Kartu Elektronik Minim Peminat, Dishub DKI Panggil 6 Bank
A
A
A
JAKARTA - Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta akan memanggil enam bank yang menjadi mitra pengadaan kartu elektronik parkir meter di kawasan Sabang, Jakarta Pusat. Pemanggilan ini guna mengetahui penyebab minimnya masyarakat menggunakan uang elektronik tersebut.
Kepala UP Parkir Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Sunadi Sinaga mengaku sudah mengetahui banyak masyarakat yang enggan menggunakan kartu elektronik dan masih memilih menggunakan koin di area parkir meter. Karenanya, pihaknya berencana akan memanggil enam bank mitra untuk mengevaluasi hal tersebut.
"Rencana Senin 9 Februari ini kami akan panggil mereka untuk diminta pertanggunggung jawaban. Bagaimana pun juga sesuai perjanjian, tugas bank untuk sosialisasi kartu elektronik itu," ungkap Sinaga saat dihubungi Sindonews, Minggu 8 Februari kemarin.
Sinaga menegaskan, dari hasil rapat nantinya baru dapat ditentukan langkah selanjutnya untuk perkembangan alat parkir itu. Bahkan, lanjut Sinaga, tak menutup kemungkinan alat parkir meter di Jalan Sabang akan ditutup pembayaran koin.
"Artinya bila memang itu terjadi, itu merupakan langkah tegas kami. Demi memaksimalkan penggunaan uang elektronik. Tapi untuk hal itu, kita harus memikirkan baik, jangan sampai penutupan jalur koin nantinya malah mengganggu income," tutur Sinaga.
Sementara itu salah seorang warga, Julian (35) mengeluhkan dengan repotnya pembayaran kartu menggunakan uang elektronik. Selain itu harga awal kartu uang elektronik tersebut terlalu mahal, mengingat dirinya jarang menggunakan.
"Kenapa harus bayar pakai kartu, kalau koin masih bisa terima. Lagi pula saya jarang gunakan kartu elektronik untuk pembayaran," ujarnya.
Kepala UP Parkir Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Sunadi Sinaga mengaku sudah mengetahui banyak masyarakat yang enggan menggunakan kartu elektronik dan masih memilih menggunakan koin di area parkir meter. Karenanya, pihaknya berencana akan memanggil enam bank mitra untuk mengevaluasi hal tersebut.
"Rencana Senin 9 Februari ini kami akan panggil mereka untuk diminta pertanggunggung jawaban. Bagaimana pun juga sesuai perjanjian, tugas bank untuk sosialisasi kartu elektronik itu," ungkap Sinaga saat dihubungi Sindonews, Minggu 8 Februari kemarin.
Sinaga menegaskan, dari hasil rapat nantinya baru dapat ditentukan langkah selanjutnya untuk perkembangan alat parkir itu. Bahkan, lanjut Sinaga, tak menutup kemungkinan alat parkir meter di Jalan Sabang akan ditutup pembayaran koin.
"Artinya bila memang itu terjadi, itu merupakan langkah tegas kami. Demi memaksimalkan penggunaan uang elektronik. Tapi untuk hal itu, kita harus memikirkan baik, jangan sampai penutupan jalur koin nantinya malah mengganggu income," tutur Sinaga.
Sementara itu salah seorang warga, Julian (35) mengeluhkan dengan repotnya pembayaran kartu menggunakan uang elektronik. Selain itu harga awal kartu uang elektronik tersebut terlalu mahal, mengingat dirinya jarang menggunakan.
"Kenapa harus bayar pakai kartu, kalau koin masih bisa terima. Lagi pula saya jarang gunakan kartu elektronik untuk pembayaran," ujarnya.
(whb)