Puncak Bogor Macet Lebih 12 Jam, Calon Bupati Ditantang Punya Solusi Ekstrem
Senin, 16 September 2024 - 10:27 WIB
BOGOR - Kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor tetap menjadi primadona untuk menghabiskan waktu saat libur panjang atau long weekend Maulid Nabi Muhammad SAW sejak 14-16 September 2024. Hasilnya, kemacetan parah di kawasan puncak lebih dari 12 jam tak terelakan.
Para Calon Bupati Bogor yang bertarung di Pilkada 2024 ditantang punya solusi ekstrem atas masalah kemacetan di Jalan Raya Puncak yang sering terjadi itu. Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, masalah kemacetan Puncak menjadi isu menarik bagi calon kepala daerah (cakada) yang akan bertarung di Pilkada Kabupaten Bogor.
Ia menantang agar Bupati baru nanti dapat membangun transportasi sehingga masyarakat Jakarta dan sekitarnya berwisata tidak membawa kendaraan pribadi. "Long weekend itu tidak kali ini saja, Puncak memang kawasan yang ramai wisata alternatif paling dekat dari Jakarta. Kemudian sekarang menjadi isu menarik Calon Bupati Bogor, salah satunya membuat angkutan umum ke sana,” kata Djoko kepada SINDOnews, Senin (16/9/2024).
“Jadi ada angkutan utama ada angkutan feedernya di situ ada kawasan perumahan dan wisata harus ada transportasi untuk mengalihkan masyarakat menggunakan angkutan umum. Kita ke daerah wisata beda dengan di negara lainnya yang banyak menggunakan angkutan umum. Kalau kita bawa kendaraan pribadi sekarang wewenang bupati baru berani enggak punya program ekstrem itu," sambungnya.
Djoko juga menilai kebijakan ganjil genap kawasan Puncak belum maksimal. Menurutnya, masyarakat memiliki dua mobil atau bahkan memiliki pelat nomor ganda sehingga jajaran kepolisian tidak bisa menyetop.
"Enggak bisa karena ganjil genap orang punya mobil dua, atau pelat nomornya dua (hehe) polisi juga gak bisa nyetop. Ganjil genap belum berjalan maksimal, ganjil genap seperti di Jakarta enggak ada rasanya," tuturnya.
Djoko menegaskan bahwa ganjil genap tak begitu menarik untuk solusi kemacetan kawasan Puncak saat libur panjang. Ia menyarankan harus ada transportasi publik dan feeder untuk menuju kawasan wisata puncak.
"Ganjil genap sudah enggak begitu menarik makanya itu harus ada angkutan umum ke arah sana. Di sepanjang itu harus ada public transport, penataan pedagang sudah bagus sekarang kebijakan public transport harus gencar di situ ada rute angkutan umum," pungkasnya.
Para Calon Bupati Bogor yang bertarung di Pilkada 2024 ditantang punya solusi ekstrem atas masalah kemacetan di Jalan Raya Puncak yang sering terjadi itu. Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, masalah kemacetan Puncak menjadi isu menarik bagi calon kepala daerah (cakada) yang akan bertarung di Pilkada Kabupaten Bogor.
Ia menantang agar Bupati baru nanti dapat membangun transportasi sehingga masyarakat Jakarta dan sekitarnya berwisata tidak membawa kendaraan pribadi. "Long weekend itu tidak kali ini saja, Puncak memang kawasan yang ramai wisata alternatif paling dekat dari Jakarta. Kemudian sekarang menjadi isu menarik Calon Bupati Bogor, salah satunya membuat angkutan umum ke sana,” kata Djoko kepada SINDOnews, Senin (16/9/2024).
“Jadi ada angkutan utama ada angkutan feedernya di situ ada kawasan perumahan dan wisata harus ada transportasi untuk mengalihkan masyarakat menggunakan angkutan umum. Kita ke daerah wisata beda dengan di negara lainnya yang banyak menggunakan angkutan umum. Kalau kita bawa kendaraan pribadi sekarang wewenang bupati baru berani enggak punya program ekstrem itu," sambungnya.
Djoko juga menilai kebijakan ganjil genap kawasan Puncak belum maksimal. Menurutnya, masyarakat memiliki dua mobil atau bahkan memiliki pelat nomor ganda sehingga jajaran kepolisian tidak bisa menyetop.
"Enggak bisa karena ganjil genap orang punya mobil dua, atau pelat nomornya dua (hehe) polisi juga gak bisa nyetop. Ganjil genap belum berjalan maksimal, ganjil genap seperti di Jakarta enggak ada rasanya," tuturnya.
Djoko menegaskan bahwa ganjil genap tak begitu menarik untuk solusi kemacetan kawasan Puncak saat libur panjang. Ia menyarankan harus ada transportasi publik dan feeder untuk menuju kawasan wisata puncak.
"Ganjil genap sudah enggak begitu menarik makanya itu harus ada angkutan umum ke arah sana. Di sepanjang itu harus ada public transport, penataan pedagang sudah bagus sekarang kebijakan public transport harus gencar di situ ada rute angkutan umum," pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda