Pengamat Nilai Prostitusi Online Sulit Dikendalikan
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Media Sosial Nurudin menjelaskan prostitusi yang kembali muncul di media online atau dikhususkan pada media sosial seperti Facebook dan Twitter adalah bentuk dari perkembangan teknologi komunikasi yang maju ke depan.
Untuk itu, dapat dipastikan bahwa komunikasi yang terjadi di media sosial agak sulit dikendalikan karena semua orang bebas dalam mengungkapkan keinginan mereka.
"Media sosial berbeda dengan media mainstream, media sosial tidak ada aturan yang dikenakan sementara untuk media mainstream bisa diatur oleh pemerintah," ujar Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Nurudin kepada Sindonews, Jumat (17/4/2015).
Lanjut Nurudin, yang bisa mengontrol penggunaan media sosial sendiri baik positif maupun negatif adalah diri mereka sendiri.
"Jadi ini memang menjadi konsekuensi logis, dampak negatif maupun positif ya masing-masing orang harus bertanggung jawab. Kontrol diri sendiri seharusnya," tukasnya.
Nurudin mengatakan prostitusi online sudah mulai dikenal sekira tahun 90 hingga 2000-an. Dan menyasar paling banyak penggunaan pada Facebook dan Twitter.
Untuk itu, dapat dipastikan bahwa komunikasi yang terjadi di media sosial agak sulit dikendalikan karena semua orang bebas dalam mengungkapkan keinginan mereka.
"Media sosial berbeda dengan media mainstream, media sosial tidak ada aturan yang dikenakan sementara untuk media mainstream bisa diatur oleh pemerintah," ujar Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Nurudin kepada Sindonews, Jumat (17/4/2015).
Lanjut Nurudin, yang bisa mengontrol penggunaan media sosial sendiri baik positif maupun negatif adalah diri mereka sendiri.
"Jadi ini memang menjadi konsekuensi logis, dampak negatif maupun positif ya masing-masing orang harus bertanggung jawab. Kontrol diri sendiri seharusnya," tukasnya.
Nurudin mengatakan prostitusi online sudah mulai dikenal sekira tahun 90 hingga 2000-an. Dan menyasar paling banyak penggunaan pada Facebook dan Twitter.
(ysw)