Menerka Makna Saling Puji PDIP dan Anies Jelang Pilkada Jakarta

Minggu, 09 Juni 2024 - 22:26 WIB
"Meskipun Anies dan PDIP berada pada gerbong yang berbeda secara politik maupun ideologis di Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2024, namun di Pilkada DKI 2024 ini bisa jadi kedua entitas ini dipertemukan oleh kepentingan yang sama," kata Umam dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Minggu (9/6/2024).

Umam mengatakan, di satu sisi PDIP kehilangan golden ticket dan dominasinya di politik lokal Jakarta. PDIP, menurutnya, butuh kekuatan tambahan untuk berhadap-hadapan dengan pemenang Pilpres 2024 yang akan pegang kekuasaan dan tidak akan melepaskan kepemimpinan Jakarta berada di luar kontrol dan kendali mereka sebagai penguasa. Di sisi lain, Anies juga sangat berkepentingan menjaga kartu politiknya agar tetap hidup dan relevan hingga Pilpres 2029.

"Anies yang notabene petahana dan memiliki akar yang memadai di DKI Jakarta, akan dilirik dan melirik PDIP yang memiliki 16% dukungan di Jakarta, untuk memenangkan pertarungan pilkada di kota megapolitan yang memiliki APBD Rp80-an triliun itu."

Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina ini mengatakan, jika Anies dan PDIP bersatu, sisi positifnya tidak ada lagi pertentangan ideologis yang ditandai oleh meleburnya dua kekuatan politik yang selama ini menjadi representasi kekuatan politik kanan nasionalis dan Islam.

"Namun demikian, peleburan itu juga berpeluang pada melemahnya basis pemilih loyal masing-masing, baik di DKI Jakarta maupun di jaringan relawan nasional, yang selama ini terkonsolidasi oleh sentimen ideologis yang kuat," katanya.

Selain itu, kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC) ini, jika Anies mendapat dukungan PDIP, ia masih harus bisa memastikan mendapatkan dukungan satu partai politik lagi. Di sisi lain, partai-partai Koalisi Perubahan di Pemilu 2024 yakni Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah mengalami faksionalisme dan tengah melakukan penjajakan untuk masuk ke pemerintahan Prabowo-Gibran, yang besar kemungkinan berdampak pada baku atur komposisi koalisi Pilkada DKI Jakarta.

"Artinya, wacana menyatunya entitas Anies dan PDIP di Pilkada Jakarta masih terlalu dini. Belum ada indikasi lanjutan yang lebih kuat yang memungkinkan konsolidasi politik itu terjadi," tandasnya.
(zik)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More