Bukan Lagi Ibu Kota Negara, Ekonomi Jakarta Diprediksi Tetap Tumbuh 5 Persen
Kamis, 16 Mei 2024 - 17:45 WIB
JAKARTA - Tak lagi menjadi Ibu Kota Negara, ekonomi Jakarta diperkirakan tetap mengalami pertumbuhan. Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Jakarta Arlyana Abubakar optimistis pada tahun 2024 pertumbuhan ekonomi mencapai 5 persen.
“Untuk keseluruhan tahun 2024, perekonomian Jakarta diperkirakan tumbuh dalam kisaran 4,80% - 5,60% (yoy), dari 4,96% pada tahun 2023,” ujar Arlyana, Kamis (16/4/2024).
Dia meyakini naiknya pertumbuhan ekonomi lebih karena dukungan penyaluran kredit yang tumbuh tinggi sebesar 13-15%.
Termasuk sisi permintaan, konsumsi RT dan investasi diprediksi tetap menjadi penggerak perekonomian Jakarta pada tahun 2024.
Selain itu, ada juga peningkatan konsumsi RT didukung kuatnya keyakinan konsumen, maraknya MICE dan event, serta penyelenggaraan Pemilu 2024. Kondisi demikian didukung investasi proyek strategis nasional yang bersifat multitahun.
BI juga mewaspadai hambatan mencapai pertumbuhan ekonomi. Sebab, sepanjang tahun 2024 tercatat ada tiga risiko yaitu perlambatan ekonomi global, meluasnya ketegangan geopolitik, dan suku bunga The Fed yang tertahan tinggi.
Menyikapi pertumbuhan ekonomi Jakarta yang diprediksi naik, BI bakal menguatkan sinergi dan kolaborasi yang kini telah baik.
Upayanya seperti mendorong semakin tingginya kegiatan MICE dan event (musik, olahraga, dan lainnya) di Jakarta dengan memfasilitasi kemudahan dan kecepatan perizinan sekaligus promosi pariwisata Jakarta terus dilakukan.
UMKM juga didorong lebih kreatif sehingga bersaing secara global sehingga meningkatkan investasi. “Kami juga mendorong percepatan program sinkronisasi (pengelolaansampah, penanganan banjir, infrastruktur, air minum, dan energi) Jabodetabek Puncak dan Cianjur melalui kawasan aglomerasi,” ujar Arlyana.
Termasuk meningkatkan ekosistem digital yang dilakukan dengan mendorong penggunaan QRIS. Pihaknya terus menyosialisasikan pengguna QRIS ke Kepulauan Seribu. “Sejauh ini pengguna QRIS tertinggi di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat,” katanya.
“Untuk keseluruhan tahun 2024, perekonomian Jakarta diperkirakan tumbuh dalam kisaran 4,80% - 5,60% (yoy), dari 4,96% pada tahun 2023,” ujar Arlyana, Kamis (16/4/2024).
Dia meyakini naiknya pertumbuhan ekonomi lebih karena dukungan penyaluran kredit yang tumbuh tinggi sebesar 13-15%.
Termasuk sisi permintaan, konsumsi RT dan investasi diprediksi tetap menjadi penggerak perekonomian Jakarta pada tahun 2024.
Selain itu, ada juga peningkatan konsumsi RT didukung kuatnya keyakinan konsumen, maraknya MICE dan event, serta penyelenggaraan Pemilu 2024. Kondisi demikian didukung investasi proyek strategis nasional yang bersifat multitahun.
BI juga mewaspadai hambatan mencapai pertumbuhan ekonomi. Sebab, sepanjang tahun 2024 tercatat ada tiga risiko yaitu perlambatan ekonomi global, meluasnya ketegangan geopolitik, dan suku bunga The Fed yang tertahan tinggi.
Menyikapi pertumbuhan ekonomi Jakarta yang diprediksi naik, BI bakal menguatkan sinergi dan kolaborasi yang kini telah baik.
Upayanya seperti mendorong semakin tingginya kegiatan MICE dan event (musik, olahraga, dan lainnya) di Jakarta dengan memfasilitasi kemudahan dan kecepatan perizinan sekaligus promosi pariwisata Jakarta terus dilakukan.
UMKM juga didorong lebih kreatif sehingga bersaing secara global sehingga meningkatkan investasi. “Kami juga mendorong percepatan program sinkronisasi (pengelolaansampah, penanganan banjir, infrastruktur, air minum, dan energi) Jabodetabek Puncak dan Cianjur melalui kawasan aglomerasi,” ujar Arlyana.
Termasuk meningkatkan ekosistem digital yang dilakukan dengan mendorong penggunaan QRIS. Pihaknya terus menyosialisasikan pengguna QRIS ke Kepulauan Seribu. “Sejauh ini pengguna QRIS tertinggi di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat,” katanya.
(jon)
tulis komentar anda