Kampung Akuarium, Jejak Laboratorium Oseanografi Zaman Belanda
Sabtu, 15 Agustus 2020 - 13:01 WIB
JAKARTA - Pada 1905, sebuah Laboratorium Belanda semi permanen pernah dibangun untuk Penelitian Laut atau yang sekarang dikenal sebagai Oseanografi di Batavia. Saat ini sebidang tanah ini terletak di sebelah utara Pasar Ikan dan lembaga tersebut merupakan bagian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Ketika itu pada 1905, dalam keterangan situs oseanografi.lipi.go.id, laboratorium itu dikenal dengan nama Visscherij Station. Didirikan atas inisiatif Dr JC Koningsberger, seorang ahli Zoologi yang juga kepala museum Zoologi Bogor saat itu. Visscherij Stasion didirikan untuk penelitian kelautan dan menggali sumberdaya biota laut yang bernilai ekonomi penting.
Dalam perjalanan waktu lembaga telah beberapa kali berganti nama. Pada 1915 lembaga ini bernama "Visscherij Station te Batavia", berdasarkan SK Pemerintah Belanda No 37 tanggal 31 Juli 1911. Lembaga ini secara resmi masuk dalam struktur "sLands Plantentuin".
Pada 1922 lembaga ini berganti nama lagi menjadi Laboratorium Voor Het Onderzoek der Zee (LOZ) dibawah pimpinan Dr ALJ Sunier. Pada 1949 berubah lagi namaya menjadi "Laboratorium Penyelidikan Laut". (Lihat Foto; Tolak Penggusuran, Warga Kampung Akuarium Gelar Upacara Bendera )
Pada 1970, melalui melalui keputusan presiden No10/1970, lembaga ini ditetapkan sebagai lembaga berskala nasional dengan nama Lembaga Oseanologi Nasional (LON) sebagai bagian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Akhirya pada 1986, terjadi reorganisasi di LIPI, berdasarkan Keppres RI No 1/1986, nama LON diubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI (Puslitbang Oseanologi - LIPI), di bawah kedeputian Ilmu Pengetahuan Alam.
Pada 2001, berdasarkan keputusan Kepala LIPI No 1151/M/2001, Puslitbang Oseanologi - LIPI, diubah lagi namanya menjadi Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI, dibawah naungan Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian.
Sampai pada 1960-an, lokasi ini yang dikenal sebagai Akuarium Pasar Ikan menjadi tujuan wisata yang yang tersohor di Jakarta. Saat ini lahan tersebut menjadi permukiman penduduk dan dikenal sebagai Kampung Akuarium. Berada di RT 1 dan RT 2, RW 004, Penjaringan, Jakarta Utara, denyut dan napas warga telah terpatri selama puluhan tahun. (Baca juga; Warga Kampung Akuarium Berharap Bisa Hidup Berdampingan dengan Situs Cagar Budaya )
Pada 2016 Pemerinah DKI kemudian menggusur seluruh kawasan Pasar Ikan dan Kampung Akuarium dan daerah sekitarnya, untuk dibangun dan ditata kembali menjadi kawasan yang baru. "Kampung seluas sekitar 10.384 meter persegi ini akan segera ditata untuk mewujudkan impian warganya untuk mendapatkan hunian yang layak di Ibu Kota," tulis keterangan Pemprov DKI melalui akun Instagram @dkijakarta.
Ketika itu pada 1905, dalam keterangan situs oseanografi.lipi.go.id, laboratorium itu dikenal dengan nama Visscherij Station. Didirikan atas inisiatif Dr JC Koningsberger, seorang ahli Zoologi yang juga kepala museum Zoologi Bogor saat itu. Visscherij Stasion didirikan untuk penelitian kelautan dan menggali sumberdaya biota laut yang bernilai ekonomi penting.
Dalam perjalanan waktu lembaga telah beberapa kali berganti nama. Pada 1915 lembaga ini bernama "Visscherij Station te Batavia", berdasarkan SK Pemerintah Belanda No 37 tanggal 31 Juli 1911. Lembaga ini secara resmi masuk dalam struktur "sLands Plantentuin".
Pada 1922 lembaga ini berganti nama lagi menjadi Laboratorium Voor Het Onderzoek der Zee (LOZ) dibawah pimpinan Dr ALJ Sunier. Pada 1949 berubah lagi namaya menjadi "Laboratorium Penyelidikan Laut". (Lihat Foto; Tolak Penggusuran, Warga Kampung Akuarium Gelar Upacara Bendera )
Pada 1970, melalui melalui keputusan presiden No10/1970, lembaga ini ditetapkan sebagai lembaga berskala nasional dengan nama Lembaga Oseanologi Nasional (LON) sebagai bagian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Akhirya pada 1986, terjadi reorganisasi di LIPI, berdasarkan Keppres RI No 1/1986, nama LON diubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI (Puslitbang Oseanologi - LIPI), di bawah kedeputian Ilmu Pengetahuan Alam.
Pada 2001, berdasarkan keputusan Kepala LIPI No 1151/M/2001, Puslitbang Oseanologi - LIPI, diubah lagi namanya menjadi Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI, dibawah naungan Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian.
Sampai pada 1960-an, lokasi ini yang dikenal sebagai Akuarium Pasar Ikan menjadi tujuan wisata yang yang tersohor di Jakarta. Saat ini lahan tersebut menjadi permukiman penduduk dan dikenal sebagai Kampung Akuarium. Berada di RT 1 dan RT 2, RW 004, Penjaringan, Jakarta Utara, denyut dan napas warga telah terpatri selama puluhan tahun. (Baca juga; Warga Kampung Akuarium Berharap Bisa Hidup Berdampingan dengan Situs Cagar Budaya )
Pada 2016 Pemerinah DKI kemudian menggusur seluruh kawasan Pasar Ikan dan Kampung Akuarium dan daerah sekitarnya, untuk dibangun dan ditata kembali menjadi kawasan yang baru. "Kampung seluas sekitar 10.384 meter persegi ini akan segera ditata untuk mewujudkan impian warganya untuk mendapatkan hunian yang layak di Ibu Kota," tulis keterangan Pemprov DKI melalui akun Instagram @dkijakarta.
(wib)
tulis komentar anda