Penumpang Anggap Terminal Bayangan Lebih Efisien
A
A
A
JAKARTA - Keberadaan terminal bayangan sulit dihilangkan tak lepas dari kebutuhan penumpang yang membuat mereka lebih efisien.
Pengamat Transportasi Yayat Supriyatna mengatakan, adanya terminal bayangan lantaran keberadaan penumpang.
Selama ini, terminal yang ada tidak dibangun sesuai dengan fasilitas yang diinginkan masyarakat. Saat ini terminal dibangun hanya sesuai keinginan pihak terkait dan Dinas Perhubungan.
"Masyarakat itu kan maunya efisien. Tidak perlu menunggu lama, dekat dari jarak rumahnya dan mereka ingin cepat," ujarnya ketika dihubungi, Jumat (29/8/2014).
Saat ini, lanjut Yayat, yang terjadi di terminal, angkutan yang ada menggunakan sistem menunggu penumpang, bukan sistem waktu.
Jadi kalau penumpang belum penuh, ya angkutan tidak akan jalan. Sementara untuk menunggu penumpang, dibutuhkan waktu cukup lama.
Selain itu, adanya pungutan di setiap loket juga membuat angkutan enggan masuk ke terminal.
"Terminal bayangan dianggap titik temu efisien antara penumpang dan angkot," terangnya.
Jadi, lanjut Yayat, pemerintah harus mengevaluasi hal ini. Sebab, pemerintah rugi lantaran bus yang tidak masuk terminal tidak membayar retribusi.
Pengamat Transportasi Yayat Supriyatna mengatakan, adanya terminal bayangan lantaran keberadaan penumpang.
Selama ini, terminal yang ada tidak dibangun sesuai dengan fasilitas yang diinginkan masyarakat. Saat ini terminal dibangun hanya sesuai keinginan pihak terkait dan Dinas Perhubungan.
"Masyarakat itu kan maunya efisien. Tidak perlu menunggu lama, dekat dari jarak rumahnya dan mereka ingin cepat," ujarnya ketika dihubungi, Jumat (29/8/2014).
Saat ini, lanjut Yayat, yang terjadi di terminal, angkutan yang ada menggunakan sistem menunggu penumpang, bukan sistem waktu.
Jadi kalau penumpang belum penuh, ya angkutan tidak akan jalan. Sementara untuk menunggu penumpang, dibutuhkan waktu cukup lama.
Selain itu, adanya pungutan di setiap loket juga membuat angkutan enggan masuk ke terminal.
"Terminal bayangan dianggap titik temu efisien antara penumpang dan angkot," terangnya.
Jadi, lanjut Yayat, pemerintah harus mengevaluasi hal ini. Sebab, pemerintah rugi lantaran bus yang tidak masuk terminal tidak membayar retribusi.
(ysw)