Pelajar SMA se-Jakbar Adu Kefasihan Bahasa Inggris
A
A
A
JAKARTA - Ratusan pelajara SMA se-Jakarta barat ikuti adu fasif berbahasa Inggris dalam ajang National School Debating Championship (NSDC) Siswa SMA 2014. Acara itu digelar di Aula Yayasan Pendidikan Al Kamal, Kedoya Selatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Barat, Slamet Widodo mengatakan, ada sekitar 120 pelajar dari ratusan SMA negeri dan swasta menjadi peserta debat kali ini. Menurutnya, penguasaan bahasa asing seperti bahasa Inggris ini bukan sekadar pendalaman teori, tapi butuh praktik yang konkret, agar dapat digunakan dalam perbincangan sehari-hari.
"Debat ini bukan saja menguji kemampuan berdialog mereka, tapi juga menguji kemampuan berpidato, presentasi atau mengkritisi permasalahan yang sedang ramai dibicarakan," kata Slamet Widodo di lokasi, Jumat (15/8/2014).
Slamet menjelaskan, dalam kegiatan tersebut, masing-masing tim debat terdiri dari tiga speaker (pembicara) dan tiap sekolah mengirim 1-2 tim debat. Nantinya dari keseluruhan peserta, dalam seleksi wilayah Jakarta Barat, dewan juri akan mengambil 6 tim diskusi sebagai pemenang Juara I, II, III, Juara Harapan I, II, III dan 1 Siswa ditunjuk sebagai The Best Speaker.
Langkah mereka selanjutnya akan mewakili Jakarta Barat di tingkat Provinsi DKI Jakarta.
"Penguasaan bahasa Inggris ini jelas berdampak positif terhadap kualitas dan intelektualitas para pelajar. Bahasa Inggris saat ini sudah menjadi bahasa internasional. Kalau mereka tidak mengusai, tentu akan tertinggal dari negara-negara lain," kata dia.
Selain itu, kata Slamet, acara tersebut untuk memberikan ruang mengepresikan bahasa Inggris itu agar lebih fasih lagi.
"Ini juga Termasuk memberikan solusi dalam Bahasa Inggris. Di ajang lomba ini kami berikan sarana mereka untuk berekspresi, berbicara dengan bahasa inggris yang fasih," ujarnya.
Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Barat, Slamet Widodo mengatakan, ada sekitar 120 pelajar dari ratusan SMA negeri dan swasta menjadi peserta debat kali ini. Menurutnya, penguasaan bahasa asing seperti bahasa Inggris ini bukan sekadar pendalaman teori, tapi butuh praktik yang konkret, agar dapat digunakan dalam perbincangan sehari-hari.
"Debat ini bukan saja menguji kemampuan berdialog mereka, tapi juga menguji kemampuan berpidato, presentasi atau mengkritisi permasalahan yang sedang ramai dibicarakan," kata Slamet Widodo di lokasi, Jumat (15/8/2014).
Slamet menjelaskan, dalam kegiatan tersebut, masing-masing tim debat terdiri dari tiga speaker (pembicara) dan tiap sekolah mengirim 1-2 tim debat. Nantinya dari keseluruhan peserta, dalam seleksi wilayah Jakarta Barat, dewan juri akan mengambil 6 tim diskusi sebagai pemenang Juara I, II, III, Juara Harapan I, II, III dan 1 Siswa ditunjuk sebagai The Best Speaker.
Langkah mereka selanjutnya akan mewakili Jakarta Barat di tingkat Provinsi DKI Jakarta.
"Penguasaan bahasa Inggris ini jelas berdampak positif terhadap kualitas dan intelektualitas para pelajar. Bahasa Inggris saat ini sudah menjadi bahasa internasional. Kalau mereka tidak mengusai, tentu akan tertinggal dari negara-negara lain," kata dia.
Selain itu, kata Slamet, acara tersebut untuk memberikan ruang mengepresikan bahasa Inggris itu agar lebih fasih lagi.
"Ini juga Termasuk memberikan solusi dalam Bahasa Inggris. Di ajang lomba ini kami berikan sarana mereka untuk berekspresi, berbicara dengan bahasa inggris yang fasih," ujarnya.
(mhd)