Angkot di Jakbar Belum Turunkan Tarif
A
A
A
JAKARTA - Imbauan Organda DKI soal penurunan tarif Rp500 tak dipatuhi angkutan umum. Buktinya sejumlah angkot di Jakarta Barat tetap memberlakukan tarif lama ke penumpang.
Wawan Setiawan (31) sopir angkutan Cadas - Kalideres mengaku tahu jika Organda telah menurunkan tarif. Kendati begitu Wawan menolak untuk mengikuti aturan organda.
"Kan belum ada surat resminya, kalo ada baru kami mau," ungkap Wawan saat ditemui di Terminal Kalideres, Selasa (20/1/2015).
Lanjutnya, ia mengaku bingung dengan adanya pernyataan Organda dan kebijakan pemerintah pusat dalam naik-turunnya Bahan Bakar Minyak (BBM). Karena imbas dari itu, pihaknya kerap mendapatkan opini negatif dari sejumlah penumpang.
"Dikirannya kita engga ngikutin ketetapan Organda. Padahal kan belum ada suratnya," tutur Iwan.
Hingga pagi tadi, bapak satu anak ini masih memberlakukan tarif lama sebesar Rp6.000 kepada penumpangnya dengan trayek Cadas, Tanggerang menuju Kalideres, begitu sebaliknya.
Senada, Nafi Agane (56) sopir Kopami Jaya 12 jurusan Senen - Kalideres ini mengaku belum memberlakukan penurunan tarif angkutan. Nafi beralasan belum turunnya setoran juga menjadi pertimbangan dirinya.
"Harga BBM naik setoran naik, tapi pas BBM turun, setoran engga turun. Masa kita harus turunin tarif, kan engga adil, makan apa keluarga saya di rumah," tuturnya.
Nafi beralasan, saat solar berada di harga Rp5.500 per liter pada Oktober 2014, setoran dirinya masih Rp350.000. Tapi ketika harga solar naik Rp7.500 per liter November 2014, setorannya pun ikut naik menjadi Rp470.000.
Sedangkan, ketika harga solar turun di awal tahun mulai dari Rp7.250 hingga Rp6.400 saat ini (per 19 Januari), setoran dirinya kepada pemilik kendaraan belum berubah.
Wawan Setiawan (31) sopir angkutan Cadas - Kalideres mengaku tahu jika Organda telah menurunkan tarif. Kendati begitu Wawan menolak untuk mengikuti aturan organda.
"Kan belum ada surat resminya, kalo ada baru kami mau," ungkap Wawan saat ditemui di Terminal Kalideres, Selasa (20/1/2015).
Lanjutnya, ia mengaku bingung dengan adanya pernyataan Organda dan kebijakan pemerintah pusat dalam naik-turunnya Bahan Bakar Minyak (BBM). Karena imbas dari itu, pihaknya kerap mendapatkan opini negatif dari sejumlah penumpang.
"Dikirannya kita engga ngikutin ketetapan Organda. Padahal kan belum ada suratnya," tutur Iwan.
Hingga pagi tadi, bapak satu anak ini masih memberlakukan tarif lama sebesar Rp6.000 kepada penumpangnya dengan trayek Cadas, Tanggerang menuju Kalideres, begitu sebaliknya.
Senada, Nafi Agane (56) sopir Kopami Jaya 12 jurusan Senen - Kalideres ini mengaku belum memberlakukan penurunan tarif angkutan. Nafi beralasan belum turunnya setoran juga menjadi pertimbangan dirinya.
"Harga BBM naik setoran naik, tapi pas BBM turun, setoran engga turun. Masa kita harus turunin tarif, kan engga adil, makan apa keluarga saya di rumah," tuturnya.
Nafi beralasan, saat solar berada di harga Rp5.500 per liter pada Oktober 2014, setoran dirinya masih Rp350.000. Tapi ketika harga solar naik Rp7.500 per liter November 2014, setorannya pun ikut naik menjadi Rp470.000.
Sedangkan, ketika harga solar turun di awal tahun mulai dari Rp7.250 hingga Rp6.400 saat ini (per 19 Januari), setoran dirinya kepada pemilik kendaraan belum berubah.
(ysw)