DKI Percepat Pembangunan Waduk di Bogor
A
A
A
JAKARTA - Pemprov DKI mulai serius untuk membangun waduk di kawasan Bogor untuk menahan laju air dari kawasan Puncak.
Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Agus Priyono mengungkapkan, proses pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi dimulai dari feasability study (FS) dan akan dilanjutkan detail engineering design (DED), perencanaan pengadaan lahan, sosialisasi kepada masyarakat setempat dan bersamaan dengan perubahan rencana tata ruang wilayah (RTRW).
"RTRW dan RDTR merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten Bogor dan Pemprov Jabar dan juga RDTR-nya," ungkap Agus di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (12/9/2014).
Rencana itu ditegaskan usai dilaksanakannya rapat penanganan banjir di daerah hulu yang berlangsung di Balai Kota DKI Jakarta.
Hadir dalam rapat tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) T Iskandar, dan Wakil Bupati Bogor Nurhayanti.
Lebih jauh Agus menyebutkan, semua itu tahapan itu diproses bersama. Bila tahapan ini tidak dikerjakan, maka untuk sosialisasi sulit dilaksanakan.
Direncanakan pembebasan lahan telah dapat dilakukan pada 2015. Kalau telah dibebaskan lahannya akan dibangun waduknya.
Kepala BBWSCC T Iskandar menambahkan, saat ini pihak BBSWCC sedang melakukan studi kelayakan Waduk Ciawi dan disertai pembuatan DED untuk Waduk Ciawi dan Sukamahi.
Dimana kedua lokasi penanggulangan banjir tersebut akan dibangun di Cipayung Bogor untuk Waduk Ciawi, dan Waduk Sukamahi di Kecamatan Megamendung.
Dalam pembangunan waduk ini membutuhkan waktu sekitar tiga tahun hingga 2018. Target itu akan dipercepat untuk melihat sejauh mana komponen pelaksanannya. Anggaran pembangunan dua waduk ini diperkirakan menelang Rp2 triliun di luar biaya pembebasan lahan.
"Pak wagub berkeinginan selesai di akhir 2017," sebut Iskandar.
Iskandar mengklaim, proses pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi mendapat dukungan dari pemerintah daerah yang terkait, Pemkab Bogor, Pemprov Jawa Barat dan Pemprov DKI. Waduk Ciawi memiliki lahan sekitar 92 hektare dan Sukamahi 28 hektare.
Keberadaan waduk ini dapat menahan laju air permukaan di daerah hulu yang mengalir ke Sungai Ciliwung. Hilir dari sungai ini terdapat di Jakarta. Dalam upaya pembebasan lahan kedua waduk itu Pemprov DKI Jakarta menganggarkan Rp1,2 triliun.
Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti Nirwono Joga menyambut baik upaya keseriusan dari pemerintah daerah Bogor, Jawa Barat dan DKI Jakarta dalam menanggulangi dampak banjir di daera Jakarta.
Keseriusan itu jangan hanya sampai kajian saja, tapi harus tuntas hingga akhir. Sampai pada akhirnya ketika dua waduk itu selesai, masyarakat di Jakarta benar-benar merasakan manfaatnya.
"Pokoknya jangan sampai terbengkalai saja pembangunan itu," sebut Nirwono Joga.
Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Agus Priyono mengungkapkan, proses pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi dimulai dari feasability study (FS) dan akan dilanjutkan detail engineering design (DED), perencanaan pengadaan lahan, sosialisasi kepada masyarakat setempat dan bersamaan dengan perubahan rencana tata ruang wilayah (RTRW).
"RTRW dan RDTR merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten Bogor dan Pemprov Jabar dan juga RDTR-nya," ungkap Agus di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (12/9/2014).
Rencana itu ditegaskan usai dilaksanakannya rapat penanganan banjir di daerah hulu yang berlangsung di Balai Kota DKI Jakarta.
Hadir dalam rapat tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) T Iskandar, dan Wakil Bupati Bogor Nurhayanti.
Lebih jauh Agus menyebutkan, semua itu tahapan itu diproses bersama. Bila tahapan ini tidak dikerjakan, maka untuk sosialisasi sulit dilaksanakan.
Direncanakan pembebasan lahan telah dapat dilakukan pada 2015. Kalau telah dibebaskan lahannya akan dibangun waduknya.
Kepala BBWSCC T Iskandar menambahkan, saat ini pihak BBSWCC sedang melakukan studi kelayakan Waduk Ciawi dan disertai pembuatan DED untuk Waduk Ciawi dan Sukamahi.
Dimana kedua lokasi penanggulangan banjir tersebut akan dibangun di Cipayung Bogor untuk Waduk Ciawi, dan Waduk Sukamahi di Kecamatan Megamendung.
Dalam pembangunan waduk ini membutuhkan waktu sekitar tiga tahun hingga 2018. Target itu akan dipercepat untuk melihat sejauh mana komponen pelaksanannya. Anggaran pembangunan dua waduk ini diperkirakan menelang Rp2 triliun di luar biaya pembebasan lahan.
"Pak wagub berkeinginan selesai di akhir 2017," sebut Iskandar.
Iskandar mengklaim, proses pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi mendapat dukungan dari pemerintah daerah yang terkait, Pemkab Bogor, Pemprov Jawa Barat dan Pemprov DKI. Waduk Ciawi memiliki lahan sekitar 92 hektare dan Sukamahi 28 hektare.
Keberadaan waduk ini dapat menahan laju air permukaan di daerah hulu yang mengalir ke Sungai Ciliwung. Hilir dari sungai ini terdapat di Jakarta. Dalam upaya pembebasan lahan kedua waduk itu Pemprov DKI Jakarta menganggarkan Rp1,2 triliun.
Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti Nirwono Joga menyambut baik upaya keseriusan dari pemerintah daerah Bogor, Jawa Barat dan DKI Jakarta dalam menanggulangi dampak banjir di daera Jakarta.
Keseriusan itu jangan hanya sampai kajian saja, tapi harus tuntas hingga akhir. Sampai pada akhirnya ketika dua waduk itu selesai, masyarakat di Jakarta benar-benar merasakan manfaatnya.
"Pokoknya jangan sampai terbengkalai saja pembangunan itu," sebut Nirwono Joga.
(whb)