Asal Usul Pasar Rebo Buka Hanya Hari Rabu pada Masa Penjajahan Belanda
Minggu, 22 Januari 2023 - 08:20 WIB
JAKARTA - Pasar Rebo merupakan kecamatan di Jakarta Timur dan mencakup 5 kelurahan, yaitu Kelurahan Cijantung, Kelurahan Kalisari, Kelurahan Pekayon, Kelurahan Gedong, dan Kelurahan Kampung Baru.
Wilayah dengan luas 12,98 kilometer persegi ini berbatasan dengan Kecamatan Kramat Jati di sebelah utara, Kecamatan Ciracas di sebelah timur, Kecamatan Pasar Minggu di sebelah barat, dan Kecamatan Cimanggis di sebelah selatan.
Menurut Zaenuddin HM dalam bukunya yang berjudul “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe”, nama Pasar Rebo berasal dari hari di mana pasar di kawasan tersebut buka.
Pada masa kolonial Belanda, pasar hanya dibuka pada hari tertentu, salah satunya adalah hari Rabu, sehingga namanya Pasar Rabu. Namun, masyarakat Betawi melafalkan kata "Rabu" dengan "Rebo". Maka dari itu, pasar itu disebut pula dengan Pasar Rebo.
Kecamatan Pasar Rebo pada masa Hindia Belanda merupakan bagian wilayah Meester Cornelis Kawedanan Jatinegara, melingkupi Bekasi, Cikarang, Matraman, Tebet, Kramat Jati, Mampang, Pondok Gede, Pasar Rebo, Pancoran, dan Kebayoran hingga tahun 1949.
Selain Pasar Rebo yang dibuka hanya pada hari Rabu, terdapat pula pasar lainnya yang buka di hari tertentu. Misalnya pasar yang khusus buka pada hari Minggu, di Tanjung West (kini Tanjung Barat), yang kini dikenal dengan nama Pasar Minggu di Jakarta Selatan.
Selain terkenal dengan pasarnya, Pasar Rebo juga terkenal dengan fly over Pasar Rebo yang dahulu sering dijadikan tempat untuk tawuran remaja. Bukan hanya itu, fly over Pasar Rebo dikenal sebagai jembatan cinta karena banyaknya orang berpacaran di sana.
Terdapat pula beberapa daerah yang dikenal sebagai kawasan “Pasar Rebo” karena lokasinya berdekatan dengan pasar, contohnya seperti Kelurahan Condet, Kelurahan Susukan, dan Kelurahan Makassar.
Wilayah dengan luas 12,98 kilometer persegi ini berbatasan dengan Kecamatan Kramat Jati di sebelah utara, Kecamatan Ciracas di sebelah timur, Kecamatan Pasar Minggu di sebelah barat, dan Kecamatan Cimanggis di sebelah selatan.
Menurut Zaenuddin HM dalam bukunya yang berjudul “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe”, nama Pasar Rebo berasal dari hari di mana pasar di kawasan tersebut buka.
Pada masa kolonial Belanda, pasar hanya dibuka pada hari tertentu, salah satunya adalah hari Rabu, sehingga namanya Pasar Rabu. Namun, masyarakat Betawi melafalkan kata "Rabu" dengan "Rebo". Maka dari itu, pasar itu disebut pula dengan Pasar Rebo.
Kecamatan Pasar Rebo pada masa Hindia Belanda merupakan bagian wilayah Meester Cornelis Kawedanan Jatinegara, melingkupi Bekasi, Cikarang, Matraman, Tebet, Kramat Jati, Mampang, Pondok Gede, Pasar Rebo, Pancoran, dan Kebayoran hingga tahun 1949.
Selain Pasar Rebo yang dibuka hanya pada hari Rabu, terdapat pula pasar lainnya yang buka di hari tertentu. Misalnya pasar yang khusus buka pada hari Minggu, di Tanjung West (kini Tanjung Barat), yang kini dikenal dengan nama Pasar Minggu di Jakarta Selatan.
Selain terkenal dengan pasarnya, Pasar Rebo juga terkenal dengan fly over Pasar Rebo yang dahulu sering dijadikan tempat untuk tawuran remaja. Bukan hanya itu, fly over Pasar Rebo dikenal sebagai jembatan cinta karena banyaknya orang berpacaran di sana.
Terdapat pula beberapa daerah yang dikenal sebagai kawasan “Pasar Rebo” karena lokasinya berdekatan dengan pasar, contohnya seperti Kelurahan Condet, Kelurahan Susukan, dan Kelurahan Makassar.
Lihat Juga :
tulis komentar anda