Datangi Kediaman Siswa Berprestasi Arista, Kent: Terus Belajar yang Giat agar Cita-cita Tercapai
Rabu, 22 Juli 2020 - 22:47 WIB
JAKARTA - Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth bersilaturahmi ke kediaman Aristawidya Maheswari (15), siswi peraih 700 piala yang gagal diterima di SMA Negeri di Jakarta pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB ) 2020/2021, di Rumah Susun Jatinegara Kaum, Jakarta Timur.
Kedatangan pria yang kerap disapa Kent itu disambut baik oleh nenek Arista, Siwi Purwanti (60). Selain itu, kedatangan politikus PDI Perjuangan ini juga ingin menanyakan apakah uang bantuan sebesar Rp17 juta sudah dikembalikan ke Arista oleh Sekolah Muhammadiyah 11 Rawamangun, Jakarta Timur.
"Saya hanya ingin silaturahmi dengan Arista dan keluarga, dan juga mengecek apakah uang bantuan sudah dikembalikan pihak sekolah," ujar Kent dalam keterangannya, Rabu (22/7/2020). (Baca juga: Gara-gara Umur di PPDB, Yatim Piatu Berprestasi Ini Terancam Gagal Masuk Sekolah Negeri )
Sebelumnya, Kent membayarkan uang pangkal sekolah Arista di SMA Muhammadiyah 11 sebesar Rp17 juta. Tak hanya itu, ia juga akan membayar biaya pendidikan Arista hingga selesai SMA.
Meski begitu, Kepala SMA Muhammadiyah 11 Rosita Sari menjelaskan, pihak yayasan akan mengambil alih seluruh biaya sekolah Arista hingga lulus SMA. Awalnya, pihak sekolah hendak mengembalikan uang pangkal sebesar Rp17 juta tersebut kepada Kent. Namun, ia menolak dan menganjurkan pihak sekolah untuk memberikannya kepada Arista.
Alhasil, uang tersebut akan dipergunakan Arista untuk keperluan sekolah dan menyalurkan hobinya yakni melukis. "Ternyata uang itu sangat bermanfaat untuk Arista, dia bisa membeli peralatan lengkap alat melukis. Saya berharap Arista terus belajar yang giat agar tercapai cita-cita. Karena sosok Arista adalah generasi penerus bangsa ke depan," tutur Kent.
Sementara itu, Arista mengaku sangat senang dengan kunjungan Kent ke rumahnya. Sebab sejak menyelesaikan administrasi di SMA Muhammadiyah 11 ia tidak sempat berbicara dua mata dengan anggota Komisi D itu.
"Sangat senang dikunjungi Kak Kent. Terima kasih atas bantuannya yang sudah diberikan, semuanya sangat bermanfaat untuk saya," kata Arista. (Baca juga: Kecewa Gagal Masuk SMA Negeri, Arista Buat Lukisan Bertema PPDB )
Diketahui, Arista sudah mendaftar melalui beberapa jalur PPDB, mulai dari jalur prestasi non-akademik, afirmasi untuk pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP), zonasi, hingga prestasi akademik. Namun Arista selalu gagal meraih kursi sekolah negeri melalui jalur-jalur PPDB tersebut.
Saat mengikuti jalur prestasi non-akademik, Arista pun gagal karena prestasinya diraih saat ia duduk di bangku sekolah dasar (SD). Padahal Arista banyak meraih prestasi di bidang seni lukis. Total ada 700 piala yang telah diraihnya selama mengikuti lomba seni lukis. Penghargaan yang pernah Arista raih antara lain juara III lomba cipta seni pelajar tingkat nasional dan juara I festival lomba Kementerian Perhubungan.
Sementara itu, pada jalur afirmasi, Arista tak lolos lantaran faktor usia. Banyak calon siswa yang diterima berusia lebih tua dibanding Arista. Siwi kemudian mendaftarkan Arista melalui jalur zonasi. Namun, lagi-lagi Arista gagal karena faktor usia.
Arista pun terus berusaha agar dapat bersekolah di negeri, ia pun mendaftarkan diri melalui jalur prestasi akademik. Akan tetapi, upayanya juga gagal karena faktor usia.
