Diminta Minta Maaf oleh Poltracking, Begini Tanggapan Persepi
Minggu, 10 November 2024 - 09:32 WIB
Dia menerangkan, soal pernyataan Poltracking yang menyebutkan diplikat data karena adanya survei ulang, sejatinya tidaklah pas klaim tersebut.
Sebab, manakala ada proses survei ulang, quesioner serupa haruslah dengan nama yang serupa pula.
"Duplikasi data itu saya nggak tahu apakah manajemen surveinya atau ada kesalahan karena pakai teknologi, ada glitch sehingga dia kedouble. Tapi kalau kedouble menurut saya namanya harus sama juga. Kalau misalnya questionernya sama nomor 10 Ibu Yanti kalau dia survei lagi, Questioner yang double dibawahnya harus Ibu Yanti lagi karena kan verifikasi artinya dia tanya lagi si Ibu Yanti," jelasnya.
"Jadi menurut saya nggak pas itu. Penjelasannya menurut saya kurang pas. Kalau menurut teman-teman poltracking pas ya Itu pendapat mereka," kata Philip lagi.
Dia pun menambahkan, berkaitan pernyataan Poltracking yang tak bisa membaca data yang diberikan, sejatinya proses pemeriksaan pun dilakukan dengan membaca data. Manakala ada ketidakvalidan data, Persepi pun mendalaminya dengan membaca data-data yang ada.
"Saya nggak tahu yang dimaksud teman-teman Poltracking kita malas baca data itu apa. Karena tadi teman-teman lihat prosesnya itu lewat proses baca data. Jadi malah kita lihat, karena pertama lihat laporan 2.000 ternyata data yang valid 1.658," ujarnya.
"Wah berarti diperiksa lebih dalam. Dilihat lagi ke dalam semuanya, ternyata banyak data, banyak pertanyaan nggak ada jawabannya dan seterusnya. Maka kemudian kalau begitu data ini masih susah untuk diverifikasi, minta data yang mentahnya sekalian. Ternyata itu nggak ada juga," sambungnya.
Lihat Juga: Bingkisan Doa dari Ratusan Anak Yatim untuk Ridwan Kamil-Siswono di Hari Terakhir Kampanye
Sebab, manakala ada proses survei ulang, quesioner serupa haruslah dengan nama yang serupa pula.
"Duplikasi data itu saya nggak tahu apakah manajemen surveinya atau ada kesalahan karena pakai teknologi, ada glitch sehingga dia kedouble. Tapi kalau kedouble menurut saya namanya harus sama juga. Kalau misalnya questionernya sama nomor 10 Ibu Yanti kalau dia survei lagi, Questioner yang double dibawahnya harus Ibu Yanti lagi karena kan verifikasi artinya dia tanya lagi si Ibu Yanti," jelasnya.
"Jadi menurut saya nggak pas itu. Penjelasannya menurut saya kurang pas. Kalau menurut teman-teman poltracking pas ya Itu pendapat mereka," kata Philip lagi.
Dia pun menambahkan, berkaitan pernyataan Poltracking yang tak bisa membaca data yang diberikan, sejatinya proses pemeriksaan pun dilakukan dengan membaca data. Manakala ada ketidakvalidan data, Persepi pun mendalaminya dengan membaca data-data yang ada.
"Saya nggak tahu yang dimaksud teman-teman Poltracking kita malas baca data itu apa. Karena tadi teman-teman lihat prosesnya itu lewat proses baca data. Jadi malah kita lihat, karena pertama lihat laporan 2.000 ternyata data yang valid 1.658," ujarnya.
"Wah berarti diperiksa lebih dalam. Dilihat lagi ke dalam semuanya, ternyata banyak data, banyak pertanyaan nggak ada jawabannya dan seterusnya. Maka kemudian kalau begitu data ini masih susah untuk diverifikasi, minta data yang mentahnya sekalian. Ternyata itu nggak ada juga," sambungnya.
Lihat Juga: Bingkisan Doa dari Ratusan Anak Yatim untuk Ridwan Kamil-Siswono di Hari Terakhir Kampanye
(shf)
tulis komentar anda