Ronda Malam untuk Antisipasi Begal Diapresiasi
A
A
A
JAKARTA - Inisiatif warga Pondok Aren, tangsel mengaktifkan kegiatan ronda mendapat apresiasi. Namun petugas keamanan diminta ikut terlibat untuk mengamankan warga dari aksi balas dendam begal motor.
Pengamat Sosial Budaya Budaya UI Devie Rahmawati mengapresiasi warga Pondok Aren yang berencana melakukan ronda malam. Dengan begitu, keresahan warga akan adanya pembalasan dendam dari kelompok begal yang tewas terbakar itu dapat diantisipasi.
"Adanya kasus pembakaran begal di Pondok Aren itu dapat memicu semua daerah untuk melakukan kegiatan pos kamling secara rutin, Ini juga bisa mencegah warga main hakim sendiri," ujarnya saat dihubungi Sindonews, Kamis (26/2/2015).
Menurutnya, ronda adalah salah satu kearifan lokal yang hampir pudar. Memang diperlukan keterlibatan masyarakat dan aparatur daerah serta keamanan untuk menghidupkannya kembali.
"Aparat kelurahan, kecamatan, atau polisi baiknya pun menyediakan jarkom (Jaringan Komunikasi) di pos kamling. Nantinya, masyarakat setempat dengan aparat dapat bersinergi dalam menjaga keamanan," terangnya.
Saat terjadi peristiwa tindak kejahatan, lanjutnya, masyarakat dapat saling berkomunikasi dengan aparat. Potensi pencegahan adanya tindak anarkis warga pada pelaku kejahatan pun dapat di cegah. "Ini pun salah satu cara dalam mengantisipasi kurangnya jumlah personel," tuturnya.
Dia pun mengimbau, agar semua masyarakat tidak lagi melakukan tindak anarkis. Masyarakat diharapkan selalu bersinergi dengan aparat untuk memberantas segala macam tindak kejahatan. Namun, bukan dengan cara main hakim sendiri.
Pengamat Sosial Budaya Budaya UI Devie Rahmawati mengapresiasi warga Pondok Aren yang berencana melakukan ronda malam. Dengan begitu, keresahan warga akan adanya pembalasan dendam dari kelompok begal yang tewas terbakar itu dapat diantisipasi.
"Adanya kasus pembakaran begal di Pondok Aren itu dapat memicu semua daerah untuk melakukan kegiatan pos kamling secara rutin, Ini juga bisa mencegah warga main hakim sendiri," ujarnya saat dihubungi Sindonews, Kamis (26/2/2015).
Menurutnya, ronda adalah salah satu kearifan lokal yang hampir pudar. Memang diperlukan keterlibatan masyarakat dan aparatur daerah serta keamanan untuk menghidupkannya kembali.
"Aparat kelurahan, kecamatan, atau polisi baiknya pun menyediakan jarkom (Jaringan Komunikasi) di pos kamling. Nantinya, masyarakat setempat dengan aparat dapat bersinergi dalam menjaga keamanan," terangnya.
Saat terjadi peristiwa tindak kejahatan, lanjutnya, masyarakat dapat saling berkomunikasi dengan aparat. Potensi pencegahan adanya tindak anarkis warga pada pelaku kejahatan pun dapat di cegah. "Ini pun salah satu cara dalam mengantisipasi kurangnya jumlah personel," tuturnya.
Dia pun mengimbau, agar semua masyarakat tidak lagi melakukan tindak anarkis. Masyarakat diharapkan selalu bersinergi dengan aparat untuk memberantas segala macam tindak kejahatan. Namun, bukan dengan cara main hakim sendiri.
(ysw)