Empat Faktor Penyebab Perceraian

Rabu, 13 Agustus 2014 - 09:30 WIB
Empat Faktor Penyebab Perceraian
Empat Faktor Penyebab Perceraian
A A A
JAKARTA - Angka perceraian di Indonesia cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, Indonesia menempati angka tertinggi se-Asia Pasifik soal permasalahan tersebut.

Pengamat sosial budaya Universitas Indonesia (UI) Devie Rachmawati mengatakan, ada empat faktor yang menyebabkan masyarakat Indonesia bercerai.

"Beberapa faktor penyebab terjadinya perceraian yaitu, faktor ekonomi, faktor psikologis untuk pasangan nikah dini, susahnya mencari tempat berkeluh kesah soal masalah pernikahan di kota besar dan terakhir artis mencontohkan kawin cerai," kata dia saat dihubungi Sindonews, Selasa 12 Agustus 2014.

Devie menjelaskan, untuk faktor ekonomi hampir setiap pasangan pernah mengalami masa krisis ekonomi dalam keluarga. Pekerjaan yang tak tetap penghasilan yang minim membuat kebutuhan keluarga tak bisa dipenuhi. "Akibatnya keharmonisan dalam pernikahan juga terguncang," kata dia.

Sedangkan bagi pasangan nikah dini, dosen Komunikasi Budaya Vokasi UI ini menilai, psikologis menjadi faktor yang signifikan sebagai penyebab perceraian. Umur yang belum ideal bagi kedua pasangan menyebabkan kondisi emosi tidak stabil dan berakhir dengan cekcok antara suami istri.

Kemudian, Devie menjelaskan, kurangnya tempat untuk berkeluh kesah dan orang yang sanggup memberikan nasihat terkait masalah pernikahan, juga membuat pasangan lebih memilih bercerai sebagai solusi utama dalam pernikahan.

Selain itu, kata dia, sadar atau tidak sadar perceraian yang terjadi pada publik pigur juga menjadi salah satu faktor pada masyarakat Indonesia untuk bercerai. Karena, mereka berpikir perceraian tidak melunturkan arti pernikahan.

Tetapi, kata Devie, perceraian akan berdampak pada perkembangan anak. Seharusnya sebagai orang tua harus memikirkan hasil buah cinta mereka, karena anak merupakan titipan Tuhan.

"Coba bayangkan betapa sedihnya anak korban perceraian, orang tua harus memikirkan kondisi emosi sang buah hati-(nya), jangan hanya memikirkan kepentingan pribadi," ujarnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4419 seconds (0.1#10.140)