Kemenkes Belum Temukan Kelalaian RS Siloam

Jum'at, 20 Februari 2015 - 22:49 WIB
Kemenkes Belum Temukan Kelalaian RS Siloam
Kemenkes Belum Temukan Kelalaian RS Siloam
A A A
TANGERANG - Kementerian Kesehatan melakukan investigasi kasus meninggalnya dua pasien Rumah Sakit Siloam Karawaci, Tangerang.

Salah satu pasien bernama Rilda Amanda, 33 yang meninggal pasca menjalani operasi caesar. Investigasi dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mengetahui penyebab meninggalnya kedua pasien.

"Sekarang ini secara garis besar dari SOP (standard operating procedure) yang ada, kita belum temukan kelalaian kepada kedua pasien," tutur Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementeruan Kesehatan (Kemenkes) Akmal Taher, Jumat (20/2/2015)

Dia mengatakan, penelusuran dilakukan mulai dari izin rumah sakit, dokter spesialis anestesi, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, serta dokter urologi.

Menurut dia, RS Siloam memiliki SOP untuk menangani setiap pasien.Termasuk SOP terhadap penyimpanan obat di RS Siloam.

"Sampai saat ini kita belum menemukan pelanggaran SOP. Misalnya untuk penyimpanan obat pada suhu tertentu kita sudah periksa ternyata betul. Pemberian dosis obat kepada pasien juga diketahui telah sesuai prosedur," tuturnya.

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menginstruksikan rumah sakit untuk menarik obat Buvanest Spinal.

Diduga dua pasien meninggal setelah mengkonsumsi Buvanest Spinal yang berisi
Asam Traneksamat, bukan bupivacaine yang merupakan obat bius.

Asam Traneksamat adalah obat untuk mengurangi pendaharaan. (Baca: Seluruh Obat Buvanest Spinal Ditarik dari Peredaran).

Namun, pihak RS Siloam menegaskan sudah melakukan tindakan operasi sesuai prosedur.

Sementara itu, perusahaan farmasi Kalbe Farma memberikan penjelasan terkait penarikan produk obatnya terkait kasus meninggalnya pasien RS Siloam.

"Perseroan melakukan hal ini sebagai prosedur pengendalian mutu dan tanggung jawab preventif agar konsumen terlindungi secara maksimal," tutur Corporate Secretary PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius dalam keterangan resminya.

Dalam laporannya tersebut Kalbe menyebut dua produk yang ditarik yakni seluruh Batch Buvanest Spinal 0,5% heavy 4 ml dan Asam Tranexamat Generik 500 mg/Amp 5 ml dengan nomor batch 629668 dan 630025.

"Bukan hanya obat anestesi Buvanest Spinal yang ditarik, melainkan juga produk injeksi Asam Tranexamat Generik," ujar Vidjongtius.

Kalbe juga menyampaikan pihaknya telah memulai penelaahan lebih lanjut yang hingga kini masih berlangsung, berkoordinasi dengan instansi pemerintahan terkait.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4646 seconds (0.1#10.140)