Inikah Sebab Prostitusi Marak di Dunia Maya?
A
A
A
DEPOK - Praktik prostitusi sudah tidak hanya marak di dunia nyata. Saat ini praktik esek-esek bermunculan di dunia maya melalui media sosial.
Ibarat pisau bermata dua, tidak dipungkiri kemajuan teknologi membuka celah bagi pelaku prostitusi untuk menjajakan dirinya secara luas melalui internet, khusunya via media sosial.
Pengamat sosial budaya dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati mengatakan ada beberapa faktor yang melatarbelakangi munculnya praktik prostitusi melalui internet.
Melalui internet, kata dia, pelaku prostitusi bisa menyamarkan identitas agar bisa terhindar dari stigma sosial. Alasan lain, kata dia, pelaku tidak harus berhubungan dengan agen atau mucikari sehingga mendapatkan penghasilan besar.
Devie mengatakan, bisa juga para pelaku tertarik untuk beroperasi di dunia maya karena menganggap mudah menghindar dari jeratan hukum.
“Bisa lebih mudah lari karena sulit untuk dilakukan pelacakan karena sifat anonimitasnya. Ini yang menyebabkan internet menjadi jalan lain bagi mereka untuk mereguk untung dari bisnis 'bawah tanah',” tutur Devie, Selasa 14 April 2015.
Devie yakin kesulitan ekonomi tidak menjadi satu-satunya faktor penyebab pelaku prostitusi beraksi di dunia maya. Meskipun, lanjut dia, awalnya pelaku terjerumus ke dunia kelam akibat keterbatasan finansial.
“Karena internet memberikan kemudahan maka pelaku tidak hanya menjadi pelaku yang reguler, tetapi juga menjadi part timer. Ini hasil dari riset di berbagai negara,” ujarnya.
Ibarat pisau bermata dua, tidak dipungkiri kemajuan teknologi membuka celah bagi pelaku prostitusi untuk menjajakan dirinya secara luas melalui internet, khusunya via media sosial.
Pengamat sosial budaya dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati mengatakan ada beberapa faktor yang melatarbelakangi munculnya praktik prostitusi melalui internet.
Melalui internet, kata dia, pelaku prostitusi bisa menyamarkan identitas agar bisa terhindar dari stigma sosial. Alasan lain, kata dia, pelaku tidak harus berhubungan dengan agen atau mucikari sehingga mendapatkan penghasilan besar.
Devie mengatakan, bisa juga para pelaku tertarik untuk beroperasi di dunia maya karena menganggap mudah menghindar dari jeratan hukum.
“Bisa lebih mudah lari karena sulit untuk dilakukan pelacakan karena sifat anonimitasnya. Ini yang menyebabkan internet menjadi jalan lain bagi mereka untuk mereguk untung dari bisnis 'bawah tanah',” tutur Devie, Selasa 14 April 2015.
Devie yakin kesulitan ekonomi tidak menjadi satu-satunya faktor penyebab pelaku prostitusi beraksi di dunia maya. Meskipun, lanjut dia, awalnya pelaku terjerumus ke dunia kelam akibat keterbatasan finansial.
“Karena internet memberikan kemudahan maka pelaku tidak hanya menjadi pelaku yang reguler, tetapi juga menjadi part timer. Ini hasil dari riset di berbagai negara,” ujarnya.
(dam)