Pemulung Serbu Bongkaran Bangunan di Jalan Fatmawati
A
A
A
JAKARTA - Puing-puing sisa bongkaran di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, menjadi incaran para pemulung yang bisa dijual. Lahan bongkaran itu akan digunakan proyek Mass Rapit Transit (MRT).
Berdasarkan pantauan SINDO, sedikitnya ada tiga titik tumpukan puing yang menjadi tujuan dari pada pemulung. Antara lain tumpukan puing bekas Apotek Retno, dan dua titik di seberang Pasar Blok A. Mereka membawa palu dan gergaji.
Puing-puing yang bentuknya masih tembok besar, mereka hancurkan menggunakan palu untuk diambil besi-besi penyangga yang berada di dalamnya. Untuk memudahkan, besi yang panjang digergaji secara manual.
"Iya tadi sudah izin dengan pemilik bangunan, dan diperbolehkan untuk mengambil sisa-sisa puing yang isinya ada besinya," kata Aziz, salah seorang pemulung yang sedang menggergaji besi pondasi bangunan di depan Pasar Blok A, Jakarta Selatan, Kamis (4/9/2014).
Aziz menuturkan, dia bersama empat orang teman lainnya memang biasa mengasi sisa-sisa puing rumah atau bangunan yang sudah tua maupun roboh. Agar cepat, kelompok ini membagi tugas pekerjaan untuk bisa mendapatkan barang-barang yang dapat menghasilkan uang.
"Biasanya kita ambil jenis besi-besi pondasi dinding, jadi bagi tugas ada yang menghancurkan batunya dan ada yang menggergaji besinya," ucap Aziz.
Dia mengatakan, kelompoknya hanya mengambil sisa-sisa barang yang bisa dijual. Antara lain besi, alumunium, tembaga, ataupun kardus dan koran.
"Lumayan kalau dari satu bangunan besar seperti ini bisa dapat besi sampai 10 kilogram. Syukur kalau ada tambahan barang tembaga, kardus, ataupun alumunium," tuturnya.
Harga besi per kilogram sekarang mencapai Rp2.900-4.000, tergantung kualitas besinya. Sementara untuk alumunium Rp13 ribu per kilogram.
"Yang mahal itu tembaga bisa dapat minimal Rp55 ribu per kilogramnya," ucap pria asal Banyumas yang tinggal di Cipete Selatan ini.
Sekadar diketahui, Rabu 3 September 2014, sebanyak 59 bangunan di Jalan Fatmawati Raya dibongkar aparat gabungan Pemprov DKI Jakarta. Pembongkaran ini merupakan langkah percepatan untuk pembangunan lintasan MRT.
Rencananya di sepanjang Jalan Fatmawati Raya-Jalan Panglima Polim akan ada empat stasiun MRT, di antaranya berada di dekat perempatan RS Fatmawati, perempatan Cipete Raya, depan Jalan Haji Nawi, dan dekat Pasar Blok A.
Berdasarkan pantauan SINDO, sedikitnya ada tiga titik tumpukan puing yang menjadi tujuan dari pada pemulung. Antara lain tumpukan puing bekas Apotek Retno, dan dua titik di seberang Pasar Blok A. Mereka membawa palu dan gergaji.
Puing-puing yang bentuknya masih tembok besar, mereka hancurkan menggunakan palu untuk diambil besi-besi penyangga yang berada di dalamnya. Untuk memudahkan, besi yang panjang digergaji secara manual.
"Iya tadi sudah izin dengan pemilik bangunan, dan diperbolehkan untuk mengambil sisa-sisa puing yang isinya ada besinya," kata Aziz, salah seorang pemulung yang sedang menggergaji besi pondasi bangunan di depan Pasar Blok A, Jakarta Selatan, Kamis (4/9/2014).
Aziz menuturkan, dia bersama empat orang teman lainnya memang biasa mengasi sisa-sisa puing rumah atau bangunan yang sudah tua maupun roboh. Agar cepat, kelompok ini membagi tugas pekerjaan untuk bisa mendapatkan barang-barang yang dapat menghasilkan uang.
"Biasanya kita ambil jenis besi-besi pondasi dinding, jadi bagi tugas ada yang menghancurkan batunya dan ada yang menggergaji besinya," ucap Aziz.
Dia mengatakan, kelompoknya hanya mengambil sisa-sisa barang yang bisa dijual. Antara lain besi, alumunium, tembaga, ataupun kardus dan koran.
"Lumayan kalau dari satu bangunan besar seperti ini bisa dapat besi sampai 10 kilogram. Syukur kalau ada tambahan barang tembaga, kardus, ataupun alumunium," tuturnya.
Harga besi per kilogram sekarang mencapai Rp2.900-4.000, tergantung kualitas besinya. Sementara untuk alumunium Rp13 ribu per kilogram.
"Yang mahal itu tembaga bisa dapat minimal Rp55 ribu per kilogramnya," ucap pria asal Banyumas yang tinggal di Cipete Selatan ini.
Sekadar diketahui, Rabu 3 September 2014, sebanyak 59 bangunan di Jalan Fatmawati Raya dibongkar aparat gabungan Pemprov DKI Jakarta. Pembongkaran ini merupakan langkah percepatan untuk pembangunan lintasan MRT.
Rencananya di sepanjang Jalan Fatmawati Raya-Jalan Panglima Polim akan ada empat stasiun MRT, di antaranya berada di dekat perempatan RS Fatmawati, perempatan Cipete Raya, depan Jalan Haji Nawi, dan dekat Pasar Blok A.
(mhd)