Evaluasi Kurikulum 2013 Butuh Kreativitas Guru
A
A
A
DEPOK - Kurikulum 2013 yang diterapkan pemerintah dinilai carut-marut. Dari mulai kesiapan sarana dan prasarana pendidikan, hingga kesiapan SDM guru saat mengajar.
Namun, Kurikulum 2013 diyakini mampu memberikan pendidikan berkarakter dan budi pekerti kepada siswa.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Depok Hery Pansila mengklaim, Depok siap mengimplementasikan Kurikulum 2013, seiring program Depok Cyber City. Apalagi dalam menghadapi Asean Economic Community (AEC).
"Walaupun mungkin dari pusat belum sepenuhnya 100 persen, sebenarnya cikal bakalnya Depok sudah mulai dua-tiga tahun lalu. Siapkan diri, bukan hanya itu, AEC 2015 harus kita sambut dimana kompetensi yang akan diprioritaskan," katanya di Balai Kota Depok, Kamis (4/9/2014).
Terlepas dari kurikulum yang baru atau tidak, lanjut Herry, para guru dan siswa wajib memiliki keterampilan, tak hanya dibekali pengetahuan, tetapi juga sikap serta karakter. Pemkot Depok, lanjutnya, juga menyiapkan bekal pendampingan Kurikulum 2013 bagi siswa SMA sederajat berupa keterampilan atau skill.
"Anak SMA atau SMK mungkin ada yang tak lanjutkan ke kuliah. Kami siapkan bekal, skill, gulirkan dana di anggaran perubahan, lifeskill khusus dengan mendapatkan sertifikat," paparnya.
Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, dia menilai, sebenarnya dibutuhkan seorang guru yang punya inovasi. Guru dipaksa untuk kreatif mengikuti tuntutan perkembangan zaman.
"Tuntutan zaman mau tidak mau, kita pacu dengan akselerasi, pelatihan, guru-guru inti dengan transfer of knowledge, guru-guru ikut sosialisasi. Kalau hanya menunggu undangan dari pusat susah juga, kita harus ketuk tular, satu guru kreatif ajarkan ke lima guru," kata dia.
Namun, Herry mengakui, dalam hal pengadaan buku, sejauh ini guru masih banyak yang hanya memperoleh bentuk soft copy lantaran ada keterlambatan distribusi khususnya tingkat Sekolah Dasar (SD). Ia meminta para guru, siswa dan orang tua untuk bersabar.
"Belum dapatkan hard copy sabar. Justru semestinya soft copy lebih ringan, dimana guru-guru di Depok ada 3.600 yang miliki sertifikasi dan rata-rata memiliki notebook, laptop. HP yang memudahkan. Sebagian siswa di Depok memang masih kurikulum lama KTSP, SMP kelas 3 dan SMA kelas 12," tandasnya.
Namun, Kurikulum 2013 diyakini mampu memberikan pendidikan berkarakter dan budi pekerti kepada siswa.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Depok Hery Pansila mengklaim, Depok siap mengimplementasikan Kurikulum 2013, seiring program Depok Cyber City. Apalagi dalam menghadapi Asean Economic Community (AEC).
"Walaupun mungkin dari pusat belum sepenuhnya 100 persen, sebenarnya cikal bakalnya Depok sudah mulai dua-tiga tahun lalu. Siapkan diri, bukan hanya itu, AEC 2015 harus kita sambut dimana kompetensi yang akan diprioritaskan," katanya di Balai Kota Depok, Kamis (4/9/2014).
Terlepas dari kurikulum yang baru atau tidak, lanjut Herry, para guru dan siswa wajib memiliki keterampilan, tak hanya dibekali pengetahuan, tetapi juga sikap serta karakter. Pemkot Depok, lanjutnya, juga menyiapkan bekal pendampingan Kurikulum 2013 bagi siswa SMA sederajat berupa keterampilan atau skill.
"Anak SMA atau SMK mungkin ada yang tak lanjutkan ke kuliah. Kami siapkan bekal, skill, gulirkan dana di anggaran perubahan, lifeskill khusus dengan mendapatkan sertifikat," paparnya.
Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, dia menilai, sebenarnya dibutuhkan seorang guru yang punya inovasi. Guru dipaksa untuk kreatif mengikuti tuntutan perkembangan zaman.
"Tuntutan zaman mau tidak mau, kita pacu dengan akselerasi, pelatihan, guru-guru inti dengan transfer of knowledge, guru-guru ikut sosialisasi. Kalau hanya menunggu undangan dari pusat susah juga, kita harus ketuk tular, satu guru kreatif ajarkan ke lima guru," kata dia.
Namun, Herry mengakui, dalam hal pengadaan buku, sejauh ini guru masih banyak yang hanya memperoleh bentuk soft copy lantaran ada keterlambatan distribusi khususnya tingkat Sekolah Dasar (SD). Ia meminta para guru, siswa dan orang tua untuk bersabar.
"Belum dapatkan hard copy sabar. Justru semestinya soft copy lebih ringan, dimana guru-guru di Depok ada 3.600 yang miliki sertifikasi dan rata-rata memiliki notebook, laptop. HP yang memudahkan. Sebagian siswa di Depok memang masih kurikulum lama KTSP, SMP kelas 3 dan SMA kelas 12," tandasnya.
(mhd)