Tangani Banjir Jabodetabek, Ini yang Disiapkan Pemerintah Pusat
Rabu, 05 Agustus 2020 - 18:37 WIB
JAKARTA - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) bakal menertibkan sejumlah bangunan yang berada di bantaran kali dan situ-situ wilayah Jabodetabek. Langkah ini diambil guna mencegah banjir di wilayah Jabodetabek.
Meski tak merinci dan menargetkan berapa titik yang akan ditertibkan, namun Kementerian ATR/BPN memastikan langkah ini diambil sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap masalah banjir yang kerap terjadi di Jabodetabek.“Banyak situ-situ di Jabodetabek telah berubah fungsi. Kita sedang identifikasi mau mengembalikan kepada fungsi yang sebenarnya,” ungkap Menteri ATR/BPN, Sofyan Djalil di kawasan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (5/8/2020).
Sofyan menuturkan, dalam penanganan banjir perlu kerja sama yang baik antara pemerintah pusat dengan Pemprov DKI Jakarta, Pemprov Banten, Pemprov Jawa Barat.“Tujuannya agar ada sinkronisasi program. Untuk sinkronisasi program kita ada PMO (project manajemen office), yang akan mensikronisasi berbagai program di berbagai kota provinsi di wilayah ini,” tuturnya.
Penanganan banjir pun, lanjut dia, akan dilakukan sejumlah pihak, mulai dari membenahi hulu dengan mengaktivasi kembali hutan konservasi, lalu menangani hilir dengan membuat Giant Sea World di Teluk Ancol. Sementara di tengahnya, yakni penanganan kali yang dilakukan pemerintah daerah (pemda). Sebab permasalahan di sana berkaitan dengan kondisi kali.
Sofyan mecontohkan, di Kali Semanan, Kalideres kondisi wilayah berbentuk cekungan membuat banjir kerap terjadi di kawasan itu. Penanganan banjir di kawasan itu, murni dilakukan dengan memompa air kali. Kondisi berbeda terjadi di Tegal Alur, Kalideres, banjir rob kerap terjadi di kawasan itu sehingga Kementerian PUPR membuat tanggul raksasa atau Giant Sea World guna mengatasi permasalahan tersebut.
Sofyan menuturkan, sejak penanganan bersama banjir dikukuhkan Februari 2020 lalu, pihaknya mencatat banyak kondisi lahan perairan yang telah berubah fungsi. Karena itu, pihaknya menegaskan penertiban akan dilakukan. Dalam penertiban ini, akan melibatkan TNI, Polri, dan Kejaksaan. (Baca: Menteri Sofyan Djalil: Kawasan Jabodetabekpunjur Masih Miliki Sejumlah Permasalahan)
Cara ini, katanya, dirasa cukup berhasil saat Pemprov Jabar menertibkan kawasan Ciliwung. Meski demikian, Sofyan enggan menjawab kapan penanganan banjir di Jabodetabek akan selesai. Menurutnya yang dilakukan pihaknya dengan mendatangi sejumlah lokasi merupakan bagian sosialisasi.
“Payung hukumnya kan sudah dibuat. Sekarang tinggal penegakan, nanti akan ada sosialisasi tambahan, somasi, dan baru penindakan,” ucapnya.
Meski tak merinci dan menargetkan berapa titik yang akan ditertibkan, namun Kementerian ATR/BPN memastikan langkah ini diambil sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap masalah banjir yang kerap terjadi di Jabodetabek.“Banyak situ-situ di Jabodetabek telah berubah fungsi. Kita sedang identifikasi mau mengembalikan kepada fungsi yang sebenarnya,” ungkap Menteri ATR/BPN, Sofyan Djalil di kawasan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (5/8/2020).
Sofyan menuturkan, dalam penanganan banjir perlu kerja sama yang baik antara pemerintah pusat dengan Pemprov DKI Jakarta, Pemprov Banten, Pemprov Jawa Barat.“Tujuannya agar ada sinkronisasi program. Untuk sinkronisasi program kita ada PMO (project manajemen office), yang akan mensikronisasi berbagai program di berbagai kota provinsi di wilayah ini,” tuturnya.
Penanganan banjir pun, lanjut dia, akan dilakukan sejumlah pihak, mulai dari membenahi hulu dengan mengaktivasi kembali hutan konservasi, lalu menangani hilir dengan membuat Giant Sea World di Teluk Ancol. Sementara di tengahnya, yakni penanganan kali yang dilakukan pemerintah daerah (pemda). Sebab permasalahan di sana berkaitan dengan kondisi kali.
Sofyan mecontohkan, di Kali Semanan, Kalideres kondisi wilayah berbentuk cekungan membuat banjir kerap terjadi di kawasan itu. Penanganan banjir di kawasan itu, murni dilakukan dengan memompa air kali. Kondisi berbeda terjadi di Tegal Alur, Kalideres, banjir rob kerap terjadi di kawasan itu sehingga Kementerian PUPR membuat tanggul raksasa atau Giant Sea World guna mengatasi permasalahan tersebut.
Sofyan menuturkan, sejak penanganan bersama banjir dikukuhkan Februari 2020 lalu, pihaknya mencatat banyak kondisi lahan perairan yang telah berubah fungsi. Karena itu, pihaknya menegaskan penertiban akan dilakukan. Dalam penertiban ini, akan melibatkan TNI, Polri, dan Kejaksaan. (Baca: Menteri Sofyan Djalil: Kawasan Jabodetabekpunjur Masih Miliki Sejumlah Permasalahan)
Cara ini, katanya, dirasa cukup berhasil saat Pemprov Jabar menertibkan kawasan Ciliwung. Meski demikian, Sofyan enggan menjawab kapan penanganan banjir di Jabodetabek akan selesai. Menurutnya yang dilakukan pihaknya dengan mendatangi sejumlah lokasi merupakan bagian sosialisasi.
“Payung hukumnya kan sudah dibuat. Sekarang tinggal penegakan, nanti akan ada sosialisasi tambahan, somasi, dan baru penindakan,” ucapnya.
(hab)
tulis komentar anda