Nenek Rauf Sengaja Tonjolkan Tokoh Budi
A
A
A
JAKARTA - Bukan kebetulan jika penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia era 1980-an, Siti Rahmani Rauf (95) atau Nenek Rauf menggunakan tokoh Budi dalam bukunya.
"Mami dan saya sengaja memakai kata Budi dan Ani agar mudah dibaca oleh anak-anak," terang Karmeni Rauf anak ketiga Nenek Rauf yang membantu penyusunan buku pelajaran tersebut.
Dengan keahlian Nenek Rauf, dia menambah gambar tokoh Budi beserta keluarganya sesuai dengan tema yang diangkat disetiap halamannya.
"Gambar yang menunjukkan siapa itu Budi dan karakter lainnya membuat anak tidak hanya bisa membaca tapi juga mengenal karakter seseorang," jelas Kamerni yang sudah mengabdi di dunia pendidikan sekitar 30 tahun.
Kamerni menambahkan, metode peraga atau buku yang disusunnya bersama dengan sang Ibu merupakan alat peraga yang baik dan mudah membantu anak bisa membaca.
"Saya berharap bisa dimunculkan kembali buku tersebut. Guru-guru mengaku tertolong dalam mengajar anak didiknya dengan buku tersebut," tutupnya.
Sayangnya, pada bulan Juni 2014 lalu, Menteri Pendidikan, M Nuh menghapus 'Budi' dari buku pelajaran SD. Kini tokoh buku baca diganti menjadi beberapa orang yang berasal dari berbagai suku bangsa.
"Mami dan saya sengaja memakai kata Budi dan Ani agar mudah dibaca oleh anak-anak," terang Karmeni Rauf anak ketiga Nenek Rauf yang membantu penyusunan buku pelajaran tersebut.
Dengan keahlian Nenek Rauf, dia menambah gambar tokoh Budi beserta keluarganya sesuai dengan tema yang diangkat disetiap halamannya.
"Gambar yang menunjukkan siapa itu Budi dan karakter lainnya membuat anak tidak hanya bisa membaca tapi juga mengenal karakter seseorang," jelas Kamerni yang sudah mengabdi di dunia pendidikan sekitar 30 tahun.
Kamerni menambahkan, metode peraga atau buku yang disusunnya bersama dengan sang Ibu merupakan alat peraga yang baik dan mudah membantu anak bisa membaca.
"Saya berharap bisa dimunculkan kembali buku tersebut. Guru-guru mengaku tertolong dalam mengajar anak didiknya dengan buku tersebut," tutupnya.
Sayangnya, pada bulan Juni 2014 lalu, Menteri Pendidikan, M Nuh menghapus 'Budi' dari buku pelajaran SD. Kini tokoh buku baca diganti menjadi beberapa orang yang berasal dari berbagai suku bangsa.
(ysw)