Depok Gagal Keruk Dua Situ Tahun Ini
A
A
A
JAKARTA - Dua dari tiga situ di Depok gagal dikeruk tahun ini. Pasalnya, proses lelang baru dilakukan akhir tahun ini sehingga tahun depan babru bisa dikerjakan.
"Yang dua situ itu gagal lelang, karena itu kita luncurkan tahun depan," kata Kepala Bidang Sumber Daya Air Bimasda Herry R Gumelar di Depok, Minggu 9 November 2014.
Sebut saja tiga situ yang rencananya akan dikeruk Situ Pladen, Tipar, dan Pengarengan. Kata dia, Situ Pengarengan sendiri sudah beberapa kali dikeruk tapi ecek gondok yang tumbuh di situ tetap banyak.
Kedepannya, mereka berencana melakukan pengerukan situ-situ yang ada di Depok setiap dua kali setahun. "Kalau dua kali kurang, kita usahakan tiga kali setahun," katanya.
Untuk pengerukan itu, pemerintah harus memiliki alat sendiri. Saat ini, pemerintah baru membeli satu alat amfibi yang bisa langsung turun ke situ. Untuk mengeruk 20 situ, kata Herry diperlukan penambahan alat karena satu alat saja tidak akan bisa membantu melakukan pengerukan.
"Ada rencana beli alat berat Spider supaya bisa juga masuk ke kali yang kecil," ujar Herry.
Selain melakukan pengerukan di setu, Dinas Bimasda juga terus memantau titik-titik rawan banjir di Depok. Hingga saat ini, ada 55 titik rawan banjir di Depok. Salah satu titik yang paling rentan adalah Kali Laya yang sudah dua kali jebol dalam dua tahun terakhir.
"Yang dua situ itu gagal lelang, karena itu kita luncurkan tahun depan," kata Kepala Bidang Sumber Daya Air Bimasda Herry R Gumelar di Depok, Minggu 9 November 2014.
Sebut saja tiga situ yang rencananya akan dikeruk Situ Pladen, Tipar, dan Pengarengan. Kata dia, Situ Pengarengan sendiri sudah beberapa kali dikeruk tapi ecek gondok yang tumbuh di situ tetap banyak.
Kedepannya, mereka berencana melakukan pengerukan situ-situ yang ada di Depok setiap dua kali setahun. "Kalau dua kali kurang, kita usahakan tiga kali setahun," katanya.
Untuk pengerukan itu, pemerintah harus memiliki alat sendiri. Saat ini, pemerintah baru membeli satu alat amfibi yang bisa langsung turun ke situ. Untuk mengeruk 20 situ, kata Herry diperlukan penambahan alat karena satu alat saja tidak akan bisa membantu melakukan pengerukan.
"Ada rencana beli alat berat Spider supaya bisa juga masuk ke kali yang kecil," ujar Herry.
Selain melakukan pengerukan di setu, Dinas Bimasda juga terus memantau titik-titik rawan banjir di Depok. Hingga saat ini, ada 55 titik rawan banjir di Depok. Salah satu titik yang paling rentan adalah Kali Laya yang sudah dua kali jebol dalam dua tahun terakhir.
(mhd)