah dilakukan pendataan dan dijemput oleh orang tuanya masing-masing agar bisa keluar dari kantor polisi itu.
Tak sedikit, saat mereka keluar dan bertemu dengan orang tuanya, mereka langsung menangis dan meminta maaf pada orang tuanya atas perbuatannya tersebut. Mereka juga berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya tersebut.
Para orang tua yang menyaksikan anaknya itu meminta maaf pun tak sedikit yang menangis terharu. Namun, mereka juga berjanji bakal lebih mengawasi anak-anaknya agar tak ikut-ikutan melakukan kerusuhan. (Baca: Amankan 1.377 Pengunjuk Rasa, 80% Didominasi Pelajar)
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus mengatakan, dari 1.377 orang yang diamankan, sebagiannya merupakan pelajar sekolah. Mereka didata dan diberikan edukasi agar tak mengulangi perbuatannya lagi, termasuk edukasi pada orang tuanya.
"Orang tuanya kami panggil dan mereka tidak mengetahui tentang anaknya melakukan seperti ini. Maka itu, kami minta juga orang tuanya untuk perhatian dan sama-sama mengawasi karena kasihan anak-anak ini generasi bangsa diajak untuk melakukan anarki-anarki," katanya pada wartawan, Rabu (13/10/2020).
Dia menambahkan, mereka yang diamankan itu berasal dari Bekasi, Tangerang, Depok, Bogor, hingga Banten. Saat diamankan, polisi juga menemukan batu, ketapel, hingga sajam di dalam tasnya sehingga masih ada beberapa orang yang dilakukan pendalaman lebih lanjut.
"Anak-anak ini yang bukan orang-orang demo. Ditanya masalah UU Ciptaker pun tak satu pun mengerti. Adanya mau datang ke demo ikutan rusuh dan ngakunya ada undangan dari medsos dan diajak," ucapnya.
Berdasarkan pantauan, para pelajar yang diamankan polisi baik sebelum ataupun sesudah aksi demo pada Selasa, 13 Oktober kemarin dikumpulkan di Stadion Polda Metro Jaya. Mereka sudah dilakukan pendataan dan dijemput oleh orang tuanya masing-masing agar bisa keluar dari kantor polisi itu.
Tak sedikit, saat mereka keluar dan bertemu dengan orang tuanya, mereka langsung menangis dan meminta maaf pada orang tuanya atas perbuatannya tersebut. Mereka juga berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya tersebut.
Para orang tua yang menyaksikan anaknya itu meminta maaf pun tak sedikit yang menangis terharu. Namun, mereka juga berjanji bakal lebih mengawasi anak-anaknya agar tak ikut-ikutan melakukan kerusuhan. (Baca: Amankan 1.377 Pengunjuk Rasa, 80% Didominasi Pelajar)
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus mengatakan, dari 1.377 orang yang diamankan, sebagiannya merupakan pelajar sekolah. Mereka didata dan diberikan edukasi agar tak mengulangi perbuatannya lagi, termasuk edukasi pada orang tuanya.
"Orang tuanya kami panggil dan mereka tidak mengetahui tentang anaknya melakukan seperti ini. Maka itu, kami minta juga orang tuanya untuk perhatian dan sama-sama mengawasi karena kasihan anak-anak ini generasi bangsa diajak untuk melakukan anarki-anarki," katanya pada wartawan, Rabu (13/10/2020).
Dia menambahkan, mereka yang diamankan itu berasal dari Bekasi, Tangerang, Depok, Bogor, hingga Banten. Saat diamankan, polisi juga menemukan batu, ketapel, hingga sajam di dalam tasnya sehingga masih ada beberapa orang yang dilakukan pendalaman lebih lanjut.
"Anak-anak ini yang bukan orang-orang demo. Ditanya masalah UU Ciptaker pun tak satu pun mengerti. Adanya mau datang ke demo ikutan rusuh dan ngakunya ada undangan dari medsos dan diajak," ucapnya.
(hab)
tulis komentar anda