Haul Muassis, Kiai dan Ulama Sebut Ganjar-Mahfud Pemimpin yang Sesuai Idealisme

Minggu, 04 Februari 2024 - 08:34 WIB
Suasana Haul Muassis dan Maulid Nabi yang diikuti ratusan jemaah di Ponpes Al-Wathoniyah Pusat Klender, Jumat (2/2/2024). Foto/Dok. SINDOnews
JAKARTA - Suasana khusyuk dan haru menyelimuti Ponpes Al-Wathoniyah Pusat Klender saat Haul Muassis dan Maulid Nabi . Ratusan jemaah doa bersama dan ikhtiar untuk menguatkan fondasi demokrasi di Indonesia.

Pimpinan Yayasan Pondok Pesantren Al-Wathoniyah Pusat KH Arif Fahrudin menyampaikan kesan luar biasa mengenai partisipasi ulama, kiai, dan santri dalam kontestasi politik Pilpres 2024 . Dia menggambarkan politik sebagai ijtihad politik, sebuah usaha keras untuk memilih pemimpin terbaik yang akan mengurus negara dan agama.

"Ini suatu negara, maka wajar kalau Kiai, santri berijtihad menurut mereka untuk memilih pemimpin yang terbaik karena pemimpin yang terpilih nanti akan mengurusi negara dan ngurusi agama itu jadi antusiasnya tinggi sekali," kata Arif di Ponpes Al-Wathoniyah Pusat Klender, Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Jumat (2/2/2024).



Dalam acara ini para ulama dan kiai mengajak masyarakat merenung dalam doa dan merangkai ikhtiar sebagai upaya bersama menghadapi perjalanan demokrasi. Arif juga menekankan pentingnya menjunjung tinggi etika dalam demokrasi, menyatakan bahwa hukum dan akhlakul karimah harus selaras.

Dia menggambarkan pasangan Ganjar-Mahfud sebagai sosok nasionalis religius yang memadukan kecakapan, kebersihan, dan akhlak mulia. "Sosok Pak Ganjar dan Pak Mahfud itu sosok yang panutan, tidak pernah neko-neko. Beliau sosok nasionalis yang religius. Secara contoh role model itu bangsa kita, rakyat kita, itu meniru beliau bersih sat set ya cekatan, nah itulah yang dibutuhkan oleh bangsa kita," ungkapnya.

Arif kembali menekankan pentingnya keselarasan antara hukum dan akhlakul karimah. Bahwa pemimpin yang dipilih harus memiliki etika yang baik, kemampuan dalam menangani masalah kebangsaan dan keumatan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai moral sebagai landasan demokrasi yang berkualitas.

"Demokrasi harus sesuai dengan koridor hukum yang berlaku, kita tidak boleh menabrak hukum, selain berdasar koridor yang berlaku kita hidup harus berdasarkan etika akhlakul karimah," tandasnya.

Kegiatan ini, mengajak semua pihak untuk merajut persatuan dalam doa dan tindakan positif. Peran penting doa inilah sebagai jembatan spiritualitas, yang melengkapi upaya ikhtiar dalam membentuk keadilan dan persatuan di tengah dinamika politik yang kompleks, berbudaya, dan beretika.

Acara Haul Muassis dan Maulid Nabi ini dihadiri juga Habib Fathan Ibrahim, Dr TGB M Zainul Majdi, KH Arif Fahrudin, KH Abdul Manan Ghani, KH Lukman Hakim, dan KH TB Ahmad Rifqi Chowas.
(poe)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More