Lihat Juga: Ima Mahdiah Terpilih Jadi Wakil Ketua DPRD Jakarta Periode 2024-2029, Begini Komentar Ahok
Kedatangan pria yang kerap disapa Kent itu disambut baik oleh nenek Arista, Siwi Purwanti (60). Selain itu, kedatangan politikus PDI Perjuangan ini juga ingin menanyakan apakah uang bantuan sebesar Rp17 juta sudah dikembalikan ke Arista oleh Sekolah Muhammadiyah 11 Rawamangun, Jakarta Timur.
"Saya hanya ingin silaturahmi dengan Arista dan keluarga, dan juga mengecek apakah uang bantuan sudah dikembalikan pihak sekolah," ujar Kent dalam keterangannya, Rabu (22/7/2020). (Baca juga: Gara-gara Umur di PPDB, Yatim Piatu Berprestasi Ini Terancam Gagal Masuk Sekolah Negeri )
Sebelumnya, Kent membayarkan uang pangkal sekolah Arista di SMA Muhammadiyah 11 sebesar Rp17 juta. Tak hanya itu, ia juga akan membayar biaya pendidikan Arista hingga selesai SMA.
Meski begitu, Kepala SMA Muhammadiyah 11 Rosita Sari menjelaskan, pihak yayasan akan mengambil alih seluruh biaya sekolah Arista hingga lulus SMA. Awalnya, pihak sekolah hendak mengembalikan uang pangkal sebesar Rp17 juta tersebut kepada Kent. Namun, ia menolak dan menganjurkan pihak sekolah untuk memberikannya kepada Arista.
Alhasil, uang tersebut akan dipergunakan Arista untuk keperluan sekolah dan menyalurkan hobinya yakni melukis. "Ternyata uang itu sangat bermanfaat untuk Arista, dia bisa membeli peralatan lengkap alat melukis. Saya berharap Arista terus belajar yang giat agar tercapai cita-cita. Karena sosok Arista adalah generasi penerus bangsa ke depan," tutur Kent.
Sementara itu, Arista mengaku sangat senang dengan kunjungan Kent ke rumahnya. Sebab sejak menyelesaikan administrasi di SMA Muhammadiyah 11 ia tidak sempat berbicara dua mata dengan anggota Komisi D itu.
"Sangat senang dikunjungi Kak Kent. Terima kasih atas bantuannya yang sudah diberikan, semuanya sangat bermanfaat untuk saya," kata Arista. (Baca juga: Kecewa Gagal Masuk SMA Negeri, Arista Buat Lukisan Bertema PPDB )
Diketahui, Arista sudah mendaftar melalui beberapa jalur PPDB, mulai dari jalur prestasi non-akademik, afirmasi untuk pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP), zonasi, hingga prestasi akademik. Namun Arista selalu gagal meraih kursi sekolah negeri melalui jalur-jalur PPDB tersebut.
Saat mengikuti jalur prestasi non-akademik, Arista pun gagal karena prestasinya diraih saat ia duduk di bangku sekolah dasar (SD). Padahal Arista banyak meraih prestasi di bidang seni lukis. Total ada 700 piala yang telah diraihnya selama mengikuti lomba seni lukis. Penghargaan yang pernah Arista raih antara lain juara III lomba cipta seni pelajar tingkat nasional dan juara I festival lomba Kementerian Perhubungan.
Sementara itu, pada jalur afirmasi, Arista tak lolos lantaran faktor usia. Banyak calon siswa yang diterima berusia lebih tua dibanding Arista. Siwi kemudian mendaftarkan Arista melalui jalur zonasi. Namun, lagi-lagi Arista gagal karena faktor usia.
Arista pun terus berusaha agar dapat bersekolah di negeri, ia pun mendaftarkan diri melalui jalur prestasi akademik. Akan tetapi, upayanya juga gagal karena faktor usia.
Lihat Juga: Ima Mahdiah Terpilih Jadi Wakil Ketua DPRD Jakarta Periode 2024-2029, Begini Komentar Ahok
(thm)
tulis komentar anda