Ibu Bunuh Anak di Bekasi Masuk RS Polri karena Benturkan Kepala ke Dinding Sel
Minggu, 10 Maret 2024 - 16:26 WIB
BEKASI - Tersangka SNF (26) dibawa ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur karena mengalami luka akibat membenturkan kepalanya ke dinding sel tahanan. SNF merupakan ibu dari bocah 5 tahun yang tewas dibunuh dengan 20 luka tusuk di bagian tubuhnya.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Muhammad Firdaus mengatakan, pelaku sengaja ditempatkan pada sel khusus.
"Jadi tadi malam pelaku dibawa ke IGD RS Bhayangkara Kramat Jati dikarenakan tersangka membenturkan kepalanya ke dinding sel ruangan tahanan. Dia diasingkan dari tahanan perempuan lainnya," ujar Firdaus, Minggu (10/3/2024).
Alasan SNF ditempatkan di sel khusus karena mengidap gejala Skizofrenia. Polisi khawatir yang bersangkutan melukai tahanan lain jika ditempatkan ke dalam satu sel umum.
"Takutnya melukai. Dia ada delusi halusinasi. Penahanan sudah berjalan 2 malam," katanya.
Peristiwa ini terungkap berawal dari seseorang yang datang ke rumah korban untuk bertamu, namun dilarang. Sang tamu memaksa masuk akhirnya menemukan korban sudah tewas di lantai dua rumahnya dalam kondisi berlumuran darah.
Penemuan mayat ini langsung dilaporkan ke petugas keamanan perumahan dilanjutkan ke Polsek Bekasi Utara dan Polres Metro Bekasi Kota.
Dari hasil olah TKP, petugas menemukan sebilah pisau dapur yang berlumuran darah sudah dicuci. Polisi juga memasang garis polisi di lokasi dan memintai keterangan 3 saksi, salah satunya orang tua korban.
Lihat Juga: Wakil Presiden Filipina Sudah Sewa Pembunuh Bayaran untuk Bunuh Marcos Jr Jika Dirinya Dibunuh
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Muhammad Firdaus mengatakan, pelaku sengaja ditempatkan pada sel khusus.
"Jadi tadi malam pelaku dibawa ke IGD RS Bhayangkara Kramat Jati dikarenakan tersangka membenturkan kepalanya ke dinding sel ruangan tahanan. Dia diasingkan dari tahanan perempuan lainnya," ujar Firdaus, Minggu (10/3/2024).
Alasan SNF ditempatkan di sel khusus karena mengidap gejala Skizofrenia. Polisi khawatir yang bersangkutan melukai tahanan lain jika ditempatkan ke dalam satu sel umum.
"Takutnya melukai. Dia ada delusi halusinasi. Penahanan sudah berjalan 2 malam," katanya.
Peristiwa ini terungkap berawal dari seseorang yang datang ke rumah korban untuk bertamu, namun dilarang. Sang tamu memaksa masuk akhirnya menemukan korban sudah tewas di lantai dua rumahnya dalam kondisi berlumuran darah.
Penemuan mayat ini langsung dilaporkan ke petugas keamanan perumahan dilanjutkan ke Polsek Bekasi Utara dan Polres Metro Bekasi Kota.
Dari hasil olah TKP, petugas menemukan sebilah pisau dapur yang berlumuran darah sudah dicuci. Polisi juga memasang garis polisi di lokasi dan memintai keterangan 3 saksi, salah satunya orang tua korban.
Lihat Juga: Wakil Presiden Filipina Sudah Sewa Pembunuh Bayaran untuk Bunuh Marcos Jr Jika Dirinya Dibunuh
(jon)
tulis komentar anda