Produk Kerajinan Indonesia Ludes Terjual di Jepang
Sabtu, 07 September 2024 - 17:45 WIB
JAKARTA - Produk dari nasabah PNM Mekaar habis terjual pada gelaran Pameran Tokyo Gift Show ke 98 di Tokyo pada 4 - 6 September 2024. Bahkan sebagian produk telah habis meskipun pameran masih berlangsung.
Pameran Tokyo Gift Show ke 98 di Tokyo ini, merupakan pameran terbesar keempat di Jepang setelah Tokyo Motor Show. Produk - produk unggulan nasabah PNM Mekaar ternyata sangat diminati di pasar global, produk produk lokal yang kami bawa antara lain ada kain batik dari Cirebon, kerajinan kain Tapis dari Lampung, ada juga kerajinan manik-manik asli Banyuwangi, kerajinan anyaman dari Jambi, kerajinan Ketak dari Mataram dan anyaman serat dari Yogyakarta.
Rata – rata para pengunjung pada pagelaran ini sangat tertarik terhadap hasil kerajinan bambu dari Denpasar karena keunikan dari segi bentuk dan cara membuka kotaknya yang dibuat seperti puzzle. Ketertarikan pasar global juga sangat tertarik terhadap kain batik khas Cirebon dan Pati yang menurut mereka mempunyai kualitas yang sangat baik.
Sekretaris Perusahaan PNM L. Dodot Patria Ary menyampaikan ini pengalaman yang sangat berharga. “Saya sangat senang melihat antusiasme dan respons positif dari para pengunjung di Pameran Tokyo Gift Show ke 98 di Tokyo," ujarnya.
Dodot juga menyampaikan terima kasihnya terhadap dukungan dari Kementerian BUMN Indonesia yang terus membantu kami untuk mendorong UMKM Go Global dan memiliki daya saing di pasar dunia" pungkasnya.
Nasabah PNM Mekaar yang bernama Ibu Ariri sebagai pemilik Batik Ariri juga mengungkapkan rasa bangganya, beliau mengatakan "Saya bangga produk kain batik saya bisa lulus kurasi ke negara matahari terbit Jepang, bisa mengharumkan Kota Cirebon.” ujar Ariri.
Berbeda dari lembaga pembiayaan lainnya, PNM memberikan akses permodalan bagi perempuan prasejahtera di seluruh Indonesia. Berbagai program juga dilakukan untuk mendampingi ibu nasabah agar modal usaha yang diberikan dapat dikelola dengan baik. Secara garis besar, PNM telah memberikan tiga modal utama yakni modal finansial, sosial, dan intelektual.
Holding Ultra Mikro juga telah mempersiapkan berbagai macam program pemberdayaan berskala penuh. Aspek yang dibangun dari adanya program tersebut mulai dari literasi dasar, pengembangan kapasitas usaha, kapabilitas digital, serta bisnis berkelanjutan.
Pameran Tokyo Gift Show ke 98 di Tokyo ini, merupakan pameran terbesar keempat di Jepang setelah Tokyo Motor Show. Produk - produk unggulan nasabah PNM Mekaar ternyata sangat diminati di pasar global, produk produk lokal yang kami bawa antara lain ada kain batik dari Cirebon, kerajinan kain Tapis dari Lampung, ada juga kerajinan manik-manik asli Banyuwangi, kerajinan anyaman dari Jambi, kerajinan Ketak dari Mataram dan anyaman serat dari Yogyakarta.
Rata – rata para pengunjung pada pagelaran ini sangat tertarik terhadap hasil kerajinan bambu dari Denpasar karena keunikan dari segi bentuk dan cara membuka kotaknya yang dibuat seperti puzzle. Ketertarikan pasar global juga sangat tertarik terhadap kain batik khas Cirebon dan Pati yang menurut mereka mempunyai kualitas yang sangat baik.
Sekretaris Perusahaan PNM L. Dodot Patria Ary menyampaikan ini pengalaman yang sangat berharga. “Saya sangat senang melihat antusiasme dan respons positif dari para pengunjung di Pameran Tokyo Gift Show ke 98 di Tokyo," ujarnya.
Dodot juga menyampaikan terima kasihnya terhadap dukungan dari Kementerian BUMN Indonesia yang terus membantu kami untuk mendorong UMKM Go Global dan memiliki daya saing di pasar dunia" pungkasnya.
Nasabah PNM Mekaar yang bernama Ibu Ariri sebagai pemilik Batik Ariri juga mengungkapkan rasa bangganya, beliau mengatakan "Saya bangga produk kain batik saya bisa lulus kurasi ke negara matahari terbit Jepang, bisa mengharumkan Kota Cirebon.” ujar Ariri.
Berbeda dari lembaga pembiayaan lainnya, PNM memberikan akses permodalan bagi perempuan prasejahtera di seluruh Indonesia. Berbagai program juga dilakukan untuk mendampingi ibu nasabah agar modal usaha yang diberikan dapat dikelola dengan baik. Secara garis besar, PNM telah memberikan tiga modal utama yakni modal finansial, sosial, dan intelektual.
Holding Ultra Mikro juga telah mempersiapkan berbagai macam program pemberdayaan berskala penuh. Aspek yang dibangun dari adanya program tersebut mulai dari literasi dasar, pengembangan kapasitas usaha, kapabilitas digital, serta bisnis berkelanjutan.
(cip)
tulis komentar anda